7 ++

3.2K 265 9
                                    

"Huftt cape amat sih baru pulang jalan jalan sama ka Eve"

"hmm... Mau gua tambahin ga cape nya sekalian?, tanggung udah diujung"

"ha? apaan" Zee yang baru saja melepaskan penat nya, tak mengerti apa yang dimaksudkan sang suami.

"ah lu gapeka Zee!!"

Setelah mencoba mencerna apa yang suaminya katakan baru saja, Zee mengumpat paham, dengan benak pikiran nya sendiri. "yaa apa? serius aku gatau"

"a-aku? "

"eh salah, gua maksudnya" Zee memperbaiki kalimatnya baru saja, dan terkekeh dengan garukan kecil pada tengkuknya.

"ah kalo frontal, takut gaenak di denger nanti. Gua malah malu kalo kaya gitu"

"ah kelamaan, yaudahlah gak usah. Gua mau lanjut tidur, pigi pigi"

"Ishh males ah" Adel berlari kearah bilik toilet, dengan kaki yang dihentakan nya ketika berjalan menuju bilik toilet tersebut. Adel memajukan bibirnya sedih. Ia menatap Zee sekilas, lalu kembali berjalan menuju bilik toilet tersebut.

"haha, iya iya bercanda. Sini gua bantu kocokin"

"udah ih lebay lu, perkara gua prank pura-pura budeg aja udah manyun. Alay"

"elu tuh alay!! " timpal Adel yang tak terima dikatakan alay.

"sini jadi ga del? dibantu kaga mau, ga dibantu ngambek. Serba salah gua jadi cewe"

Adel duduk menghampiri Zee yang tengah bersandar pada headboard ranjang. Ia menyentuh beberapa kali lengan Zee, hingga akhirnya Zee menoleh kembali padanya, dan menghentikan aktivitas permainan ponselnya.

Srett....

Zee membuka resleting celana bagian luar Adel, dan menariknya perlahan untuk lolos dari bongkahan pangkal pahanya. Terlihat samar penis Adel yang tengah mengacung tegak, masih dalam balutan celana boxer yang dikenakannya.

"wah hai, ketemu lagi kita" sapa Zee pada penis Adel yang menegang itu. Ia sedikit menjentikkan jari jemari nya dari luar boxer tersebut, hingga menampakkan urat-urat kecil pada penis Adel yang samar terlihat timbul

Zee dengan satu gerakan sigap, ia meloloskan boxer itu hingga turun melewati kedua kakisuaminya. Kini dari perut bawah Adel hingga tiba ke mata kaki, kakinya 100% terekspos jelas. Hingga memperlihatkan sebuah penis yang mengacung tegak dan gagah itu, lengkap dengan urat-urat nya yang terlihat.

apa Zee harus menyentuh nya untuk menciptakan sensasi awal? Ah tentu, hal ini adalah hal yang paling ia tunggu setiap harinya.

"Zee bisa cepetan ga? udah gak tahan banget ini" Adel sedikit meringis, mungkin karena dirinya tak dapat menahan lebih lama untuk melakukan seks seperti ini.

dengan gerakan seribu arti, Zee mulai mengulum penis gagah itu. Ia mengulumnya menciptakan sensasi tersendiri bagi yang merasakan, Adel tak menyangka, bahwa Zee yang awalnya ia kira polos, kalem dan lemah lembut, nyatanya tak sebanding dengan apa yang berada dalam benaknya kala itu.

"Emhh ahh fuckk mulut lu enak Zeehhh ahh"

"nghh lebihh dalamh lagihh"

"mhh gwamuath dwelhh"

"emhh Zee ahh... nghh mhhh eummm uhhh"

"ahh, Zeehhh"

Membutuhkan beberapa menit kala Zee mengulum penis Adel, hingga kini ia telah sampai dipuncak dan akan menyemburkan cairan spermanya pada mulut Zee.

"Zee gua keluarhh arghhh!! "

Crottt Crott.

"Adel ini di telen? ko gua rada takut ya kalo spermanya ditelen? "

Dunia punya cerita tersendiri (zeedel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang