Capítulo Um

3 0 0
                                    

"Nos encontramos novamente, mas não nos lembramos da nossa promessa."

••••

"Himpunan penyelesaian dari x + 2y = -3, y + 2z = 4, dan x + y + 2z = 5 adalah {(x,y,z)} . Nilai dari x + z adalah..." Seorang remaja laki-laki membacakan pertanyaan dibukunya dengan malas, dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena kebingungan.

"Kai yang ini bagaimana caranya?" ucapnya dengan suara yang lemah dan wajah seperti seseorang yang perlu dikasihani.

Remaja lain yang dipanggil Kai mendonggak melihat temannya yang selalu mendramatis seperti ini dengan tatapan acuh tak acuh.

"Jangan terus bertanya padaku, Aku sedangkan sibuk menghafal rumus-rumus ini," jawab Kai sembari membenarkan Kacamatanya, dirinya terlalu malas untuk terus berhadapan dengannya.

"Bukankah Katamu tadi lebih baik bertanya caranya dibandingkan dengan menanyakan jawabannya? Sekarang malah tidak mau membantuku," ucap laki-laki itu bertanya kembali mendengar jawaban dari Kai, dia benar-benar tidak mengerti tentang ini.

Kai yang mendengar perkataan temannya ini lagi hanya dapat menghela nafas berat, jika bertanyanya hanya beberapa kali mungkin dirinya dapat memaklumi hal tersebut tetapi ini sudah yang ke 20 kalinya temannya ini bertanya.

"Felix Kau telah bertanya 20 kali dan soalmu hanya 25 dengan hanya ada empat rumus saja!" ucap Kai dengan mengatakannya dengan penuh penekanan disetiap katanya.

Dirinya sudah muak dengan Felix, lelah sekali memiliki temannya seperti ini disaat dirinya sedang sibuk kini.

"Yak sudah kalo begitu apa jawabannya? Ku mohon ini terakhir kalinya, lalu Aku tidak akan menganggumu lagi Kai," ucap Felix bertanya tentang jawabannya pada Kai tanpa rasa bersalah sedikit pun, dan dia menampilkan ekspresi serius saar berjanji.

Kai hanya dapat menghelas nafas kembali mendengar perkataan Felix, dirinya mungkin lama-lama akan stres karena berteman dengan orang Portugal ini.

"Satu," ucap Kai dengan cepat.

Sedangkan Felix yang mendengarnya hanya ternganga karena temannya ini menjawab dengan cepat, lalu otaknya yang berjalan lambat terdiam sejenak hingga akhirnya dia mengerti dan mulai berteriak dengan gembira.

"Oh jadi jawabannya satu, terima kasih Kai!" ucap Felix dengan penuh semangat.

"Jangan berisik! Cepat pergi dari sini," ucap Kai membalas dengan acuh tak acuh, dirinya sudah mulai fokus kembali pada bukunya.

Felix yang mendengar hal tersebut hanya tertawa, dia menandai jawabannya dan lalu membereskan barang-barang miliknya dengan cepat.

"Adeus Kai!" ucap laki-laki itu lalu segera berlari keluar dari ruangan.

Dia berjalan dengan tenang melihat ke sekitarnya, saat keluar dari gedung sekolah Felix melihat anak laki-laki sedang menangis dengan seorang anak perempuan yang menghiburnya.

Melihat kedua anak kecil membuat Felix mengingat sebuah kenangan yang sudah lama namun tidak bisa dilupakan oleh dirinya, kenangan tentang dirinya dan gadis kecil dari Jerman.

"Hana, dia sekarang berada dimana yak?" monolognya dalam diam, lalu berlalu pergi meninggalkan sekolahnya dengan mengendarai mobilnya.

Saat dirinya sedang fokus berkendara, sebuah notifikasi dilayar handpone nya muncul dan itu berasal dari Kai.

Felix yang melihatnya mengeryitkan dahinya, bukankah tadi dia sendiri yang mengusirnya dam sekarang belum sampai sepuluh menit dia pergi dari sekolah.

Dia mengambil Handpone-nya membaca pesan yang dikirimkan Kai padanya.

"Felix, Kamu belum sampai rumah kan?"

Felix membacanya dengan cepat dan membalasnya dengan singkat.

