curiga.

990 62 2
                                    

Althar menatap lamat pemuda yang pernah ia ajak baku hantam saat ia berada di dunia ini pertama kali, mukanya yang kek triplek makin cocok sama sikapnya yang juga kek kulkas.

"ada apa tuan muda? Anda membutuhkan sesuatu? "tanya pemuda itu, karena ia merasa di perhatikan sejak tadi.

"lo gak inget gue ngomong apa?"Kevin mengerutkan alisnya bingung, ia benar benar lupa karena Althar terlalu banyak mengoceh sejak amnesia.

"yang mana? Anda terlalu banyak mengoceh sejak amnesia"

"lo jangan panggil gue dengan sebutan tuan atau semacamnya, panggil nama gue"Althar menekan setiap katanya seraya menatap tajam Kevin.

"saya tidak akan terbiasa,Tuan"

"nurut atau gue pukul"ancam Althar, namun di hadiahi tatapan lebih datar dari Kevin. Ayolah, apa Kevin tidak takut?

"saya sudah biasa mendapatkan pukulan dari anda"Althar menekuk mukanya kesal, tinggal nurut apa susahnya sih?

"baiklah, Althar. Aku menurut"Althar tersenyum puas.

"apa? Gak denger"Althar memajukan telinganya .

"iya, Althar"setelah itu Kevin langsung berbalik membelakangi Althar tanpa menyadari jika Althar sedari tadi berusaha melepas infusnya, Althar sedikit meringis ketika melihat darah yang keluar dari punggung tangannya.

"bang Kevin, boleh tolong ambilin Hp gue di kamar mandi? Ketinggalan"Kevin hanya menurut dan berlangsung menuruti perintah atasannya.

Setelah melihat punggung Kevin yang mulai menghilang Althar langsung mengambil tasnya dan berlari keluar dari ruangannya.

"Althar dimana-di mana dia? "Kevin mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan namun ia tak kunjung menemukan Althar.

"hais, sialan! "Kevin membuka gadgetnya kemudian menghubungi seseorang yang sudah ia kenal dekat.

"lapor, rencana A gagal"ucapnya dan berlangsung mematikan panggilan. Apa yang sebenarnya di rencanakan Kevin?

●_●

Althar berjalan menuju kelasnya, ya, ia kabur dari Rs dan langsung menuju sekolah dengan taksi, ia mengganti baju rumah sakitnya dengan seragam setelah itu ia melapisi nya dengan hoodie.

Althar menatap pintu di depannya, sepertinya ia telat,setelah mengumpulkan keberanian Althar mencoba mengetuk pintu itu dan memasukkan sedikit kepalanya.

"assalamu'alaikum, bu. Maaf telat"Bu Eva sedikit terkejut dan segera mengangguk, bagaimana anak seberandal Althar bisa sopan seperti ini, ternyata rumor itu benar.

Althar masuk ke kelas dan langsung duduk di samping musuh bebuyutannya-katanya.

"sekolah lo"Althar menoleh ke Raka, kemudian fokus ke depan lagi.

"Thar, gelut yok"Althar membelalakkan matanya, kok dateng dateng ngajak gelut?

"haha gue bercanda kali! Lo-lucu banget sumpah!"Althar mengelus dadanya lega,lagian aneh, kan kaget jadinya.

"Thar, lo ngerasa gak lo itu beda? "

"maksud lo? "

"ya..... Lo lebih cair,baik dan... Pokoknya gak kek dulu lah"Althar tersenyum paksa.

"nggak perasaan, gue... Beda banget ya? "

"hm, kayaknya gue tau lo siapa, mending lo sekarang jujur aja, gak usah boongin gue lagi"Althar menunduk dalam, ia tak menyangka ternyata Raka menangkap sikapnya secepat ini, apakah ia terlalu merubah hidup Althar?

transmigrasi: AltharkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang