PROLOG

640 60 7
                                    




It's where we go
It's where we'll be
I know if I'm on to you, I'm on to you
On to you, you must be on to me

—Beyoncé, Haunted




—The Quilla, USA

SUASANA salah satu cabang The Quilla di Amerika selalu ramai, namun kali ini sekumpulan billionaire muda dengan privilege orang tuanya berhasil mengosongkan bar di area atas klub malam itu. Walaupun begitu, salah satu dari mereka masih bisa berdiri mengamati dance floor yang dipenuhi oleh lautan manusia.

"Alvaric, my Bro! Kamu jauh-jauh ke Amerika untuk merayakan ulang tahunku. Kenapa hanya diam disini, hm?"

"Kamu terlalu percaya diri," balas Alva singkat sebelum menyeruput minuman keras favoritnya, whiskey on the rock.

"Jadi bukan untuk ulang tahunku?" tanya Mike—salah satu teman kampus Alva di Cambrige yang sekarang kembali ke Amerika untuk melanjutkan perusahaan keluarganya.

"Bukan," jawab Alva gamblang. Pandangan matanya tidak pernah terputus dari dance floor, khususnya pada salah satu perempuan yang berada disana. Perempuan yang sangat dikenalnya.

"Seleramu bagus juga," tutur Mike, menyadari bahwa tatapan Alva mengarah pada salah satu perempuan yang sedang melakukan pole dancing.

Alva menggeram pelan, terlebih lagi dia tidak bisa mencegah setiap orang disini mengalihkan pandangannya dari Caramel—teman masa kecilnya— yang terlihat lihai sekali saat menari mengitari tiang. Tanpa sadar, kepalan tangannya mengetat pada kayu pembatas itu.

"I don't want to stay sober," ujar Alva, mengalihkan pandangan dan bergabung bersama teman-temannya di bar.

"Rodrigo! Keluarkan seluruh botolmu, baby!" teriak Mike heboh pada kekasihnya yang merupakan pemilik klub malam ini.

"Ada apa dengan temanmu itu, Mikey?" tanya Rodrigo setelah menaruh botol-botol di meja Alva yang memilih sendirian tanpa bersosialisasi dengan siapapun.

"Sepertinya jatuh cinta. Aku melihatnya menatap salah satu pengunjung di bawah tanpa berkedip."

"Temanmu terlalu kaku. Bagaimana jika kita menjebaknya saja?" usul Rodrigo yang disambut baik oleh kekasihnya.

"Menjebak bagaimana?"

🌺🌺🌺

MALAM di Amerika tidak pernah sepi, terlebih lagi di hari Jumat dimana semua orang sibuk berpesta merayakan akhir pekan yang akan datang. Caramel juga menjadi salah satu yang ikut merayakan datangnya akhir pekan sekaligus libur semester karena beberapa hari lagi dia akan kembali pulang ke negaranya. Walaupun sebenarnya, Caramel bukan tipe orang yang berpesta setiap akhir pekan. Hari ini merupakan pengecualian karena dia kalah taruhan dari Clara—sahabatnya—yang mendapat nilai ujian lebih tinggi darinya.

"Kara! Apa kamu ingin mabuk malam ini?" tanya Clara.

"Tidak, kamu tahu aku tidak suka mabuk," jawab Caramel langsung.

"Bagus kalau begitu. Aku belum pernah melihatmu mabuk, jadi aku cukup khawatir karena kita pergi tanpa laki-laki hari ini," ujar Clara, tidak ingin membopong Caramel, takut jika perempuan itu tipe orang yang pingsan ketika mabuk.

"Aku tidak akan mabuk, terlebih dengan pakaian sialan ini," rutuk Caramel pada pakaiannya sendiri.

Clara tertawa, "Seharusnya kamu belajar lebih keras agar nilaimu lebih tinggi dariku," ucapnya dengan raut wajah puas.

Sweet EscapeWhere stories live. Discover now