Tekanan

474 49 15
                                    

Happy reading💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading💛


...

Malam ini suasana di ruang makan agak berbeda dari biasanya karna 3 kursi lain yang biasanya kosong kini terisi, Atlanta duduk tepat di depan bundanya, tanpa ada sapan atau hal semacamnya yang ia dapatkan. Nathania Mahardika sang bunda, pemilik salah satu butik ternama,  kemudian jonathan frederick, papa sambung Atlanta, pemilik salah satu perusahaan besar dan Kenan Frederick saudara tirinya.

Berada di tengah-tengah keluarga ini tak membuatnya merasakan apa itu kehangatan keluarga, interaksi mereka terlalu kaku dan cukup dingin. Hanya kesunyian yang menemani makan malam keluarga mereka.

Setelah makan tak ada satupun yang beranjak pergi, sampai suara sang papa memecah keheningan di ruang tersebut.
"Bagaimana sekolahmu kenan"

"Cukup menyenangkan" Balas kenan

"Jangan terlalu sering membolas dan berbuat ulah di sekolah kenan, jangan sampai karena ulahmu papa dipanggil kesekolah"

"Sesekali membolos gak masalah kan pah" balas kenan

"Bagaimana dengan sekolahmu Atlanta"

"Masih berdiri kokoh, belum bergeser atau pun berpindah" balas Atlanta

Tuan jonathan menggeram mendengar jawaban dari anak tirinya "Saya serus Atlanta, tidak sedang bercanda ataupun bermain main"

"Seperti biasa baik-baik saja" balas atlanta

"Bagus, ingat saya mengeluarkan banyak uang untuk membiayai hidup dan sekolahmu, terus belajar, pertahankan semua prestasimu, jangan pernah membuat saya malu, jangan membuat uang yang saya keluarkan untukmu terbuang sia-sia"

Atlanta mengepalkan kedua tangannya di bawah meja, saat mendengar perkataan sang papa "ya pah"

"Jangan pernah sekalipun mendapatkan nilai merah Atlanta, jika itu terjadi kamu tahu akibatnya"

"Ya pa, Atlanta paham"

"Papa membawakan buku baru lagi untuk mu, ada di ruang keluarga jangan lupa untuk membacanya" Tegas sang papa

Atlanta mendengus lirih, "lagi? harus berapa banyak macam buku lagi yang kubaca" Batinnya

"Terima kasih pah, nanti ku baca, disela waktu luangku" balasnya diakhiri senyum tipis

"Atlanta hari ini jadwalmu latihan piano dengan bunda kan, mari segera ke ruang latihan"

"Ya bun" lirihnya

Atlanta beranjak dari kursinya "pah, ken aku duluan" pamitnya

"Setelah selesai latihan piano jangan lupa baca buku yang papa belikan tadi Atlanta" pringat sang papah

SPUTNIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang