FIVE

477 94 8
                                    

Hey guys! Selamat malam minggu! Aku mau bilang makasih banget buat kalian yang udah baca dan vote. Appreciate banget support kalian. Sesuai request, kali ini ceritanya aku panjangin sedikit. Enjoy reading ya! 💕

==========================================================

Jam terakhir hari itu adalah pelajaran fisika, dipandu oleh Bu Asri yang dikenal serius tapi santai dengan pendekatan yang penuh semangat dan interaktif ketika mengajar.

"Anak-anak, hari ini Ibu akan membagi kelompok kecil yang beranggotakan 2 orang untuk tugas fisika dua minggu ke depan. Untuk tugasnya, kalian harus melakukan penelitian dari salah satu materi yang ada di papan tulis. Ada soal-soal yang harus kalian kerjakan dan harus dikumpulkan di minggu pertama, untuk tugas minggu kedua harus membuat presentasi tentang keseluruhan penelitian kalian," jelas guru.

"Abidzar, kamu dengan Ghea. Aldo, kamu dengan Finka. Alzean, kamu dengan Freya," lanjutnya.

Zean dan Freya terkejut mendengar bahwa mereka berdua sekelompok.

"Sekarang kalian bisa diskusikan dulu, mau pilih materi yang mana, terus tulis di kertas. Nanti Ibu kembali lagi kesini, mengerti?" tanya guru.

"Mengerti, Bu!" serentak murid-murid menjawab.

Anak-anak langsung berkumpul dengan pasangan masing-masing. Zean mendekati Freya.

"Kenapa sih kita harus sekelompok?" tanya Freya kesal.

"Ya gatau, orang Bu Asri yang milih," jawab Zean.

"Yaudah, kita mau pilih materi apa?" tanya Zean.

Freya diam dan mengabaikan pertanyaan Zean.

"Lo masih marah gara-gara kemarin? Gue kan udah minta maaf. Sesusah itu ya lo maafin orang? Apa emang separah itu kesalahan gue sampe lo gamau maafin gue?" tanya Zean dengan nada frustasi.

"Kamu sadar ga sih, gara-gara kamu aku jadi telat dan ga bisa ikutin pelajaran sekolah?" sela Freya, dengan sedikit kesal.

"Iya, paham. Tapi gue kan udah minta maaf. Lagian, lu juga sadar ga, lo udah bikin gue dapet hukuman dua kali. Pertama waktu gue ada pertandingan basket, gue langsung pake sepatu basket. Emang sih bukan sepatu hitam, tapi kan karena mau ada pertandingan dan ga ada toleransi sedikit pun dari lo. Kedua, waktu dasi gue ga rapi. Padahal dasi ga rapi itu ga ada aturan tertulisnya, gue tau waktu itu lo emang sengaja gitu ke gue doang kan? Yang lain ada ko yang dasinya ga rapi tapi aman aja tuh," jelas Zean, mempertahankan argumennya.

"Yaudah, kalau emang lo gamau sekelompok sama gue, gue bakal bilang ke bu Asri," lanjut Zean sambil meninggalkan kelas untuk menyusul Bu Asri.

Freya merasa sedikit bersalah mendengar ucapan Zean.

Toktoktok...

"Permisi, Bu," sapa Zean.

"Zean, ngapain kamu kesini?" tanya Bu Asri.

"Bu, bisa gak kelompoknya ditukar?" usul Zean.

"Emangnya kenapa, Zean?" tanya Bu Asri penasaran.

"Ga papa sih, Bu, ditukar aja soalnya takut jadwal saya sama Freya susah ketemunya. Kita sama-sama sibuk kan," kata Zean sambil tersenyum.

"Gaya banget kamu, so sibuk," komentar Bu Asri.

"Kan saya harus fokus basket, Freya juga ketua OSIS, Bu, jadi susah," jelas Zean.

"Haduh, iya deh, iya Zean. Yaudah, nanti coba Ibu tukar. Sana kamu kembali ke kelas," kata Bu Asri setuju.

"Siap, Ibu guruku yang paling baik," ucap Zean.

KETOS S.I.A.L.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang