6

70 11 0
                                    

Setelah berbincang cukup lama dengan sang anak bungsu. David pamit pulang karena dia harus flight ke jepang karena ada pertemuan.

"Kamu sama Gavin harus saling jaga. Jangan ke pecah." Kata David dengan tegas.

Givano mengangguk "baik Pa." Jawab Givano.

Givano membuka pintu belakang untuk Papa. Lalu David pun masuk ke dalam mobil. "Hati-hati Pa." David mengangguk.

Mobil itupun berjalan meninggalkan pekarangan rumah dimana Gavino dan Givano tinggal.

Jika kalian bertanya kemana Mama Givano, jawabannya adalah perempuan paruh baya itu sudah berada di jepang karena harus menghadiri acara fashion disana. Maklum saja Mama Givano dan Gavino adalah CEO brand terkenal yaitu GK. Merek baju, tas sepatu, jam bahkan cincin.

Kedua orang tua Gavino dan Givanomempunyai bisnis di bidang yang berbeda dan sama-sama sukses di bidang masing-masing.

Sebenarnya perusahaan yang di kelola sang Papa merupakan perusahaan keluarga. Papa David merupakan anak tunggal, itu artinya dialah pemilik sah perusahaan. Ketika perusahaan itu berada di tangan sang kakek perusahaan itu memang berkembang tapi tidak sepesat ketika dipegang oleh sang Papa. Tak ayal jika harta mereka tidak akan habis sampai 7 turunan.

Setelah kepergian sang Papa, Givano masuk kembali ke dalam rumah. Dia menutup pintu itu dengan rapat, dan melanjutkan acara nontonnya.

Saat sedang asing menonton ponselnya yang berada di meja berdering. Ada telfon masuk yang berasal dari Jean, Givano langsung mengangkatnya.

"Lo dimana?." Tanya Jean.

"Di rumah, why kak?." Tanya Givano balik.

"Dipta di keroyok, gak tau sama siapa. Sekarang lagi di klinik." Ucap Jean dengan nada datar.

Mendengar temannya diserang tentu membuat Givano terkejut, pasalnya Dipta adalah orang yang yang paling anti cari masalah diantara mereka berempat.

"Klinik mana? Gue otw kesana sekarang." Ucap Givano.

"Udah gue kirim ke nomor lo, hati-hati nyetirnya." Peringat Jean.

"Iya." Sambungan telfon itupun terputus, Givano segera mengambil kunci motor yang memang ada di laci deket telivisi. Tak lupa juga ia mematikan telivisi nya.

Saat akan menjalankan motornya dia bisa melihat mobil Gavino tengah masuk ke halaman rumah.

"Mau kemana lagi?." Tanya Gavino.

"Mau jenguk Dipta dulu, dia sakit." Jawab Gavino.

"Oh, hati-hati nyetirnya jangan ngebut." Givano mengangguk dan ia langsung menjalankan motornya. Sedangkan Gavino masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya.

Givano mengendarai motornya dengan ngebut, dia harus sampai di klinik itu secepat mungkin. Begitu sampai disana dia langsung pergi ke resepsionis untuk mencari dimana temannya di rawat. Setelah mendapatkan nya Givano langsung kesana, yaitu ruang igd.

Begitu sampai disana Givano langsung masuk ke dalam ruangannya. Didalam Givano bisa melihat jika Dipta sudah bisa duduk. Wajah dari laki-laki itu sudah di penuhi lebam dan ada plester di dahinya.

Givano langsung menghampiri nya dan mengecek wajahnya dengan memegang dagu nya dan menolehkan ke kanan dan ke kiri lalu melepaskan nya.

"Siapa yang lakuin ini?." Tanya Givano.

Dipta menatap Aska dan Jean bergantian. Givano yang memang tidak sabar itu menatap Aska dan Jean juga.

"Kalian bertiga punya mulut kan?." Tanya Givano sekali lagi.

Twilight Is UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang