Petarungan persahabatan Tokyo dan Kyoto, berubah menjadi medan tempur yang berbahaya. Para kutukan tingkat tinggi hadir, di tengah – tengah para murid dan menyerang mereka. Di tempat lain, terlihat Y/n diburu oleh beberapa kutukan bermutasi dari para penjaga sekolah. Yaga membawa Y/n menuju tempat persembunyian sekolah, menghindari serangan brutal kutukan.
"Nak, tunggu disini ! Jangan kemana – kemana. Ayah dan Satoru nanti akan menjemputmu." Yaga menutup pintu dan menyegelnya. Yaga balik badan, dan langsung menghajar para kutukan tersebut. Y/n duduk di kursi yang telah disediakan. Ruangan yang ia tempati sebenarnya adalah penjara, bagi para penyihir bermasalah.
Y/n menjelajahi ruangan dan membaca tiap kertas, bertuliskan mantra. Sapuan angin sejuk mengalir di leher belakangnya. Y/n mengeluarkan senjatanya, dan langsung mengarahkannya ke seseorang di belakangnya.
"Halo, Y/n. Kita bertemu lagi."
Y/n tidak percaya akan penglihatannya. Dirinya melihat pria yang ia kenal dan sempat menaruh rasa satu padanya. Tangannya mencengkram kuat senjatanya, dan meyakinkan dirinya jika ini hanyalah ilusi. "Kau siapa !"
Pria tersebut tersenyum dan maju beberapa langkah. "Aku... Geto Suguru. Bukankah----"
"TIDAK ! KAU BUKAN SUGURU-SAN YANG AKU KENAL ! SUGURU-SAN YANG KU KENAL, DIRINYA SUDAH TIADA !" Tatapan tajam dari Y/n diterima oleh Kenjaku.
"Kau benar ! Pemilik tubuh ini, sebelumnya sudah tiada. Aku hanya meminjamnya." Kenjaku berjalan mengitari ruangan. "Kau tahu, meskipun aku mengendalikan tubuh ini. Aku selalu mendapatkan ingatan dan pemberontakkan dari tubuh ini. Sepertinya kau punya kisah yang belum selesai dengan Geto Suguru."
Y/n bingung. Kisah yang belum selesai ? Maksudnya apa ? Setahu Y/n, ia dan Suguru hanyalah teman sementara. Sebelum Suguru meninggal dunia karena berkhianat. Kaki Y/n maju dan mulai menyerang Kenjaku. Ayunan senjata yang ia lakukan, membuat retakan pada ruangan. Serta kertas mantra hangus terbakar. Kenjaku puas melihat kekuatan Y/n langsung di depannya.
"Sungguh luar biasa. Setelah segelmu terlepas. Kau memilik kekuatan luar biasa. Pantas saja, dulu kau mau dijadikan ratu oleh pemilik tubuh ini sebelumnya !" Kenjaku lompat dan mengeluarkan kutukan. Y/n berpindah tempat, menghindari serangan kutukan.
"KRISTAL BENTUK KEENAM : KURUNGAN PEMOTONG !" Penjara Kristal terbentuk dan mengurung kutukan tersebut, lalu mengecil dan menghancurkan kutukan menjadi debu. Y/n berputar dan berhasil membelah dua tubuh kutukan yang lainnya. Kenjaku bertepuk tangan, berdiri di atas tali penyegel.
"Luar biasa ! Pertunjukkan yang luar biasa. Sepertinya aku menemukan calon ratu kutukan yang tepat. Pengguna kutukan kristal sangatlah langka, hanya ada 5000 tahun sekali." Kenjaku turun dari tali dan duduk di kursi. "Untungnya kau belum ditumbalkan, oleh keluargamu. Aku tidak tahu otak keluargamu terbuat dari apa. Mereka berani menumbalkan orang sepertimu demi kekuatan yang tidak pasti." Kenjaku menyisir rambutnya.
Y/n terkejut, jika kenjaku mengetahui dirinya adalah tumbal untuk mendapatkan kekuatan manipulative. "Kau, kenapa bisa tahu !" Y/n kembali mengangkat senjatanya. Kenjaku menyilangkan kakinya "Anggap saja, ayahmu bekrhianat dari jujutsu dan meminta bantuanku untuk mendapatkanmu kembali."
SRINGGGG.... Y/n mencoba menebas kenjaku, namun dirinya kesal karena Kenjaku menggunakan kutukannya untuk melindungi dirinya. "Tunggu dulu --- mari kita bicara sebentar. Sebenarnya aku kesini, tidak berniat menyakitimu." Kenjaku menyuruh Y/n menurunkan senjata, namun Y/n tidak mau percaya.
"Baiklah, kau boleh tetap waspada pada diriku. Y/n aku tidak berniat menumbalkanmu, karena kekuatan manipulative sangat tidak mungkin didapatkan dengan cara apapun. Mau lewat ritual mengerikan sekalipun, tidak akan pernah bisa." Kenjaku mengeluarkan buku dari pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MARRIAGE (GOJO SATORU X READER)
FanfictionHanya satu pertemuan, hidupku berubah 180 derajat. Awalnya aku selalu sendirian, kini dirinya selalu bersamaku. Dia memberiku kehidupan baru di kala hidupku monoton. Dia menyayangiku dan mencintaiku setiap saat. Dia melindungku dari tiap bahaya. ...