Arvemo duduk di sofa yang ada di kamar presidential suite, kamar itu didesain khusus untuk anggota keluarga Bowman. Alrita, sekretaris Arvemo, langsung fokus pada berkas-berkas yang harus ia siapkan, sedangkan Nick, asisten pribadi Arvemo, sedang mempersiapkan sambungan kabel antara laptop, layar, dan kamera, karena setengah jam lagi Arvemo harus melakukan meeting via Skype dengan beberapa rekan bisnis Arvemo untuk proyek di Jepang.
"Mr. Arvemo, ada telepon dari Mrs. Bowman, mau saya sambungkan di layar utama atau di laptop?"
Mendengar hal itu, Arvemo menghela napasnya dan meletakkan berkas yang tadi ia pegang.
"Sambungkan ke laptop, saya akan menerimanya di kamar," ucap Arvemo sambil beranjak ke kamar tidur.
Pria itu bukannya tidak suka menerima telepon dari ibunya, hanya saja beberapa bulan ini ia merasa jengah, karena ibunya terus meributkan mengenai pernikahan dan perjodohan.
"Hello, My son. Sulit sekali Mommy menghubungimu."
Arvemo menatap layar laptop yang menampilkan wajah wanita yang telah melahirkannya.
"Hi, Mom. Where are you now?"
Itulah pertanyaan yang selalu ditanyakan pertama kali oleh Arvemo setiap kali berkomunikasi dengan ibunya. Wajar memang, mengingat ibunya selalu berkeliling menemani ayahnya untuk urusan bisnis, kadang ibunya juga ikut ambil bagian dalam beberapa kegiatan sosial bersama teman-temannya.
"Di Paris, with your Dad."
Arvemo mengangguk tanda mengerti.
"So, why you call me?"
"Kamu masih tidak berubah, tetap aja dingin dan to the point," protes Mommy.
Arvemo mendengus mendengar ucapan ibunya.
"Come on, Mom! I'm so busy."
Ibunya menghela napas sambil menatapnya sendu.
Arvemo menyandarkan punggungnya di kursi. Firasatnya mengatakan kalau ibunya akan mulai kembali membahas hal yang paling dibencinya itu.
"Kapan kau akan memperkenalkan calon menantu Mommy? Sudah satu tahun ini Mom memberimu waktu untuk mencari pasangan, kan? Sampai kapan Mom and Dad harus menunggu?" tanyanya.
"Mom, please. Aku masih mau fokus pada karierku. Aku tidak mau apa pun menghalangi langkahku saat ini."
"Vemo, mempunyai seorang istri tidak akan menghalangi langkah karier dan kesuksesanmu. Ayolah, Mom ingin sekali menimang cucu sebelum Mom meninggal. Bagaimana kalau kamu menikah dengan Cindy?" tawarnya.
"MOM! Jangan pernah mengatakan hal itu lagi, okay? Aku pasti akan menikah, tapi tidak sekarang. Lagi pula, Mom and Dad sehat-sehat aja, kan. Kalian pasti akan merasakan menjadi Grandpa and Grandma, hanya belum waktunya. About Cindy, aku tidak akan pernah menikah dengannya," tegas Arvemo.
"Kamu salah, Vemo! Mom mungkin tidak akan sempat bertemu dengan menantu dan cucu Mom kalau kamu tidak segera menikah." Cairan bening menetes dari mata wanita itu. "Please, Vemo, please ... for me...." Sang ibu memohon padanya.
"Mom, what are you talking about? Why are you crying?" Arvemo terkejut saat melihat ibunya menangis. Selama ini tidak pernah sekali pun dia melihat Mommy seperti itu di hadapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/43594584-288-k685307.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My CEO (Cetak)
Любовные романы[PART 7 - END SUDAH DIHAPUS KARENA SUDAH DITERBITKAN] Karena sebuah accident aku bertemu pria itu. Pria yang tiba-tiba memintaku berpura-pura menjadi pacarnya di hadapan kedua orangtuanya.Pria yang ternyata CEO dari tempatku bekerja. Bahkan keesok...