Hyejin.
Setelah kegiatan panas itu, aku dan Namjoon mandi bersama di bawah guyuran shower dengan air yang hangat, aku menatap wajah tampannya yang basah, aku menjadi lebih agresif malam ini apa karena perubahan hormon pra menstruasi? entahlah.
Tak puas puasnya kami kembali bercumbu sebelum benar benar memulai ritual mandi yang sebenarnya. Namjoon memberikan shampo pada surai panjangku, menyabuni tubuh dan menggosok punggungku, walau sesekali bersikap nakal dengan mencubit pelan bokongku atau meremas dan menyentil puting payudaraku.
Aku juga tidak ingin kalah, mengosok punggung kekarnya, memberikan shampo pada rambutnya yang model cepak ala tentara yang sedang menjalankan wajib militer. Menyentuh perutnya yang berotot dengan bentukan kotak kotak, aku sungguh memuja tubuh kokoh ini, tubuh yang sering mengungkungku dengan pesonanya. Aku benar benar merasa bahagia dengan pria tampan, berkulit Tan disertai lesung pipi yang sanggup memenjarakanku hingga aku tidak menginginkan pria lain atau siapapun untuk bersamaku. Walaupun sebenarnya aku saat ini sudah bertunangan dengan laki laki lain karena kehendak ibuku.
Namjoon memakaikan bathdrope berwarna putih untuk mengeringkan tubuhku yang basah. Pria berkulit Tan juga mengambil handuk berukuran sedang untuk membungkus rambutku . Tak.lupa ia juga menutupi area privasinya dengan memakaikan handuk hingga sepinggang.
Dragon eyes nya menatapku tajam, ia kembali meraih tubuhku agar masuk dalam dekapannya, beberapa kali mengelusi punggungku dengan lembut, ia kembali menciumku, laki laki Kim sepertinya tidak pernah bosan bosannya padaku. Aku suka diperlakukan seperti ini, Namjoon seakan akan benar benar menyayangiku.
Tubuh Namjoon terasa hangat, padahal kami baru saja mandi, aku memekik pelan ketika tiba tiba ia menggendongku ala bridal style, ia membawaku menuju kamar tidur, kamar tidur yang sering kami pakai untuk memuaskan hasrat satu sama lain, ranjang ukuran king size, sprei berwarna navy, Namjoon meletakkan tubuhku di atas ranjang, sebelum itu ia sempat sempatnya mencuri ciuman dariku.
" Still want to play with me Princess?", ucapnya sambil mengelus pipiku lembut.
" I am yours Sir." Aku pasrah menjatuhkan diri dalam kubangan ketidakpastiaan ini.
" Good , that's my girl."
Namjoon perlahan naik keatas ranjang, ia berbaring disampingku dengan menumpukan siku di kasur dan menopang kepalanya dengan telapak tangannya. Aku juga membalikkan tubuh dan memposisikan badanku sama dengan yang dilakukannya saat ini. Saat kami beradu pandang ia tersenyum, alisku menjadi bertaut.
" Kau tersenyum?" Apa aku terlihat lucu?" Aku bertanya sembari mengusap pelan dadanya yg bidang.
" Apa menurutmu kita seperti sepasang kekasih saat ini?" Namjoon menanyakan pertanyaan yang menurutku random.
" Kita seperti pasangan suami istri lebih tepatnya." Aku menjawab asal dan tidak kalah randomnya.
Tawa khasnya terdengar di ruangan ini, bahkan terdengar seksi di telingaku. Aku menatapnya tanpa jeda, saat ia tertawa kembali muncul lengkungan indah di kedua pipinya dan itu membuat Namjoon berkali lipat lebih tampan.
" Bisa kau bayangkan kalau kita adalah sepasang suami istri dan bagaimana lucunya anak anak yang lahir nanti ? anak laki lakiku akan mewarisi tinggi badan, ketampanan serta kecerdasanku ,tapi ia juga akan mewarisi mata indahmu." Netranya menerawang saat mengatakan hal itu seolah olah kami benar benar pasangan yang sudah menikah.
" Dan anak perempuanku akan mewarisi dimple smilemu yang dapat memikat siapa saja." Aku berkata sambil mengelus lesung pipi yang dalam ini tapi Namjoon meraih tanganku dan mengecupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS ZONE ( PINDAH KE FIZZO )
FanficHubungan yang tidak punya nama ,hubungan yang tidak berlandaskan perasaan, hubungan yang tidak membutuhkan pengakuan, hubungan yang hanya bersembunyi di balik kata "pertemanan" sampai kapankah Namjoon dan Hyejin akan menjalaninya? mampukah Namjoon m...