TUTUP KETEMU BOTOL

47 1 0
                                    

5 tahun berlalu, sejak terakhir percakapan ku dengan ardha di Instagram, kala itu aku memutuskan tidak bertemu dengannya. Bukan karena aku tidak mau memberikan daster yang dia minta, tapi karena perasaanku sendiri yang menghalangiku, perasaan minder yang terlalu kuat sampai-sampai bisa meyakinkan ku untuk mengurungkan niatku bertemu dengannya. Kalau dipikir lagi, ada rasa sesal tak bertemu dengannya dulu, siapa yang tidak mau bertemu wanita yang kita kagumi waktu zaman remaja? Yang bahkan sukarela mengajak kita bertemu, kemungkinan sejuta banding satu itu tak mungkin terulang dua kali, tapi rasa minder ku mengalahkanku, perasaan yang seakan berkata, "ah dia cuma main-main saja bilang begitu padamu" "dia bilang ingin bertemu denganmu hanya agar terlihat ramah saja, apa yang kamu harapkan?" "Emangnya kalo udah ketemu? Kamu mau ngapain? Gak usah terlalu berharap, kamu itu bukan kelasnya" kata-kata seperti itu terngiang di kepala, ditambah, tak ada pesan lanjutan darinya yang memvalidasi kata-kata untuk ajakan bertemu tersebut. Harusnya ardha mengingatkanku dengan memberi pesan seperti "halo salis, oleh-olehku jangan lupa ya, sampai ketemu di Madura" atau "haloo salis jadi pulang kapan? Oleh-olehku lho ya" atau pesan-pesan sejenisnya, seharusnya dia memberi sinyal-sinyal yang mengindikasikan dia benar-benar tertarik padaku, sinyalnya tak bisa ku baca. Tapi aku tak menyalahkannya, kodratnya wanita memang harus menunggu, laki-laki yang bergerak, agak aneh sih jika dia terlihat antusias hanya karena daster, pasti dia juga merasa sungkan, dan hanya menungguku kemudian. Tapi tak apa, hal yang lewat tak perlu disesali.

Kembali pada saat ini, setelah 5 tahun, banyak hal yang telah aku lalui, dekat dengan satu wanita kandas lalu beralih wanita lain, lalu kandas dan selanjutnya, dan selanjutnya. berliku jalan yang harus ditempuh olehku untuk merasakan sesuatu yang membuat hati benar-benar ingin berlabuh.

Malam itu, aku ingat sekali momen itu, malam itu aku sedang gelisah, aku sedang mengikuti tes untuk lanjut S2 beasiswa dari PLN, background pendidikan ku manajemen S1, dan beasiswa yang tersedia dan inline dengan S1 ku hanya S2 teknik industri Logistik, dan yang dibutuhkan oleh PLN juga, sebenernya manajemen dan logistik adalah 2 hal yang berbeda, maka dari itu yang membuatku gelisah, esok hari akan ada tes akademik yang isi tes nya tentang dasar-dasar dari ilmu logistik. Aku mencoba mengontak semua teman-teman SMA ku, tak ada dari mereka yang lulusan teknik industri, kebanyakan teknik sipil, perkapalan, kimia, biologi dan semacamnya, sampai di saat aku ingin menyerah ada seorang teman yang memberiku saran

"Setahuku sih kalo teknik industri, itu ardha lis" katanya agak ragu

"Nindya ardha?" Tanyaku memastikan

"Iyaa" kata temanku

"Okee deh aku coba kontak dia nanti" kataku "terimakasih ya bro" kataku sambil mengakhiri percakapan

Tersebut nama ardha, ingatanku kembali ke 5 tahun yang lalu, apalagi saat mengecek Instagram untuk memberinya pesan, percakapan kami masih ada disana, aku tersenyum kecut, mengingat ke tidak beranian ku pada saat itu, tapi tak ada perasaan sesal, semua sudah lampau, aku mencoba DM ardha

"Ardha" kataku memulai percakapan

"Iya lis?" Jawabnya

Aku mengutarakan apa yang ingin aku sampaikan, aku sedikit meminta pertolongannya, memberikan penjelasan singkat dan kilat tentang logistik, dan surprise nya dia merespons dengan baik, malah terlalu baik menurutku, aku menilai, dia mencoba membantuku semaksimal mungkin, dengan daya upaya yang bisa dia lakukan, aku sedikit tersentuh saat itu.

Besoknya tes dimulai, tapi tetap saja, tak terlalu merubah banyak hal, banyak yang aku tak mengerti dari soal-soal yang ada, saat aku mulai putus asa, pikiranku ingat tentang ardha, aku coba mengontak dia. Dan sekali lagi, dia membuatku kagum dengan kerelaan nya menolong orang lain yang bahkan tidak terlalu akrab dengan dia, posisinya sedang menyetir saat aku mengirimi nya pesan, tapi dia langsung berhenti, dan membantuku menjawab soal-soalku sampai selesai, soalku ada 50 soal, bayangkan !!! Orang yang setulus apa yang mau menyempatkan waktu sampai sebegitunya.

Dia yang seharusnya jadi milikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang