caution: banyak narasiii (but sure it's worth to read hehe)
Anya
keluargaku bukan keluarga cemara, tetapi hancur juga tidak bisa menggambarkan kondisi keluarga kami. papa dan mama saling mencintai. mereka sangat mencintai satu sama lain dan itu adalah hal paling jelas yang terlihat di keluarga kami. namun cinta itu terlalu besar, setidaknya bagiku. aku tidak tahu apakah ada yang namanya 'cinta terlalu besar' di antara sebuah pasangan. tetapi cinta papa dan mama untuk satu sama lain terlalu besar hingga membayangi kehadiranku di antara mereka.
setiap anak lahir sebagai cinta pengisi di antara sepasang manusia. namun di antara papa dan mama sudah ada cinta yang cukup hingga kehadiranku hanya diperlakukan sebagai orang ketiga.
keperluanku memang selalu terpenuhi. tempat tinggal yang layak, makanan, baju dan sepatu terbaru, hingga kendaraan pribadi. semua terpenuhi dari lemari penuh pakaian warna pink yang disediakan oleh asisten rumah, hingga aku bisa menemukan warna kesukaanku sendiri ketika sudah tumbuh. aku punya semuanya, kecuali kasih sayang yang pantas dari orang tua.
selama sekolah, teman-teman selalu membawa kilau di mata mereka ketika berbicara tentang hidupuku yang katanya sempurna. aku menanggapi semua itu seadanya, menerima mereka semua sebagai teman. karena bagiku saat itu, mereka lebih baik dari pada tidak punya teman sama sekali, atau berteman dengan kumpulan gadis yang dirundung hingga harus duduk di meja paling pojok ketika makan siang.
kehidupan sosialku baik-baik saja. setidaknya aku menemukan tempat untuk melarikan diri dari udara penuh cinta di rumah yang semakin memabukkan setiap harinya.
suatu hari saat aku sudah kelas 11 di SMA, aku dipasangkan dengan seorang atlet basket di sekolah untuk mendapatkan tutor karena aku satu satunya orang dari seluruh angkatan yang tidak lulus ujian praktek olahraga. namanya Park Jeongwoo. untuk ukuran orang yang punya darah korea, dia tidak terlalu putih, tetapi punya kulit tan yang ketika mengkilat karena keringat saat olahraga dapat membawa gempa di gedung olahraga akibat teriakan penggemarnya.
aku mengenalnya. maksudku, siapa yang tidak? aku bahkan mengakui bahwa dia tampan sekali. tetapi wajah menyebalkan sok lucu itu bukan tipe orang yang akan aku pilih menjadi temanku.
hingga suatu sore di mana aku mau tidak mau harus berurusan dengannya. sore itu, saat langit sudah hampir gelap, aku baru siap dengan baju olahraga, memasuki gedung olahraga dan melawan arus anggota klub basket yang baru saja selesai latihan.
"Anya?" Jeongwoo mengalihkan pandangannya dari ring dengan tangannya yang masih tetap men-dribble bola basket ke tanah.
aku mengangguk dengan wajah datar, menatap alis yang terangkat sebelah itu.
Jeongwoo mengangguk-angguk. ia kembali menatap ring basket ketika ia berujar, "kalau di bahasa korea, Anya itu artinya 'tidak'."
sok lucu.
"aniya," koreksiku.
lelaki itu terkekeh, membuat tangannya gagal meraih bola basket yang memantul dari tanah. ketika ia berhasil mendapatkan bolanya kembali, ia mulai berjalan ke hadapanku. "lo tahu bahasa korea?"
aku mengendikkan bahu. "gue kadang nonton drakor." kini bola mataku berputar. "jadi kapan kita mulai latihannya?"
"well..." Jeongwoo memainkan rambutnya. rambut hitam itu bagian depannya sudah hampir menutupi matanya. entah mengapa ia tidak mengikatnya, membuatnya harus menyisir rambut itu ke belakang dengan jari-jarinya. "gue sekarang udah capek, sih. next time?"
aku menarik napas dalam-dalam, tidak ingin menunjukkan rasa kesalku. aku tidak ingin meninggalkan kesan buruk pada orang yang baru kukenal. maka aku memberi senyum tipis yang terpaksa dan bertanya, "lo bisa lagi kapan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Kisses | Park Jeongwoo
FanficTREASURE's Park Jeongwoo oneshoots, written in Bahasa Indonesia by briannavcahill [Open Request!]