BAB 18: Kecewa

33 6 0
                                    


Hari-hari terus berlalu, dan sudah hampir dua bulan Bentala dan Ilesha menjalin hubungan. Banyak perubahan yang mulai terlihat di antara mereka. Ilesha semakin jatuh hati pada Bentala, sementara Bentala justru mulai bersikap acuh tak acuh terhadap Ilesha. Perubahan ini membawa dinamika baru dalam hubungan mereka, memunculkan pertanyaan tentang masa depan mereka bersama.

Ilesha merasa bingung dan sedih dengan perubahan sikap Bentala. Dia merindukan perhatian dan kehangatan yang dulu selalu diberikan Bentala padanya. Setiap hari, Ilesha berusaha mencari tahu apa yang membuat Bentala berubah, tetapi Bentala selalu menghindar ketika ditanya.

Suatu hari, Ilesha memutuskan untuk berbicara secara terbuka dengan Bentala. Dia mengajak Bentala bertemu di tempat favorit mereka, sebuah kafe kecil di sudut kota. Dengan hati-hati, Ilesha mengungkapkan perasaannya. "Zayn, aku ngerasa ada yang berubah di antara kita. Jujur aja, aku rindu perhatian kamu, bukan cuek seperti ini. Apa sih yang sebenarnya terjadi?"

Bentala menghela napas panjang. "Ilesha, bukan kamu yang salah. Aku cuman ngerasa ada banyak tekanan dalam hidup aku belakangan ini. Aku gak tau gimana ngatasinnya dan itu mempengaruhi sikap aku ke kamu. Maafin aku."

Ilesha merasa lega mendengar penjelasan Bentala. Dia meraih tangan Bentala dan berkata, "Kita bisa menghadapinya bersama. Aku di sini untuk kamu, apa pun yang terjadi."

Mendengar itu, Bentala tersenyum kecil. "Terima kasih, Ilesha. Aku bakal berusaha lebih baik. Aku gak mau kehilangan kamu."

Dengan komunikasi yang terbuka dan pemahaman, hubungan mereka perlahan-lahan mulai membaik. Meskipun tantangan masih ada, mereka belajar untuk menghadapi semuanya bersama-sama, memperkuat ikatan mereka dan membangun kembali kepercayaan yang sempat goyah.

Namun, saat ini, Ilesha yang sedang chatting dengan Bentala langsung merasa ragu dan tak enak dengan perasaannya saat Bentala kembali meresponnya dengan cuek. Ilesha menggeram, lalu ia kembali mengetik di ponselnya dengan cepat. Perasaan ketidaknyamanan menyelimutinya, menyebabkan jari-jarinya bergerak semakin cepat di layar ponsel, seolah mencoba menyalurkan frustrasinya melalui pesan-pesan yang diketiknya.

 Perasaan ketidaknyamanan menyelimutinya, menyebabkan jari-jarinya bergerak semakin cepat di layar ponsel, seolah mencoba menyalurkan frustrasinya melalui pesan-pesan yang diketiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilesha terdiam. Lagi dan lagi, feeling-nya selalu benar. Ilesha semakin yakin bahwa feeling perempuan itu sangat kuat dan tak akan pernah meleset. Dengan hati-hati, ia mulai membaca satu per satu kata yang ada di dalam foto yang dikirimkan Bentala padanya. Setiap kata seperti menambah bobot pada perasaannya, memperkuat intuisi yang sejak awal sudah mengusiknya.


Yuli:

Yuli:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Ephemeral (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang