Seminggu sudah setelah terakhir perpisahan di bandara waktu itu, kami masih saling berkabar, bahkan lebih intens lagi daripada biasanya.
"Kita jadi nonton konser kan?" Tanya ada penuh harap
"Jadi kok, nanti aku ke Surabaya" kataku
"Yeayyyy" kata ardha riang
Hidup terus berjalan, aku mulai beradaptasi dengan bidangku yang baru, dan tempat tinggal ku yang baru. Sedangkan ardha sedang mengupayakan untuk bisa jadi dosen, kebetulan katanya ada tawaran menjadi dosen di Kediri. Tapi persyaratan nya harus S3. Dia sedang bingung memikirkan bagaimana caranya melanjutkan S3 nya tapi sambil mengajar. Saat ku tanya kenapa gak jadi karyawan start up lagi? Katanya capek dan tidak ada masa depan, dan menjadi dosen merupakan keinginan dan cita-citanya dari kecil, dia ingin mengajar dan membagi-bagikan ilmu nya, kebetulan dia merasa percaya diri terhadap kemampuan mengajarnya. Ini salah satu yang aku suka dari dia, dia punya visi dan misi yang jelas untuk hidupnya, meskipun jalan nya berliku seperti apapun, dia tetap berusaha untuk mengupayakan nya sampai benar-benar tidak bisa terealisasi. Kadang hal itu dia terapkan di semua bidang kehidupan nya, termasuk di percintaan. Tapi percintaan sayangnya tak boleh senaif itu, kadang ada orang yang memang murni memanfaatkan kita atau sekedar penasaran, jadi memang harus selalu hati-hati jika perkara hati.
Selama beberapa terakhir ini, aku selalu kepikiran dengan tujuan awalku dengannya, tujuanku yang murni hanya ingin memberikan dan mengantarkan nya pada kebahagian. Tapi aku malah terbawa perasaan tentang perasaan masa lalu yang tak berani aku lakukan. Aku seperti mengambil kesempatan yang kebetulan tersedia tanpa memikirkan statusku, tapi sayangku padanya sudah terlalu besar, tak pernah aku temui wanita yang benar-benar bisa mengerti ku dan memahami aku, hal-hal ini terus mengganggu pikiranku akhir-akhir ini, di lain sisi aku ingin dia menemukan laki-laki yang pantas untuknya, tapi di lain sisi ada rasa tak rela di hatiku untuk melepaskannya di pelukan orang lain, entahlah, cinta deritanya memang tiada akhir.
Seminggu berlalu, waktuku untuk pulang dan menepati janjiku dengan ardha untuk menemani nya menonton konser, dan itu merupakan wishlist nya juga.
Hari konser pun tiba, kami menonton konser deliwafa vol 4, sejujurnya aku baru pertama ini mendengar tentang deliwafa, yang orientasi nya mengangkat band-band Jawa yang kurang terkenal dan memberi mereka panggung. Juga disertai dengan usaha UMKM yang ada di Surabaya, sungguh niat yang cukup mulia. Acara itu dihadiri oleh Denny caknan, guyonwaton, Jono Joni dan band-band lokal lainnya.
Selama acara ardha bernyanyi dengan riang, dia sangat senang mengetahui kalau vibes menonton konser bisa seseru ini, sepanjang konser dia bernyanyi, berteriak, memvideokan dan sing along. Aku tersenyum tipis melihatnya, wajah bahagia itu, aku bergumam dalam diriku, aku ingin aku yang menjadi alasan dia selalu bahagia, di setiap hari-harinya, selamanya.
Selesai konser matanya berkaca-kaca, menatapku dalam. Katanya andai saja dia bertemu denganku lebih awal, harusnya dia bisa merasakan kebahagiaan ini lebih awal, dan tak harus merasakan menderita bersama M, dia mengungkapkan bulan-bulan terakhir bersamaku, adalah bulan yang paling bahagia dalam hidupnya, dia merasa sangat dihargai dan merasa dispesialkan, perasaan yang tak pernah dia dapatkan sebelumnya. Sebelum bertemu denganku yang dia lakukan adalah berusaha sendiri, berjuang sendiri, yakin semua akan indah pada waktunya. Entah maksud apa Tuhan mengirimkan ku padanya, tapi dia sangat bersyukur, karena bisa dekat denganku, dan juga sedih, karena dia juga sadar, hal ini tak bisa dia lalui selamanya.
Aku yang mendengar itu terkesiap, ternyata dia merasakan apa yang aku rasakan juga, perasaan menyesal memang perasaan paling tidak enak, perasaan tentang melewatkan sesuatu yang berharga di belakang dan baru sadar kalau sesuatu itu sangat berharga di hari ini. Aku sedikit memaksanya untuk tidak bergantung padaku, realitanya memang tak bisa bersama, aku menyarankan nya untuk mencari laki-laki lain yang lebih pantas untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia yang seharusnya jadi milikku
RomanceMasa lalu yang harusnya menjadi masa depan