11. Pengakuan

4 1 0
                                    

Didalam kelas

Jujur gue masih penasaran dengan perasaan yang selama ini irgi pendam untuk gue.  Apa gue bertanya aja gitu ke dia. Malu banget tapinya. Ujar gue dalam hati enggan.

Mungkin untuk saat ini gue pendam ajalah, ada baiknya pura - pura gak tau. Gak tau juga sikap apa yang bakal dia lakuin ke gue kalau seandainya dia tau gue mengetahui selama ini dia naksir gue.

Irgi masuk kedalam kelas dan duduk disebelah gue.

" Udah ngerjain pr mar? " Tanya irgi tiba - tiba, gue yang lagi mikir jadi ga menyimak apa yang dia omongin.

" Hah... Apa " Ucap gue tanya ulang.

" Lo udah kerjain pr belum?" Tanya irgi lagi merasa aneh dengan sikap gue dari kemarin.

" Udah ko, coba lo periksa " Ujar gue memberikan buku pr gue ke irgi, dan irgi langsung memeriksanya.

" Betul semua, pintar  " Ucap irgi senang dan mengelus rambut gue.

Deg... Jantung gue tiba - tiba berdebar lagi sama perlakuan dia ke gue. Kenapa sih gue? Gue buang muka ke samping supaya irgi gak bisa lihat muka tomat gue.

Gak lama guru bahasa Indonesia masuk kedalam kelas. Dan kelas pun yang tadinya ramai mendadak sunyi.

☺☺☺

Hari ini cuaca sangat panas, gue menyeruput es jeruk yang gue beli di kantin. Saat ini gue lagi duduk di pojok kantin dengan irgi. Gak lama arsen datang menghampiri dengan Ratih di sampingnya.

" Boleh gabung? " Tanya arsen ke gue dan irgi, Ratih hanya tersenyum ke arah gue dan irgi.

" Boleh banget " Ucap gue senang. Irgi hanya memasang muka datar.

Arsen duduk di sebelah gue. Dan Ratih duduk disamping irgi. Gue menatap minuman gue yang hampir abis. Agak canggung gitu sih.  Akhirnya arsen memulai pembicaraan.

" Gimana dinda sama temennya gak gangguin lo lagi kan? " Tanya arsen penasaran.

" Enggak ko, aman " Ucap gue sambil tersenyum. Irgi. Masih terdiam.

" Memang dinda dan teman nya ngapain lo mar? " Ratih jadi penasaran. Irgi melirik kearah Ratih seperti malas karena kepo.

" Biasalah lagi puber pubernya kali, jadi hobi ngerjain orang " Ucap gue asal lalu terkekeh maksa.

" Hati - hati aja mar sama mereka, soalnya yang gue tahu genk mereka itu memang terkenal amat sangat rese " Ucap ratih memberi tahu.

" Ia siyapp.. " Ujar gue mantap.

Ratih melirik kearah irgi dan bertanya tiba - tiba ke gue dan irgi.

" Kalian berdua pacaran ya? " Tanya ratih pura - pura polos.

Gue sama irgi saling pandang - pandangan, dan menjawab barengan.

" Iya/enggak" Jawaban gue sama irgi berbeda membuat Ratih tersenyum.

" Yang benar yang mana nih " Tanya Ratih lagi.

" Yang benar gue lagi pdkt sama marwah, mungkin sebentar lagi kita jadian. Kalau ga ada yang menikung itu juga " Ucap irgi agak frontal dan melirik kearah arsen. Tapi yang di liriknya cuek bebek sambil memainkan hp nya. Irgi jadi kesal sendiri.

Secret Admirer {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang