Akhir kata pernah terlintas di benak bahwa, "Jika tanya harus ada jawaban, lantas apa perasaan juga harus terbalaskan?"
Ada duka yang tak pernah hilang, perasaan mendalam itu menyiksa angan. Barangkali aku ingin, harusnya terlupa tak ada sisa. Tapi naasnya tak semudah itu menghempas rasa. Selalu ada bisikan-bisikan kecil yang seolah mendukung iringan langkah kaki menuju jurang kesengsaraan.
Sekali lagi,
Masih ada harapan,
Omong kosong. Pikiran-pikiran yang bertentangan menggetarkan gelombang hati yang seperti ditarik ulur tiada henti. Harus kemana kah aku? Apa yang sebenarnya yang aku inginkan?
Rasanya berisik sekali, suara-suara tanpa wujud itu memutari otak yang kian hari semakin menjerit-jerit. Ketika membuka kelopak mata, aku seperti berada di antara gelombang hitam tiada ujungnya. Kebingungan dan ketakutan. Gelisah hati bersama perasa kian sesak yang teramat nyata.
Lantas aku ingin bertanya, "Aku harus bagaimana?"
Sebuah tanya itu selalu menggantung, tanpa jawaban. Tanpa tujuan, bagai arah tak berujung mencari jalan keluar. Kepada sang pemilik sesungguhnya.
Sebuah jawaban menuju tujuannya. Dan itu entah kapan sampainya.
07 Juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Poems Of Problem
Teen Fiction❝ She's not everyone's first choice, She's not everyone's favorite. People rarely notice her existence, But he has a world that is not as beautiful as other people. ❞ Ungkapan sang penyair...