"Di jalan."

Dirinya kembali fokus pada jalanan sembari menunggu pesan baru dari Kai, tetapi tidak lama dari saat Felix menjawabnya, Kai kembali mengirim pesan.

"Jangan lupa membeli bahan yang tadi disebutkan!"

Membaca pesan tersebut Felix terkejut dan langsung ingat tentang dirinya yang harus membeli bahan makanan karena besok lusa akan mengikuti perlombaan memasak dan dirinya dengan Kai akan mencoba memasak sesuatu untuk persiapan diri setidaknya yak begitu.

"Oh itu yak Aku akan membelinya."

Felix membalas pesan tersebut lalu membelokkan mobilnya menuju toko serba ada terdekat.

Setelah memarkirkan mobilnya, dirinya masuk dan menuju ketempat-tempat barang yang dia butuhkan.

Mengambil dua disetiap barang dalam daftar untuk menguji kemampuan masak Kai, yak Kai bukan Felix karena yang masakannya dapat dimakan hanya milik Kai.

"Oke tinggal mengambil susu dan keju," ucapnya berbicara pada diri sendiri.

Saat tangannya hendak mengambil susu dari rak ada juga tangan lain yang ingin mengambilnya, Felix melirik ke sampingnya dan melihat seorang gadis yang tengah berusaha mengambil susu diatas dengan penuh kesulitan.

"Umm Kamu ingin mengambilnya juga?" ucapnya berbasa-basi melihat gadis itu kesusahan.

Gadis itu melihat ke arah Felix, dia menatapnya sebentar hingga lalu menganggukkan kepalanya.

Felix yang melihat gadis itu merasa dia lucu, tangannya mengambil dua kotak susu dari rak dan memberikannya satu pada gadis tersebut.

"Ini untukmu," ucap Felix sembari memberikan kotak susu tersebut.

Gadis itu menerimanya dengan ekspresi malu-malu, matanya membesar saat menatap Felix.

"Umm terima kasih banyak, maaf merepotkan dirimu," ucap gadis itu dalam bahasa Inggris yang terbata-bata, dia menundukkan kepalanya dengan sedikit mencondongkan tubuhnya saat mengucapkan terima kasih.

Melihat apa yang dilakukan gadis tersebut membuat Felix tertegun sejenak, logat bahasanya mirip dengan Kai dan dirinya berpikir mungkin gadis itu juga orang Jerman yang baru berada disini di Inggris, tetapi wajahnya memiliki khas Asia Timur dengan perilaku yang sama.

Saat melihat wajah dan mendengar suaranya membuat Felix berpikir bahwa dirinya permah melihat dan mendengarnya di suatu tempat, apakah keduanya pernah saling bertemu dilain waktu?

Dia menyaksikan gadis itu pergi dan tanpa sadar tangannya ingin mengambil susu dari rak lagi, tetapi ternyata sudah tidak ada.

"Oh sialan Aku terlalu terpaku, yang terjadi?" ucap Felix lalu menertawakan dirinya sendiri.

Dia menatap keranjang belanja dan hanya tinggal keju yang belum dirinya ambil, serta untuk satu kotak susu lagi dirinya tidak begitu khawatir karena ada satu di apartemen-nya.

Felix memberitahu Kai bahwa semua bahannya telah dia dapatkan dengan mengirimkan pesan setelah membayar semuanya.

"Aman, semuanya sudah lengkap."

Dirinya lalu memasukkan semua barang yang dia beli dikursi belakang mobilnya, lalu setelah itu mengendarai mobilnya untuk pulang.

Saat Felix fokus pada jalanan, dia tanpa sengaja melihat ke arah samping dijalan khusus pe-sepeda dan melihat gadis yang tadi dirinya bantu tengah mengendarai sepeda dengan tenang.

"Ela parece tão linda," ucapnya tanpa sadar saat melihat gadis tersebut.

__________________________________

Konichiwa ≧ω≦

"Nos encontramos novamente, mas não nos lembramos da nossa promessa." = Kita bertemu kembali, tetapi kita berdua tidak mengingat janji kami.

"Ela parece tão linda." = Dia terlihat begitu cantik.

~Han

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boyfriend Is A Cute Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang