TWO

503 93 4
                                    

Keesokan harinya, seperti biasa, OSIS sudah bersiap untuk melakukan pemeriksaan rutin. Mereka dengan teliti memeriksa setiap siswa, memastikan setiap aturan dipatuhi. Namun, kali ini, Zean kembali dihadang oleh Freya.

"Apalagi sih, perasaan gue udah pakai sepatu item, ikat pinggang, dasi udah lengkap ini," keluh Zean.

"Tapi dasi kamu belum terpasang dengan rapi," jawab Freya tegas.

"Iya ini gue pasang ini," jawab Zean sambil kesusahan, karena sebenarnya dia tidak terlalu pandai memakai dasi.

"Kamu pergi ke barisan sana," perintah Freya.

"Apa sih, kan gue ga ngelanggar apa-apa, kenapa gue harus kesana?" protes Zean.

"Peraturan di sini harus menggunakan seragam dengan lengkap dan rapi, sedangkan kamu tidak mengenakan dasi dengan benar," jelaskan Freya dengan mantap.

"Bacottt, awas gue mau masuk," ujar Zean sambil berusaha menerobos masuk, tetapi dihadang oleh Freya.

"Minggir ga lo!" teriak Zean frustrasi.

"Ada apa ini teriak-teriak?" tiba-tiba guru datang.

"Zean melanggar aturan, Pak. Dia tidak menggunakan dasi dengan rapi," jelas Freya.

"Tapi..." Zean belum sempat menyelesaikan kalimatnya.

"Sana kamu gabung ke barisan," potong guru dengan tegas.

Freya tersenyum puas melihat Zean, karena merasa berhasil membuat Zean kembali mendapatkan hukuman.
------

Setelah istirahat, Zean duduk di kantin bersama teman-temannya, Aldo, Olan dan Daniel.

"Siapa sih yang milih si Freya jadi ketua OSIS? Kok bisa-bisanya cewek gila jadi ketua OSIS?" gerutu Zean.

"Banyak kali yang milih dia, secara kan dia murid terbaik di sekolah ini," sahut Olan.

"Halah, murid terbaik apa? Dia itu ngeselin, sombong," timpal Zean dengan nada sinis.

"Kenape sih lo dendam karena dihukum lagi tadi?" canda Aldo sambil tertawa.

"Iya, sejak dia jadi ketua OSIS, gue jadi dihukum mulu. Perihal dasi aja kurang rapi, langsung dihukum. Emang sialan tu anak," gerutu Zean sambil menggelengkan kepala.

"Jangan gitu, ntar lo naksir lagi," goda Daniel.

"Ga bakal gue naksir sama manusia penyembah aturan," jawab Zean sambil tersenyum mengejek.

Teman-temannya tertawa bersama, meramaikan suasana di kantin.

KETOS S.I.A.L.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang