Papa

1K 68 1
                                    

Bugh!

Bugh!

"pa-berhenti! "

Ruangan itu di penuhi dengan suara pukulan yang nyaring dan rintihan Althar yang terdengar menyakitkan, tapi Jefri tidak peduli dan tetap melayangkan pukulannya pada Althar. Ia memojokkan Althar di dinding seraya terus memukulinya tanpa ampun.

Althar juga tidak tau bagaimana ia bisa berada di ruangan ini, ia bangun dari pingsannya dan saat bangun tamparan keras langsung ia dapat dari Jefri.

"pa-sakit! Ber.. Henti! "Rintih Althar tak tertahan, tapi Jefri tidak memerdulikannya dan tetap memukuli orang di depannya tanpa ampun.

"kau apakan anakku, bangsat! Dasar tidak tau diri! "ucap Jefri dengan tangannya yang yerus melayangkan pukulannya pada  Althar yang sudah lemah dan tidak berdaya.

Althar menatap Jefri yang tampak kesetanan memukulinya, apalah tidak ada rasa kasihan pada Althar yang notabenya masih anaknya.

"dasar kau bajingan! Kau melukai anakku! "

Greb!

Althar tidak kuat lagi,ia langsung saja memeluk Jefri di depannya dan langsung terisak dwngan nafas tersenggal,Jefri langsung membeku di tempatnya.

"pa.... Berhen-ti... Althar-juga anak papa, kan? "lirih Althar, Jefri masih membeku di tempatnya, perlahan tangannya naik dan membalas pelukan Althar, entahlah kenapa ia melakukan itu.

Althar tersenyum tipis, "tugas gue udah selesai, kan? "batinnya sebelum ia jatuh pingsan di pelukan Jefri.

"hei, bangin! Hais kenapa aku harus mengkhawatirkannya? "Jefri hendak pergi namun sebelum itu ia melirik Althar yang terlihat mengenaskan.

"hais sial! "Jefri langsung mengangkat Althar dan membawanya ke gendongannya, perlahan ia berjalan dengan Althar di gendongannya.

●_●

"nggh..... "Reza terbangun dan menatap sekeliling nya, dari baunya saja ia sudah tau bahwa kini ia berada di rumah sakit.

"Eh, Rez. Lo bangun?!"Elvan segera menekan tombol di dekat ranjang Reza agar dokter datang.

"gimana keadaan lo?"tanya Reksa yang langsung di hadiahi tatapan sinis dari Elvan.

"lo gimana sih, bang? Orang baru sadar langsung lo tanyain begitu?! "

"yaaaa penasaran gimana? Lagian cuman nanya"Reza menghela nafas panjang melihat keduanya, selalu saja bertengkar.

"A-air"Elvan segera mengambil segelas air lalu membantu Reza untuk minum,usai minum Reza langsung mengingat ingat kejadian tadi,ia langsung teringat Althar, lelaki yang tadi menyelamatkannya,Reza celingukan mencari Althar walau ia tidak yakin jika Althar ada di sini.

"lo nyari mama sama papa? Mama keluar nyari makanana, kalo papa dari tadi gak keliatan, paling juga ngehukum tu anak"Reza membulatkan matanya kaget, aoa mungkin Jefri sekarang tengah menghukum Althar?

"Althar gak ngapa ngapain,bang! Dia nolongin gue!"Reza hendak bangkit namun Reksa menahannya.

"mending sekarang lo istirahat, kalo lo masih ngeyel gue bakal siksa tu anak lebih keras lagi"mendengar ancaman dari Reksa,Reza langsung diam dan anteng di tempat tidur.Reksa memang suka bercanda dan terkesan seperti emak emak karena cerewet, namun tak dapat di pungkiri jika Reza sangat takut pada Reksa saat ia marah.

Cklek...... Dokter masuk dan langsung mengecek kondisi Reza menggunakan stetoskopnya.

Drrrt.... Drrrrt. Reksa yang merasa ada yang meneleponnya langsung menjauh dari Reza dan Elvan.
Reksa mengangkat telfon dari kontak yang ia beri nama papa itu.

transmigrasi: AltharkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang