06; Touch of The Soul

9 2 0
                                    

Jantung Gun berdebar kencang, berpacu seirama dengan langkah kakinya yang semakin cepat. Napasnya tersengal-sengal, keringat dingin membasahi dahinya. Ia berlari secepat yang ia bisa, melewati lorong-lorong rumah sakit yang terasa panjang.

Pandangannya memburam karena air mata yang menumpuk di pelupuk matanya. Beberapa kali tubuhnya tanpa sengaja menabrak orang-orang yang ia lewati.

Kabar beberapa saat lalu tentu saja membuat Gun kalut. Pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran dan ketakutan. Ia harus segera menemui Off, memastikan bahwa kekasihnya itu baik-baik saja.

"P'Off, kumohon kau baik-baik saja," lirih Gun, suaranya terengah-engah.

Sesampainya ia di ruangan Off, Gun mendorong pintu ruangannya dengan kasar, tubuhnya langsung melesat masuk ke dalam ruangan.

"P'Off" suara Gun bergetar sesaat ia mendapati Off tengah terbaring lemah di bangsal rumah sakit, matanya tertuju pada wajah pucat milik Off.

Ia segera mendekat, memeluk tubuh yang terasa hangat itu. Air mata mengalir deras di pipinya, membasahi baju rumah sakit yang Off kenakan.

Sebuah elusan halus ia rasakan pada kepalanya, "Sayang?" suara lirih Off terdengar seperti bisikan angin di telinganya. Membuat Gun tersentak, ia segera mendongak menatap Off.

"P'Off? apa kau baik-baik saja? apa aku membangunkanmu? atau kau merasa tidak nyaman? apa kau ingin minum? oh aku akan memanggilkan dok--"

"Hey, tenanglah. Aku tidak apa-apa hm?" Off mengelus lembut kepala Gun, berusaha menenangkan kekasihnya yang panik.

"Tapi, P'Off..." Gun terisak.

"Kau kenapa? Kenapa kau bisa di sini? Apa yang terjadi?" sambung Gun, sembari tangannya mengecek badan Off. Memastikan bahwa Off memang baik-baik saja.

"Aku hanya sedikit lelah, sayang" Off berkata lembut, tak mau memperlihatkan kondisinya yang lemah pada Gun.

Gun terdiam, ia kembali masuk ke pelukan Off. Memeluknya dengan erat seolah tak mau melepaskannya.

Off tanpa kata mengelus punggung Gun yang kembali bergetar, kali ini ia membiarkan Gun meluapkan emosi yang ia rasakan.

"Off--" suara mama Off terdengar dari arah lain, namun ucapannya terjeda saat ia menyadari ada Gun yang sedang memeluk anaknya.

Off bisa mendengar langkah kaki milik mamanya yang mendekat kearahnya, perlahan ia juga bisa merasakan tangan lain ikut mengelus punggung Gun.

Gun yang merasakan seseorang ikut menenangkannya sontak langsung melepaskan pelukannya dan melihat siapa yang berada diantara mereka.

"Mae" panggil Gun dengan air mata yang masih mengalir dan hidung yang memerah.

Mama Off tersenyum simpul, menatap Gun dengan penuh arti. Ia tahu bagaimana perasaan Gun saat ini.

"Tidak apa-apa Gun, Off pingsan hanya karena kelelahan" ucap mama Off menenangkan.

"Tapi bagaimana p'Off bisa kelelahan mae? biasanya dia tidak sampai seperti ini" tanya Gun penasaran.

Selama 2 tahun mereka berpacaran, Gun sama sekali belum pernah mendengar atau bahkan tau Off pingsan, Off juga termasuk orang yang jarang sakit-sakitan. Maka dari itu Gun bingung kenapa Off bisa sampai seperti saat ini, sebenarnya apa yang sudah Off lakukan hingga membuatnya terbaring lemah di bangsal rumah sakit?.

"Sejak kemarin Off tidak enak badan Gun, mungkin ia kelelahan karena terlalu banyak beraktivitas" jawab mama Off.

"Aktivitas apa mae? p'Off kan hanya berada di rumah saja" tanya Gun menelisik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Eye On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang