14

962 235 31
                                    

Siang hari kala teriknya netra kehidupan yang kian menyinari alam buana. Adel nampak sibuk bergulat dengan selimut yang menutupi sekujur tubuhnya. Selimut itu secara terus menerus melilit pergelangan lengannya. Sementara dilain sisi, Zee kini nampak tengah membaca sebuah buku novel kesukaannya seraya menatap heran lika-liku sang suami yang kini kian bergulat dengan selimut nya sendiri.

"Ngapain sih kamu? bisa yang bener dikit ga? itu hati-hati nanti infusan nya bisa copot Dell... Masalahnya Mama sama Papa lagi ga disini, Giliran kemaren ngeluh kaki sama tangannya sakit, sekarangg aja belagu" ujar Zee dengan intonasi lembut pada setiap rangkaian kata yang terucap. Tak mendengar ada nya tanggapan dari Adel dengan sepatah katapun, melainkan mendapati ucapannya yang tak dihiraukan sedikitpun oleh sang suami.

"kamu mah suka banget bikin aku kesel. Mendingan kalau masih kaya gitu, sekalian aja gausah pakai selimut! " Zee dengan satu gerakan tegas segera menarik cepat selimut tersebut untuk bebas dari lilitan pada tangan Adel. Parasnya nampak kesal, nafasnya memburu dan ia baru saja teringat, bahwa novel yang dibacanya tak sempat ia beri penanda halaman.

"TUH KAN NOVELNYA LUPA AKU KASIH PENANDA, LUPA DEH AKU TADI UDAH BACA HALAMAN BERAPA AJA" ujar Zee dengan panik. Ah semua ini sebab Adel, bahwa saja Adel tak membuatnya kesal, tak mungkin Zee dapat meninggalkan halaman bacaan kesukaannya. Namun lantas, yang dimarahi hanya terkekeh dengan menggaruk tengkuknya kikuk.

"Azizie sini naik ke kasur, kasurnya luas ko bisa muat 2 orang atau lebih, ayo ding kamu tiduran di samping aku" ujarnya manja.

"terus kalau semisal aku tidur di samping kamu, apa fungsinya? "

"udah sini lama, aku mau enen" ujar Adel dengan penuh ceplas-ceplos.

"ha e eumm emtt h-hah?? enen? pake punya aku? " tanyanya gelagapan.

"yaiyalah, kenapa mukanya kaya heran gitu? emang permintaan aku aneh? "

"banget sumpah, apa banget baru aja diomelin tiba-tiba langsung minta enen. Bukannya apa-apa, aku takut aja kamu bakal ke bablasan, terus lupa kalau aku lagi hamil dan kamu lagi sakit" ujar Zee terus terang.

"engga ko, janji cuma nen doang, ga macem-macem, asal kamu ga mancing aja" ujar Adel seraya menautkan jemari kelingkingnya dengan jemari kelingking Azizie secara bersamaan.

"udah sini naik" ujar Adel kembali, mendengar perintah tersebut, Zee segera beranjak dan perlahan mulai tidur pada ranjang tepatnya bersebelahan dengan Adel. Berat hati untuk menolak, namun ingin hati untuk menerima, itulah yang saat ini Zee rasakan.

"gc buka tanktop sama baju lu"

"serem sumpah" ujar Zee seraya memukul bahu Adel dengan cukup kuat.

"Awss Zee sakit!! biasanya juga kamu yang mancing buka buka duluan"

"tapi nada ngomong lu serem sumpah.. Ngeselin banget" ujar Azizi kembali seraya menanggalkan pakaian atasnya. Hingga kini Zee sudah half naked

Tentu saja Adel sangat girang hati melihat sang istri yang kini sudah menampilkan 2 gundukan nya tepat dihadapannya. Adel tersenyum penuh arti seraya memainkan alisnya.

"Awas lu kalau kebablasan!! Ngeri euyy"

Tanpa menjawab perkataan Azizie kala itu, Adel dengan sekejap mata segera menggerayangi area gundukan milik istrinya. Tak lama setelahnya, ia segera mengulum puting payudara yang sudah mencuat itu ke dalam mulutnya.

"awhh busettt emhhh" pekik Azizie kala puting payudaranya mengenai deretan gigi Adel tanpa di sengaja.

"Azizie jangan desah nanti adek aku bangun kamu mau tanggungjawab? "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia punya cerita tersendiri (zeedel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang