• dua •

184 20 2
                                    

"kak," panggil seorang pemuda tampan awal 20 an itu. raut mukanya terlihat panik dan gelisah.

"apa?" balas kian tanpa menolehkan kepalanya sebab dirinya masih sibuk menyikat baju-bajunya. lantaran mesin cuci miliknya sudah rusak termakan usia. akibatnya ia yang harus menyikat bajunya, baju adiknya dan baju ibunya.

"itu.. di depan ada pak lurah nyariin kak kian," ucap pemuda tampan itu lagi.

kian langsung menolehkan kepalanya begitu mendengar kata 'pak lurah' disebut oleh adiknya. matanya menatap adiknya yang terlihat panik juga gelisah. siapa yang tak panik, kalau seorang lurah── yang mana seseorang yang mempunyai jabatan tinggi repot-repot mendatangi rumah warganya. kalau bukan hal penting banget, biasanya pak rt/rw setempat yang akan mendatangi rumah warga bukan malah pak lurah langsung.

apa mungkin ada hal penting yang ingin pak lurah sampaikan kepadanya? tapi hal penting apa yang membuat pak lurah mau datang ke rumahnya dan ingin bertemu dengannya langsung. atau ini karna uang kembalian 50 ribu yang belum dikembalikan olehnya? tapi kan pak lurah udah kasih uang kembalian itu untuknya. atau gara-gara dia tidak mengucapkan terima kasih kepadanya? makanya pak lurah kesini berniat untuk menegurnya.

kian segera menepis pikiran-pikirannya yang belum tentu benar itu. setelah tangannya bersih dari busa-busa detergen yang menempel, kian langsung berjalan cepat menghampiri pak lurah. tanpa menyadari baju yang dipakainya sudah setengah basah.

"selamat pagi, pak." sapa kian sambil tersenyum manis. menatap pak lurah yang sedang duduk di bangku rotan miliknya itu. ternyata pak lurah tidak sendiri kerumahnya, ia ditemani anak bungsunya.
"bapak mau minum apa?" lanjutnya.

"gak perlu repot-repot, saya kesini mau minta tolong sama kamu. bisa?" balas lelaki yang menjabat sebagai lurah itu.

kian mengerutkan alisnya bingung, "mohon maaf bapak, boleh saya tau bapak minta tolong apa?"

"tolong buatin kue ulang tahun untuk anak saya. buat nanti sore. kalau kamu belum ada bahan-bahannya nanti biar saya beli dulu."

"ehh jangan pak, biar saya aja yang beli. kebetulan memang nanti siang saya mau belanja juga. kalo boleh tau untuk design kuenya mau yang seperti apa bapak?"

lelaki yang menjabat lurah itu mengangguk setuju, "nanti tanya aja sama anaknya." ucapnya seraya mengusap kepala anak laki-laki disampingnya itu.
"ayo." lanjutnya.

"hah??" kian menatap pak lurah bingung. dikepalanya sudah banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin dia sampaikan pada laki-laki di depannya ini. tapi sekuat tenaga ia tahan, karna tak mau dianggap tak sopan lantaran banyak bertanya.

"kita belanja sekarang biar saya antar." pak lurah tersebut berdiri dari duduknya. melihat laki-laki manis berusia matang di depannya itu. dengan bajunya yang setengah basah dan rambutnya yang lepek terkena air. rasanya ia ingin tertawa melihat penampilannya yang berantakan. bukan maksud menghina, tapi jujur saja laki-laki itu terlihat imut dengan penampilannya yang berantakan.

kian gelagapan mendengarnya, buru-buru ia tolak ajakan pak lurah itu, "terima kasih, pak sebelumnya tapi gak us──"

"saya tunggu di luar. kamu bisa siap-siap dulu." ucap pak lurah cepat. bahkan ia tak mau repot-repot mendengar penjelasan kian sampai habis.

"dede mau tunggu di sini aja ayah." suara anak laki-laki yang tadi duduk bersama pak lurah itu membuat kian tersadar dari rasa terkejutnya.

lantas ia tersenyum sambil menatap anak laki-laki itu, kemudian berjongkok di depannya, "dede mau minum?" tanyanya

anak laki-laki itu mengangguk lucu, "mau. dede haus sekali."

"tunggu sebentar ya, kakak mau buat minum dulu." ucap kian masih tersenyum.

baru saja ia beranjak, adik laki-lakinya datang dan membawa nampan yang berisi 2 gelas minuman perasa jeruk juga satu piring kecil yang berisi risol dagangannya.
lalu, ia menaruhnya di meja kecil di hadapan anak bungsu pak lurah itu.

"diminum ya, de." "dede tunggu sini ya, kakak mau siap-siap dulu sebentar."

anak laki- laki itu mengangguk-angguk kepalanya. tak membalas ucapan kian lantaran mulutnya sudah penuh dengan risol.

"temenin pak lurah sana di depan, gak enak kalo dibiarin sendiri." titah kian pada adik laki-lakinya ini.




jangan lupa vote dan komen yaaa, sob.
tbc...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

di penghujung 35 [jaemark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang