3. Three of Us (ready PDF+karyakarsa)

8.7K 56 0
                                    

Alina menoleh saat merasakan kecupan dibahunya. Dilihat suaminya berdiri dibelakangnya sambil memeluknya. Ia menaruh kotak kue yang dipegangnya. Berbalik dan membalas pelukannya tidak kalah erat.

Hari ini Garry libur dan semalam pria itu pulang telat namun membawakan kue bolu karamel favoritnya. Ia baru sempat membukanya sekarang karena semalam sudah tertidur.

Melihat suaminya yang tampak santai sepertinya tidak ada yang pria itu kerjakan. Biasanya kalau libur sampai pukul dua dia akan berada diruang meeting untuk menyelesaikan pekerjaannya namun tidak hari ini.




" Mau Alina masakin apa Mas? " Tanyanya karena sudah mau jam sebelas dan Alina belum menyiapkan apapun untuk makan siang mereka.

" Delivery aja. Bawa kedepan kuenya, Samudra ada ruang tv " Ucapnya. Samudra? Rupanya Dokter itu sudah pulang dari rumah orangtuanya.

Alina mengangguk dan membawa kuenya tidak lupa teh hangat untuknya. Suaminya juga mengambil minuman kaleng dari kulkas untuk Samudra.

" Kapan datangnya Mas? " Tanya Alina pada Samudra yang duduk sambil memainkan ponselnya. Pria itu menoleh sambil tersenyum matanya menatap lekat Alina yang tampak begitu segar hari ini.

" Udah sepuluh menitan, habisnya kamu sibuk didapur dari tadi " Alina akui iya karena ia sangat ingin memakan apa yang dibawa oleh suaminya.

" Semalem gue sedot kok asinya ngga keluar ya Sam? " Tanya Garry sebenarnya ia sudah membicarakan ini ditelfon itulah sebabnya Samudra datang karena Garry memintanya untuk cepat.

" Mau induksi ulang aja Gar? " Tanyanya sambil mengedipkan matanya. Alina yang duduk dipinggir sofa menatap keduanya bergantian. Ia terlihat agak takut mengingat yang terakhir terasa sangat ngilu walaupun ujungnya ia keenakan.

" Tapi puting Alina sakit kalau disuntik lagi " Ucapnya. Samudra tersenyum penuh arti, sedangkan suaminya mengeluarkan smirknya. Ia ingin menikmati tubuh istrinya bersama Samudra hari ini. Sedikit permainan kecil akan membuatnya semakin terbuai.




" Nanti Mas bantu rangsang ya sayang " Alina mengangguk atas ucapan suaminya. Ia sendiri terlihat tidak sabaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Dokter tampan itu.

Ia duduk berpindah ke kursi bar dan membiarkan Garry membuka tanktop rajutnya. Rambutnya dibiarkan digerai ke belakang agar tidak menutupi payudaranya. Begitu melihat payudara itu memantul saat branya dilepas, keduanya saling pandang dan menatap Alina lapar.

Ia seperti tengah diperebutkan oleh singa dan macan. Vaginanya berkedut membayangkan keduanya menyusu padanya dengan rakus.

" Tahan ya sayang "

" Mas, Alina takut " Seakan mengerti Garry mendekatinya dan mencium bibirnya. Samudra memang sudah menyiapkan segala hal yang diperlukan termasuk suntikan.






Alina merasakan ciuman suaminya bertambah panas. Jarum yang menempel diputingnya pun tidak terasa ditambah Samudra juga ikut bantu meremas payudaranya. Suntikan terlepas dan saat itu juga Garry melepaskan ciumannya.

Keduanya menatap Alina dengan penuh nafsu. Telanjang dan duduk dikursi seakan siap mereka santap. Samudra memakai dosis yang tinggi, tidak lama terlihat air susunya mulai mengalir dari ujung putingnya. Alina sangat seksi apalagi telanjang dengan air nya yang tumpah sampai membasahi vaginanya.

" Kenapa gatal Dokter? " Tanya Alina menatap keduanya polos.  Samudra hanya menambah dosis agar permainan semakin menyenangkan.

" Maaf ya, tadi Dokter kasih perangsang sedikit " Katanya santai. Garry tersenyum kemudian menggendong Alina kedalam kamar mereka, Samudra mengikuti dari belakang sambil memasukkan jarinya kedalam mulut Alina. Anggaplah itu penisnya, bahkan getarannya sampai pada tubuhnya.

Dokter Samudra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang