Andy - Cousin

4.8K 14 0
                                        

Andy saat ini lagi di kereta dalam perjalanan ke kota District9, kota di mana sepupu perempuannya, Gladys, merantau.

Andy datang ke situ bukan tanpa alasan. Dia akan mewakili keluarga besarnya untuk hadir di wisudanya Gladys yang akan dilaksanakan 2 hari lagi.

.

.

.

Sesampainya di kota District9, Andy dijemput Gladys pake motor.

"Nih, helmnya dipake", Gladys menyodorkan helm berwarna hitam ke Andy.

Andy menerima pemberian helm itu.

"Kak, setelah ini aku aja yang bawa motornya", ucap Andy.

"Kamu sudah bisa bawa motor? Ada surat izin mengemudi?"

Andy menatap Gladys dengan tatapan tidak percaya.

"Astaga, aku sudah 17 tahun pas 3 bulan lalu, kak. Semua surat izin sudah lengkap semua, aman", Andy mencoba meyakinkan Gladys.

Gladys hanya terkekeh. Waktu berlalu begitu cepat sampai dia tak sadar kalau sepupunya ini sudah mulai beranjak dewasa.

Gladys lalu menyerahkan kunci motornya ke Andy. Mereka pun berkeliling kota di siang hari yang terik itu untuk mencari makan siang sebelum akhirnya ke apartment Gladys untuk beristirahat.

.

.

.

Andy dan Gladys sedang memakan makan siang yang mereka beli dari salah satu restoran viral di kota itu. Mereka awalnya mau makan langsung di tempat, tapi saking panasnya tempat itu, mereka mengurungkan niat dan memilih untuk take out saja. Toh, yang penting mereka sudah nyoba beli di tempat viral itu. Maklum, apapun yang lagi viral, wajib dicoba kalau kata Gladys. Menyesal atau tidaknya itu urusan belakangan.

Gladys makan makanan dihadapannya dengan lahap. Enak juga, batinnya.

Kemudian, Gladys tiba-tiba salfok menatap tangan Andy hingga ke jari-jarinya yang sibuk mengambil makan dengan sendok dan garpu untuk disuapkan ke mulut Andy.

"Tangan kamu kok makin kekar sih? Kamu rajin workout?", tanya Gladys spontan.

"Iya kak. Andy nge-gym. Sudah jalan 6 bulan"

Entah Gladys yang memang gampang sange atau memang suasana di ruang makan yang semakin panas, Gladys malah membayangkan jari-jari kekar itu menyentuh setiap inci tubuhnya.

Merasa terus ditatap oleh Gladys, Andy tersenyum miring.

"Enak buat ngobelin kakak nih jari-jari aku", goda Andy.

Deg

"Hah? Apa?", Gladys memastikan pendengarannya.

Dia tau kalau umurnya dan Andy hanya beda 4 tahun, tapi dia masih tidak menyangka dengan kata-kata yang keluar dari mulut Andy. Baginya, Andy masih adik sepupunya yang manis, imut, dan polos.

"Enggak, gak jadi", Andy senyum semakin lebar sampai semua gigi depannya bisa terlihat.

Gladys pastinya tidak salah dengar. Dia harus menerima kalau adek sepupunya ini sudah bukan anak kecil lagi.

Gladys jadi tidak berani menatap mata Andy. Dia jadi salah tingkah.

Buru-buru Gladys merapikan piring dan alat makannya, walaupun sebenarnya makannya belum habis. Dia langsung bangkit berdiri dari tempat duduknya dan menuju wastafel untuk mencuci piring bekas makannya.

Setelah cuci piring, Gladys kembali menuju meja makan.

"Kakak mau mandi dulu ya, Andy. Kalo hpku ada yang nelfon, bilang aja kakak lagi mandi"

"Kok mandi siang-siang gini?", tanya Andy.

"Iya, sudah gatel"

Maksud Gladys adalah yang gatel itu bagian bawahnya. Dia mau cepat-cepat masturbasi di kamar mandinya.

.

.

.

Andy mengecek jam di dinding kamar Gladys. Sudah hampir 25 menit gadis itu di dalam kamar mandi, tapi belum juga keluar.

TOK

TOK

TOK

"Kak Gladys! Masih lama mandinya?", teriak Andy dari luar pintu kamar mandi.

Tidak ada jawaban yang didapatkan Andy.

Andy lalu mendekatkan kupingnya ke pintu kamar mandi. Yang bisa dia dengar hanyalah suara bidet spray yang tiada hentinya.

Merasakan ada yang janggal, tanpa babibu, Andy langsung membuka pintu kamar mandi itu yang ternyata memang tidak dikunci dari dalam.

Pas buka pintu kamar mandi, Andy langsung disuguhi pemandangan yang bikin badannya bergairah.

Gladys sedang duduk menghadap pintu kamar mandi, tubuhnya yang telanjang di dalam bathtub yang kosong dengan posisi kaki yang mengangkang lebar. Salah satu tangannya memegang bidet spray yang sedang mengalirkan air, yang Gladys arahkan langsung ke bagian bawahnya.

Sedangkan, kepala Gladys saat ini mendongak nikmat sambil menggigit bibir bawahnya karena menahan desahan.

Andy yang melihat pemandangan di depannya, melongo bukan main. Dia nge-freeze lumayan lama tanpa berkedip.

.

.

.

[full story >2200 words: trakteer (cek link di profile)]

Preview


Andy tanpa izin mencoba memasukkan satu jarinya langsung ke memek Gladys.

Mendapat hal yang tiba-tiba itu, tentu saja Gladys langsung menahan tangan Andy. Dia tidak menyangka kalau Andy akan bertindak sejauh ini.

Akan tetapi, stamina Gladys masih belum pulih seluruhnya, dia masih terlalu lemas untuk menahan perlakuan Andy. Alhasil, satu jari Andy amblas masuk ke dalam memek Gladys.

Andy hanya membenamkan satu jarinya itu tanpa berniat menggerakkannya.

"Mau dibiarin gini aja atau mau aku gerakin, kak?", tanya Andy sambil menatap mata Gladys yang nafsunya sebenarnya semakin menjadi.

Neon LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang