15.00

2.4K 245 7
                                    

HAI GUYSS
PAKABAR???


Radhika School adalah lembaga pendidikan yang terkenal dengan branding sekolah internasional. Lembaga ini didirikan pada tahun 1993 di bawah naungan Yayasan Radhyz, sebuah yayasan di bawah perusahaan besar Madhiarn Corporation yang didirikan oleh Leander Madhiaz, ayah dari Varka Azhas Madhiaz.

Dalam kawasan Radhika School, sudah mencangkup wilayah PAUD hingga perguruan tinggi. Hanya dibatasi sebuah taman besar saja. Berbeda dengan sekolah negeri atau swasta lainya, Radhika School mengadopsi kurikulum Cambridge yang mendapat pengakuan secara internasional.

Dengan fasilitas dan kualitas yang ditawarkan, biaya Radhika School terkenal mahalnya. Sekolah ini mempekerjakan guru yang didominasi oleh Warga Negara Asing sehingga bahasa Inggris dalam kegiatan pembelajaran aktif digunakan sehari-hari, kecuali pada pembelajaran bahasa lain seperti Bahasa Indonesia.

Setiap angkatan dalam pertahun,  siswa yang diterima hanya sekitar 300 orang saja untuk tingkat SMP dan SMA. Karena mahalnya biaya dan susahnya mendapat beasiswa di sekolah ini, kecuali orang itu benar-benar pintar.

Tenang, yayasan ini menomorsatukan ketenangan dan ketentraman. Jadi tidak ada kasus kasus perundungan seperti di sekolah lainnya.

°°°°°°°°°

S

ejujurnya SMA Radhika juga sama seperti SMA wattpad lainnya. Yang di mana jika ada siswa tampan akan di puja dan di teriaki alay saat berangkat sekolah.

Seperti saat ini, hampir seluruh netra siswi SMA Radhika melihat ke arah mobil yang baru memasuki gerbang. Di lihat dari dari plat yang berwarna merah dan inisial yang tertera di plat tersebut, hampir seluruh siswa tahu itu mobil siapa. Mobil tuan muda kembar keluarga Madhiaz.

"Aduh tuan muda gue,"

"Aura cakepnya kesini bjirr,"

"Belum keluar aja, gue ngerasain kegantengan mereka,"

"Hiks pengin jadi jodoh mereka,"

"Idih, mimpi lo."

Sedangkan yang di bicarakan hanya acuh. Terlalu sering seperti itu. 

Caelen menoleh ke arah Casey, "Ready?" tanyanya.

"Ready donggg." seru Casey kemudian tersenyum lebar.

Caeden dan Caelen keluar bebarengan. Kemudian di ikuti Casey. Bertepatan Casey keluar, suasana yang sebelumnya ricuh bertambah ricuh. Kala mendapati Casey keluar dari mobil tuan muda Madhiaz.

"Busett, siapa tuh?"

"AAAA, HIS FACE SO CUTEEE,"

"Sepupu mereka??"

"Nggak mungkin, keluarga Madhiaz mah nggak ada yang imut,"

"Anak SD nyadar bjir,"

"MANISSS BANGETTT AAAA"

Caeden mendengus lirih. Ia tidak suka para siswa yang berucap jika kakaknya manis dan imut, walaupun itu kenyataannya. Tangan kekarnya menggandeng tangan kanan Casey. Menegaskan jika Casey adalah seseorang yang tidak dapat di ganggu.

Ditempatnya, Caelen sudah menatap tajam para siswa agar tidak terus ricuh. Takutnya Casey terganggu.

Sedangkan Casey, anak manis itu mengedarkan pandangannya. Mencari ke-dua temannya di parkiran yang luas itu. Mereka sudah janjian di message untuk bertemu di parkiran.

Ah itu, akhirnya ketemu.

"AAKASH, ATLEZZA."

Casey melepas genggaman tangan Caeden. Lalu berlari menghampiri temannya. Si kembar yang melihat Casey berlari terkejut. Lalu segera menyusulnya.

"Duh si bocil." gerutu Aakash. Tidakkah Casey sadar jika tindakannya menyebabkan di kembar melayangkan tatapan dingin kepada dirinya dan Atlezza?

"Serem." ujar Atlezza lirih.

Dalam hati kedua orang itu berdoa agar selamat dari amukan wolf. Apalagi sekarang Casey sedang memeluk mereka satu persatu. Yang mana membuat air muka si kembar tambah keruh.

"Akhirnya kita ketemu lagiiii," ujar Casey. Ia tersenyum lebar hingga matanya hilang.

"A-aha iya." balas Atlezza kikuk. Tangannya dengan cepat melepaskan pelukan Casey saat melihat si kembar semakin dekat.

"Kalian kangen Asey kan?" tuding Casey. Kemudian menyipitkan matanya ketika kedua orang itu hanya mengangguk pelan. Ia tidak percaya.

"Kal-"

"Asey."

Casey menoleh. Itu Caelen. Tangan besarnya menarik Casey agar mundur dan mendekat kepadanya.

"Eden, Elen ini teman Asey. Ini Aakash dan ini Atlezza." jelas Casey.

Si kembar mengangguk. Tatapan datar mereka memindai kedua orang di hadapan mereka dengan teliti. Yang di pindai hanya diam. Walaupun tatapan datar, tetapi menusuk oi.

"Ayo ke kelas."

"Kita sekelas?" Caeden mengangguk, "Mereka?" Caeden mengedikkan bahunya tidak tau.

"Yahh" lesu Casey.

"Ehh, nanti istirahat bisa ketemu kok." ujar Aakash dengan cepat.

"Tapi kan-" ucapan Casey tertahan. Ia bingung ingin mengucapkan apa.

"Ayo."

Tangan Casey ditarik lembut meninggalkan mereka oleh Caeden. Sedangkan Caelen masih berdiri di tempatnya. Ia menatap datar Aakash dan Atlezza.

"Kasih nomor rekening kalian ke dia." ucap Caelen lalu pergi menyusul kedua kakaknya.

Tak lama kemudian muncul pria dengan seragamnya, mungkin bodyguard.

"Silahkan ditulis di sini tuan." Pria itu menyodorkan sebuah iPad lengkap dengan pencilnya.

Aakash menerima iPad itu dengan bingung, namun tak urung ia menulih nomor rekeningnya. Atlezza juga menulis nomor rekeningnya.

"Maaf pak, kalau boleh tau untuk apa ya?" tanya Aakash.

Pria itu tersenyum, "Nanti kalian juga tau."

"Saya pergi dulu."

"Iya pak."

"Kash, kira-kira buat apa ya?" tanya Atlezza.

"Jangan-jangan duit kita mau di ambil sama mereka?"

"Heh," spontan Atlezza menggeplak kepala Aakash, "Duit mereka lebih banyak dari kita."

"Mungkin doang elah."

Secara bersamaan, handphone keduanya mendapatkan notifikasi.

"Ezz, ini beneran?" tanya Aakash dengan terbata-bata. Matanya melotot menatap layar handphone miliknya.

"Speechless."

Dilayar handphone mereka sama-sama muncul notifikasi.

Unknown number
Send a picture

100 juta untuk kamu karena menjaga Caselion.

-------------

Maaf baru bisa update nih
aku sok sibuk soalnya

CASEY -DiscontinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang