Chapter 3

0 0 0
                                    

Setelah istirahat 20 menit diarea parkir ketiga lelaki itupun bergegas untuk membeli tiket agar kemudian bisa langsung memasuki area gunung putri tempat mereka akan melaksanakan camping 'juga' ya! Secara kebetulan mereka bertemu lagi dengan para gadis yang mereka temui di rumah makan padang dua hari yang lalu.

Namun mereka hanya saling bertukar pandang sejenak lalu pihak para lelaki itu langsung memutuskan pandangan kemudian melanjutkanperjalanan mereka 'kebetulan' begitulah pikir mereka. Toh memang tidak ada rencana untuk bertemu kembali namun memang kebetulan saja bertemu disini.

_______

"Ayookk! Naik juga takut gakebagian tempat nanti diatas" ajak Oce lalu menggendong tasnya dan disusul oleh kedua temannya untuk berjalam bergegas menaiki gunung.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 20 menit para gadis itupun telah sampai di area camping mereka. Satu persatu barang mulai dikeluarkan terutama tenda.

"Terus, siapa yang mau masang tendanya?" Tanya Nana kepada dua sahabatnya yang kini saling pandang bingung.

"Bisa laaah ini sama kita bertiga bareng bareng" ujar Dina optimis seraya mengambil tenda dan mulai mengeluarkannya dari tas lalu membagi tugas agar tendanya cepat selesai. Ada yang memasang besinya ada yang memasang pasaknya dan selesai. Begitu kan harusnya?

Sudah 20 menit berlalu nanti tenda para gadis raing gembira itupun tidak lekas jadi, apalah teori hanyalah teori yang ada mereka kesal sendiri dan berakhir mereka sama sama teruduk dengan lemas menyaksikan tenda mereka yang entah bagaimana nasibnya.

Tidak jauh dari lokasi merek mereka mendirikan tenda, tepatnya disamping mereka tanpa disadari (tumben gasadar ada mas mas TNI) ada yang sedang memperhatikan mereka mendirkan tenda sejak 20 menit yang lalu 'tontonan hiburan gratis' pikir mereka begitu.

"Permisi, ada yang bisa dibantu?" Suara berat terdengar dengan begitu halus bagaikan membawa angin segar bagi para gadis 'bala bantuan datang' begitu kan pikiran mereka.

"Adaa mas ada banget!" Jawab mereka serentak sambil membalikan badan melihat siapa yang bertanya tersebut.

"Uwaaah!" Ujar spontan dari Dina, 'ini seriusan ketemu lagi, ini Allah lagi jodohin kita berenam apa gimana sih?' Begitu pikirnya. Gadis gadis itupun merasa kikuk antara malu dan senang bisa bertemu lagi dan sekaligus dibantu oleh mas mas idaman mereka.

"E-eeh mas, iya boleh minta tolong ngga mas ini temen temen saya gaada yang ngerti pasang tenda. Gegayaan doang emang camping tuh" jawab Nana panjang lebar menjelaskan tanpa diminta oleh pihak lawan bicara, dan direspon anggukan dan senyuman tipis.

"Boleh, kami bantu ya" jawab salah satu dari merek, Fahri. Setelahnya para lelaki itupun membantu gadis gadis riang gembira ini mendirikan tenda, 5 menit kemudian tenda berhasir di dirikan dengan sangat rapih. Jangan tanya apa kegiatan para gadis riang gembira pada saat mas mas idaman sedang mendirikan tenda, yang jelas lagi pada terkesima.

"Makasih ya mas, maaf yaa jadi ngerepotin" ujar Oce sebisa bisanya menahan salting 'juga' itu.

"Iya gapapa, ga repot ko. Kami permisi ya" setelah mengucapkan pamit Fatir dan kawan kawan kembali ke tenda mereka yang ada disamping tenda gadis riang gembira itu.

tik.... tik.... tik...

"Eh aduh aduh ko gerimis sih" Dina yang sedari tadi diam memperhatikan Fahri calon suaminya 'katanya' padahal kenalan aja belum, langsung mengambil tas dan memasukannya kedalam tenda.

"Yaaah tenda calon suami aku ditutup gabisa liat deh aduuh rugi dong" ujar Nana mulai tak terkontrol. Ya betul! Pintu tennda mereka dibuat  saling berhadapan dengan tenda mas mas TNI.

"Eh, ko macet ini seleting teras tendanyaa. Kalo ga ditutup ini basah nanti kedalem gimana doong" ujar Oce dengan heboh membuat kedua sahabatnya ikut panik juga.

"Kenapa?" Tanpa diduga duga mereka diberikan pertanyaan oleh tetangga sebelah yang memang sedetik setelah Oce mengomel langsung membuka pintu tenda dan bertanya.

"Ini mas teras tendanya gabisa di tutup, kalo lama lama gini masuk kedalam dong airnya" jawab Dina sambil menampilkan wajah memelas, berharap ditolong oleh calon suaminya itu.

Tanpa diduga duga lagi! Mas mas idaman itu langsung begegas mengenakan jas hujan dan menghampiri gadis riang gembira "yaudah gini aja kita satuin aja tendanya jadi teras kalian bisa ditutup nanti pake terpal tambahan saya bawa juga. Sekarang kalian tunggu dulu aja di tenda kami biar kami yang menyelesaikan" jelas Fatir panjang lebar dan dijawab anggukan ragu ragu dari para gadis riang gembira itu.

______

10 menit telah berlalu tenda mereka telah menyatu dan di tutupi oleh terpal tambahan sepertinyang dijelaskan oleh Fatir tadi. Dina melirik Farhan diam diam dan ya! Betul! Nana dan Oce juga sediki sedikit mencuri curi pandang.

"Kamu katanya kamu nyapa kalo ketemu lagi" bisik Nana sambil menyenggol bahu Dina pelan

"Iya ini lagi menyusun pertanyaan mana dulu yang harus ditanyain" jawab Dina sambil terus melirik lirik Fahri.

"Kalo mau nanya, tinggal nanya aja gausah sungkan" yap! Tertangkap basah sudah Dina saat ini juga. "Iya ada mas, Namanya siapa mas?" Tanya Dina berhubung sudah tertangkap oleh netra Fahri

"Saya Fahri, kamu?" Tanya nya balik sambil meminum segelas kopi yang memang sedari tadi para lelaki itu sedang berkegiatan mendidihkan air untuk menyeduh minuma gelap itu.

"Aku Dinayla mas, panggil aja Dina" jawab Dina sedikit mengecilkan suaranya karena memang maluuu. Dan dijawab anggukan oleh Fahri, dua temannya hanya menyimak sambil santai meminum kopi karena dirasa tidak ditanya.

"Mas udah punya pacar? Kalo aku deketin ada yang marah ngga?" Terlanjur basah Dina malah memilih untuk nyebur sekalian. Tanpa sadar kalimat pertanyaan itupun lolos dari bibir Dina, sedetik kemudian Fahri hanya menahan senyumnya dan semua perintilan yang jadi obat nyamuk disana hanya bisa melongo dan tergaket kaget.

BloomateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang