𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝟏𝟖+ ⚠️
#𝑺𝟓 𝑳𝒊𝒏𝒈𝒔𝒕𝒐𝒏 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔
CERITA INI DI PENUHI ADEGAN DEWASA ⚠️
Dia seperti langit. Keindahannya tak terbatas. Bersinar. Sulit di gapai dan tak tersentuh. Cerminan sebuah harapan. Bersih dan tak ternoda. Penuh cinta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat membaca dan Semoga suka . . . . .
"Seorang pria tak layak untuk di tunggu. Apalagi kalau dia tidak bisa memberi mu kepastian. Kau lah yang akan rugi. Meskipun pria itu mengatakannya saat dia memiliki perasaan pada mu. Tidak ada kepastian jika dia tidak akan tergoda oleh wanita lain yang datang dalam hidupnya."
"Argh! Sial!"
Miracle memukul mejanya. Suara Mary terngiang-ngiang di telinganya. Ia tidak bisa melepaskan dirinya dari kalimat-kalimat yang menghantui pikirannya.
Czar berserta seluruh keluarganya sudah pindah. Tidak ada informasi mereka pindah kemana. Orang yang patut di curigai olehnya tak lain adalah Rue. Bisa saja papanya itu mengancam seluruh keluarga Czar sehingga laki-laki tak bisa berkutik dan pergi tanpa sepengetahuannya.
Telapak tangan Rue menempel di dahinya. "Ada apa Mira? Apa kepala mu sakit?"
Miracle menepis tangan Rue dengan lemah. "Tidak aku baik-baik saja."
"Papa akan panggilkan dokter."
"Tidak! Aku baik-baik saja!"
Rue ingin menempelkan tangannya kembali. Namun, Miracle menghindarinya. "Wajah mu pucat sayang. Ayo, papa antar kau pulang. Istirahatlah di rumah. Biar papa yang akan menyelesaikan ini semua."
"Tidak perlu! Aku sudah bilang, aku baik-baik saja! Sebaiknya papa pergi. Aku sedang berusaha untuk fokus!" Miracle menarik berkas. Memusatkan kembali perhatiannya pada benda membosankan itu.
"Sayang ... Kau belum makan siang dan kau makan sedikit saat sarapan. Kau bisa sakit jika terus memaksakan diri seperti ini. Lebih baik kau, sibuk menghamburkan uang papa dari pada kau bekerja tanpa henti seperti ini."
"Hentikan papa! Sudah ku bilang aku baik-baik saja! Tidak perlu khawatir! Kalau aku butuh sesuatu aku akan memanggil Mary!"
"Kenapa harus Mary? Ada papa di sini."
"Papa please ..."
Melihat bola mata indah Miracle. Rue hanya bisa mengalah. "Miracle, papa tidak suka kau seperti ini. Papa lebih ingin melihat mu yang sering tersenyum cerah. Selalu mencari papa untuk meminta hal sekecil apapun. Di rumah kau bahkan tidak pernah menemui papa."
"Untuk apa aku menemui papa? Tidak ada hal penting."
"Penting ataupun tidak. Biasanya kau mencari papa. Kau selalu duduk di pangkuan papa dan mengganggu papa bekerja."
"Oh C'mon! Aku sudah dewasa sekarang! Aku tidak mungkin melakukan hal kekanakan seperti itu lagi! Aku bisa melakukan segalanya sendiri. Aku tidak butuh bantuan papa lagi! Jika aku tidak bisa maka aku akan belajar dan berusaha untuk menguasainya. Banyak hal juga yang harus ku lakukan. Lagipula, meskipun di rumah. Di kantor ini kita akan tetap bertemu bukan?! Lalu apa masalahnya?! Papa! Please ... Tinggalkan aku sendiri!"