•
•
•
•~•~•~•~•~•~•~•Hari ini adalah hari berangkatnya Jerico menuju Busan, ia sedang memasukkan beberapa berkas ke dalam koper miliknya di ruang tengah. Dina berada di rumah karna Jerico yang meminta.
"Jer, beneran enam bulan, ya?" ucap Dina sambil menepuk pundak Jerico.
"Iya Bun, kerjaan repot banget disana." ucap Jerico masih fokus dengan yang ia lakukan.
Ga nanya, tapi digenapin setahun kan lebih seru ya haha.
"Kenapa emang Bun?" tanya Jerico membuyarkan lamunan Dina.
"Gapapa, cuma mastiin aja kok." ucap Dina dengan senyumnya.
"Yaudah Bun, pamit dulu. Nanti bilangin Seno." ucap Jerico.
Setelah sekiranya cukup untuk berpamitan dengan sang Bunda, Jerico lantas pergi meggunakan mobil miliknya.
Tujuh belas menit terlewat, kini Seno sudah pulang dari sekolahnya dan menuju rumah. Ia pulang cepat karna mengingat Jerico akan pergi ke Busan. Jadi sekarang motor Raka berhenti tepat di depan gerbang Seno lebih cepat dari biasanya.
"Gua juga dong mau pamitan sama Bang Jer, mau makasih juga." ucap Raka.
"Iya ayo masuk." ajak Seno.
Saat Seno mulai membuka pintu ia berharap Jerico berada di ruang tengah. Namun yang ia temui hanya kegelapan dan kesunyian rumahnya.
"Lah, mana?" tanya Raka sambil melihat kanan kiri rumah Seno.
"Gatau, gue telfon Bunda dulu." ucap Seno yang langsung mengotak atik ponselnya.
"Kenapa?"
"Bunda sama Bang Jer dimana?"
"Bang Jer udah berangkat, Bunda lagi di rumah calon ayah mu."
Tut.
Seno membanting ponselnya ke sofa, lantas ia menyalakan semua lampu dirumahnya agar tidak gelap gulita karna hari sudah ingin memasuki malam.
"Napa lo?" tanya Raka.
"Pulang aja sana, Bang Jer udah berangkat." ucap Seno.
Raka hanya menggelengkan kepalanya dan mengucapkan "ya" saja.
Setelahnya Seno menjatuhkan dirinya di sofa secara kasar, ia sungguh tak tahu kedepannya akan seperti apa. Matanya mulai lelah, Seno beranjak menuju kamarnya dan memulai ritual rutinnya, seperti mandi dan melanjutkan hal hal pentingnya.
Setelah selesai ia merebahkan dirinya di kasur dan mulai membuka ponselnya, ia mendapat notifikasi dari seseorang.
Bang Jerico
17.56
|Udah gua tf 30jt, sampe bilang kurang
gua bunuh lo.Kayanya ga bakal kurang, atau|
kelebihan.|Oiya, gua berangkat lo jangan sampe
KAMU SEDANG MEMBACA
VICTIMS OF WEALTH [END]
FanfictionSebuah keluarga tanpa seorang yang berperan sebagai ayah, hanya ada Ibu dengan kedua anak laki-lakinya. Jerico Algafian, anak pertama yang sudah bekerja dan memiliki harta yang melimpah, mengganti peran sang ayah yang telah tiada, seorang penyayang...