Mateo - Brother

2.6K 8 0
                                        

"Felicia, kamu beneran gak mau ikut mama sama papa arisan?", tanya mama sekali lagi.

"Enggak mau ma, Feli malas nanti ditanyain kuliah kapan selesainya. Feli gak suka"

"Yakin kamu? Habis arisan nanti papa sama mama mau lanjut jalan-jalan ke mall lho", kali ini papanya Felicia yang bertanya.

"Gak mau pa. Felicia mau di rumah aja sama kak Mateo"

"Yaudah. Tapi nanti kalo Mateo mau pergi-pergi keluar, kamu ikut aja ya. Jangan sendirian di rumah"

"Oke papa"

"Mama sama papa pergi dulu ya sayang", ujar mamanya Felicia sambil mencium keningnya Felicia.

"Abang, jagain rumah sama adek juga ya!", teriak mama Felicia supaya terdengar oleh Mateo yang sedang berada di dalam rumah.

"Kak Mateo nggak mungkin dengar ma, soalnya tadi lagi di kamar", ucap Felicia sambil terkekeh.

Papa dan mamanya Felicia hanya tersenyum, lalu langsung masuk ke dalam mobil dan mobil itu segera melaju keluar pekarangan rumah itu.

Felicia lalu menutup pagar rumah dan masuk ke dalam rumahnya.

Setelah mengunci pintu rumah bagian depan, Felicia tersenyum lebar mendapati kakak kandungnya, Mateo, sedang duduk di sofa ruang keluarga di depan tv dengan kondisi yang sudah telanjang bulat.

.

Perbedaan umur mereka hanya terpaut 2 tahun dan iya, mereka incest. Mereka berdua sudah mulai aktif melakukan kegiatan seksual sejak Felicia duduk di bangku smp kelas 2, sedangkan Mateo saat itu masih kelas 1 sma.

.

Felicia saat itu memposisikan tubuhnya ke bawah depan sofa, berlutut di antara kakinya Mateo. Ia mengambil penis Mateo dengan kedua tangannya. Felicia mulai mencium ujung kepala penis Mateo hingga ke pangkalnya, lalu dimainkannya dengan tangannya sambil matanya menatap Mateo.

Mateo yang ditatap seperti itu, langsung mengumpat dalam hatinya.

Shit, ekspresinya sange banget. Batin Mateo.

Penis Mateo dikocok-kocok dengan tempo yang beraturan. Akibat permainan Felicia, Mateo sampai tidak bisa menahan erangan-erangannya sendiri.

Mateo hanya bisa memejamkan matanya menahan nikmat, ketika tiba-tiba Felicia mulai memasukkan penisnya ke dalam mulut cantik itu.

"Ahhh anjing enak banget. Jangan kena gigi ya, dek"

Saking panjangnya penis Mateo, tidak semuanya bisa masuk ke mulutnya Felicia, sehingga bagian yang tidak terjamah Felicia urut pelan dengan jemarinya. 

Semakin lama, tempo permainan Felicia semakin cepat. Mateo juga dari tadi sudah menyisipkan jari-jarinya di rambut Felicia, supaya bisa membantu mendorong kepala Felicia bergerak lebih cepat lagi.

Cairan precum Mateo yang sudah bercampur dengan salivanya Felicia semakin mempermudah gerakannya Felicia.

"Ahhh anget. Mulut kamu enak mmmhhh ohhh sayang enak"

Mateo yang merasakan nikmatnya sudah diujung, mulai menggerakkan pinggulnya berlawanan dengan arah sepongnya Felicia. Mateo coba mentokkin beberapa kali sampai kadang Felicia seperti mau muntah.

Tak lama, akhirnya Mateo klimaks di dalam mulut Felicia. Penisnya nyemburin banyak peju di dalam sana. Belum lagi penis yang diposisikan mentok di mulut Felicia ngebuat Felicia mulai mengeluarkan air matanya.

"Ahh... ah- ahhh ah ah ah-", Mateo mendesah terputus-putus barengan dengan keluarnya pejunya dari penisnya ke mulut Felicia. Rasanya, pejunya gak berhenti-berhenti keluar dari penisnya. Badan Mateo bahkan mulai lemas. Enggak biasanya dia baru klimaks sekali, tapi langsung lemas seperti sekarang. 

Felicia yang sudah gak tahan pun mencoba melepas tangan Mateo dari kepalanya, lalu dia segera lari ke kamar mandi dan memuntahkan semua sperma dari dalam mulutnya.

Hueekk hueekk hueekk

Setelah membersihkan mulutnya, Felicia kembali ke tempat Mateo berada sambil memasang ekspresi kesal.

"Kalo lain kali kakak masih keluarin di mulut, aku bakal stop main sama kakak"

"Iya maaf sayang, habisnya kamu kalo habis period, cantiknya nambah berkali-kali lipat", puji Mateo sambil tersenyum manis.

Pujian dari kakaknya itu membuat kedua pipi Felicia menghangat. Walaupun begitu, Felicia masih berusaha menahan senyumannya, dia gengsi menunjukkan rasa senangnya itu.

Mateo mengulurkan kedua tangannya yang disambut oleh Felicia. Kemudian, Felicia duduk di pangkuan Mateo.

Bibir Mateo mulai menyusuri leher jenjang Felicia yang sejak tadi menjadi incaran Mateo. Kecupan hingga lumatan bibir Mateo di leher Felicia menimbulkan sensasi geli. Mulut Mateo bergerak hingga ke payudara Felicia dan meninggalkan beberapa kissmark di sana.

Tangan kanan Mateo mulai mengelus paha Felicia, sementara tangan kirinya berusaha membuka baju Felicia. Tangan kanan Mateo terus semakin naik untuk mengelus bagian bawah Felicia yang sudah basah. Kemudian, Mateo melepaskan semua kain yang tersisa di tubuh Felicia hingga adiknya itu kini sudah telanjang bulat.

Mateo mulai mengobrak-abrik memek Felicia, jari-jarinya mulai memberikan stimulasi di sana sampai Felicia teriak-teriak minta ampun.

"Ahhh kak stophhh"

"Padahal kakak belum masukkin apa-apa lho, sayang. Baru mainin yang di luar aja. Ini kakak tambah enakkin lagi pakai jari kakak"

Jari tengah Mateo mulai mendorong masuk ke memek Felicia sehingga membuat Felicia menggeliat tak karuan.

"Eunghhh kak mmhhh"

.

.

.

[full story >1400 words: trakteer (cek link di profile)]

Preview


"Sabar, sekali lagi. Kakak belum puas"

Mateo memasukkan kontolnya sekali lagi ke dalam lubang memek Felicia dengan sekali hentakkan sampai mentok dan langsung menggenjot brutal karena tahu adiknya itu sudah gak bisa tahan lebih lama lagi.

Mateo menggerakkan pelvisnya untuk semakin menekan kontolnya ke dalam memek Felicia. Kedutan kontolnya semakin kerasa, klimaksnya sudah semakin dekat. Mateo semakin menghentakkan kontolnya dengan gerakan yang sangat cepat. Belum lagi sekarang tangan Mateo menekan-nekan perut bagian bawah Felicia, sehingga sekarang Felicia menggelengkan kepalanya dengan kuat, tidak tahan lagi menerima stimulasi yang berlebihan itu.

Badan Felicia terguncang brutal karena gerakannya Mateo, belum lagi pahanya yang sudah sangat gemetar makin bikin dia sudah diambang batasnya, badannya sudah bener-bener lemas.

Lubang memek Felicia cukup kencang menjepit kontol Mateo karena berulang menerima hujaman-hujaman nikmat di titik sensitifnya.

"Nghhh ahhh kak stop please nghhhh hiks kak hiks", Felicia mulai terisak.

Mateo yang juga sudah diujung semakin cepat menumbukkan kontolnya di dalam vagina Felicia. Berulang kali kontolnya menyentuh titik nikmat di lubang itu sampai Felicia hanya bisa menjerit keenakan. Mateo menekan perut bagian bawah Felicia semakin keras, sambil merasakan kontolnya yang seperti ingin melubangi perut adiknya itu.

Karena kandung kemihnya terus ditekan-tekan oleh kakaknya, Felicia mulai mengeluarkan kandung kemihnya seperti keran bocor.

Syurrrrr syurrr syurrrr

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Neon LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang