Chapter 10

1.5K 161 205
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Drrrt.

Haechan meraih ponselnya yang bergetar di atas meja. Ada satu pesan dari kontak yang diberi nama 'Mark's Mom'.

Mark's Mom

Mark's Mom
Nak Donghyuck.

Iya, Mom.
Ada apa?

Mark's Mom
Apa kamu sibuk?
Ada yang mau Mommy bicarakan denganmu.

Saya free, Mom.

Mark's Mom incoming call

Haechan segera mengangkat panggilan dari Ibu Mark.

"Hallo, Mommy."

Haechan menyapa setelah panggilan tersambung. Ada jeda beberapa saat sebelum Ibu Mark berbicara. Wanita itu mengucapkan banyak hal. Haechan hanya bisa mendengarkan dengan baik dan sesekali membalas.

Tangan kanan Haechan terlihat mengepal kuat. Kedua mata pemuda itu memejam.

"Iya, Mom. Saya mengerti."

Setelah mengatakan kalimat perpisahan, sambungan terputus.

Haechan menarik napas panjang. Pemuda itu mengutak-atik ponselnya, mengetikan deretan kalimat, lalu mengirimnya pada seseorang.

Drrt.

Sebuah balasan masuk ke ponsel Haechan. Hanya pesan singkat yang membuat pemuda itu gelisah. Ia mengetik balasan dengan gerakkan cepat. Setelah beberapa saat terlihat sedikit perdebatan, akhirnya keadaan kembali membaik. Walau Haechan sedikit ragu jika masalah kali ini benar-benar selesai.

Namun, Haechan tak punya pilihan lagi. Meski pemuda itu tidak ingin, tapi ia harus melakukannya.

Haechan menghubungi seseorang. Dalam sekali sambung, panggilan terangkat.

"Aku ke sana, Mark."

"Iya."

.
.
.

Renjun menoleh saat mendengar suara pintu terbuka. Chenle berjalan keluar dari kamar.

"Kata lo Haechan mau nemenin kita di sini, tapi kenapa sampai sekarang dia gak datang juga?" tanya Renjun. "Gue hubungi gak aktif."

Chenle mengangkat bahunya, lalu menggeleng. "Gak tau," balas pemuda itu dengan wajah datar.

"Mungkin masih sibuk kali, ya?" ucap Renjun.

PANGERAN (Haechandomharem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang