Angin berhembus dengan lembut, membelai dedaunan yang gugur dari pohon-pohon di sepanjang jalan. Suara desir angin menyapu hening sore, membawa dedaunan yang berguguran menari-nari di udara, melambai-lambai seolah mengikuti irama angin yang menari lembut. Sementara matahari perlahan tenggelam di cakrawala, menyinari keindahan alam yang tenang dalam warna-warna senja yang memukau.
Suasana senja juga memeluk erat setiap sudut teras sebuah rumah bergaya klasik dengan kehangatan yang mengundang kedamaian. Di pojok teras, Gun Atthapan tengah duduk bersimpuh di lantai, sementara Off Jumpol duduk dengan tenang di kursi, membiarkan Gun meletakkan kepalanya dengan nyaman di pangkuannya.
Mereka terlihat tengah terlarut dalam percakapan yang begitu mengasikkan, tersenyum dan tertawa dalam kebersamaan yang hangat dan penuh keakraban. Suasana menyenangkan dan romantis terpancar dari ekspresi wajah keduanya, seakan waktu berhenti untuk membiarkan momen indah itu terus berlangsung.
"Saat perjalanan pulang tadi, aku tidak sengaja melihat seorang bocah laki-laki yang menjual koran di lampu merah. Sepertinya usianya baru 10 tahun, namun anak itu sudah harus merasakan susahnya mencari uang" Gun mengingat kembali kejadian beberapa saat lalu.
"Cuaca hari ini sangat panas p'Off, aku tidak bisa membayangkan keadaan anak itu" sambung Gun dengan penuh simpati yang memenuhi lubuk hatinya.
Tangan Off bergerak mencari kepala Gun untuk ia elus "Apakah kau menangis?" tanya Off khawatir saat merasakan cairan basah jatuh membasahi pahanya yang hanya terbalut celana pendek.
"Maafkan aku p'Off, aku terlalu terbawa emosional saat mengingat kembali kondisi bocah itu"
Gun bangkit dari posisinya, membasuh air matanya sambil terisak lirih.
Off memang tidak bisa melihat Gun yang sedang menangis namun ia bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh kekasihnya itu.
Sebuah senyuman tipis tercetak pada bibir Off kala merasakan tangan Gun yang menggenggam tangannya. "Kau tahu sayang? kita terkadang lupa betapa beruntungnya diri kita, bahkan seringkali kita tidak berfikir bahwa mungkin saja masalah yang kita hadapi saat ini tak lebih berat dari masalah-masalah yang orang lain hadapi. Bocah yang kau ceritakan tadi contohnya, anak itu sudah harus berjuang untuk bertahan hidup di usianya yang belia. Sedangkan kita saat masih seusianya hanya memikirkan tentang mainan dan bersenang-senang saja"
Gun mengangguk setuju "Kau benar p'Off, rasanya hatiku tergerak untuk membantu anak-anak senasib dengan bocah tadi"
"Kau bisa memberikan bantuan sekecil apapun itu untuk meringankan penderitaan mereka sayang, setiap kebaikan akan memberikan dampak yang besar bagi mereka" ucap Off dengan senyum yang setia terpatri di wajahnya.
Mereka berdua terdiam sejenak, merenungkan makna dari percakapan mereka. Suasana senja yang tenang menjadi saksi bisu dari kesungguhan hati mereka untuk berbuat baik dan memberikan harapan bagi mereka yang membutuhkan.
Dalam keheningan itu, ibu Off datang dengan selimut dan pembantu yang mengikuti dari belakang sembari membawa nampan minuman dan beberapa camilan.
"Sawadee khap mae" sapa Gun sopan saat menyadari keberadaan ibu Off.
Ibu Off tersenyum pada Gun "Sawadee kha Gun, kenapa kalian tidak mengobrol di dalam saja?" tanya ibu Off lembut sembari tangannya bergerak menyampirkan selimut pada pundak Off.
Gun menoleh kearah Off sebelum menjawab "Kami hanya ingin menikmati suasana yang berbeda mae, dan sepertinya p'Off sedang ingin menghirup udara segar"
"Baiklah, tapi bisakah sekarang kalian melanjutkan obrolan kalian di dalam rumah saja? karena langit mulai gelap dan angin malam tak baik untuk kesehatan" pinta ibu Off yang diangguki oleh Gun dan Off
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eye On You
Fanfiction❝You drew stars around my scars❞ Tentang Off Jumpol yang mengerti dunia tanpa harus melihatnya. Semua itu berkat kekasihnya; Gun Atthaphan. start : 9 Juli 2024 finish : -