lembar pertama di buku baru[4]

12 1 1
                                    


Waktu terus berjalan tanpa ada niatan untuk berhenti, hari pernikahan Bintang dan Alisa pun tiba.

Banyak sekali orang yang sibuk ngurusin semuanya, sementara pengantinnya hanya duduk manis.

Alisa sedang berada di dalam ruangan untuk di rias wajahnya.
Selagi wajahnya di rias, ia hanya diam tak bersuara. Jujur ia masih sangat mengantuk, tadi malam Alisa ga bisa tidur karena terlalu gugup buat hari ini.

Sesaat kemudian. Rita datang untuk menemui putri nya.

"Aduhh~ anak mama cantik banget sih??"

"Mama ih"

"Ahahaha... Mama serius! Anak mama cantik banget~"

"Mama ga nyangka kamu udah mau nikah aja... Perasaan kemaren baru brojol"

"Mama ih!"

"Ahahaha... Maaf maaf~"

"... Pasti papamu senang liat kamu pakai baju pengantin begini" mata yang mulai berkaca kaca, menatap putri semata wayangnya, dan mengingat mendiang suaminya.

"Ma... Lisa ga mau liat mama sedih di hari penting Lisa"

"Ah-iya... Maaf yah?? Mama ga sedih ko..." Rita buru buru menghapus air yang berada di matanya.

"Hahh... Sudah sudah, nama keluar yah?? Kamu siap siapa aja! Pokoknya anak mama harus yang paling cantik hari ini"

"Lisa kan memang cantik~"

"Iya dong! Siapa dulu mamanya??" Mereka ber2 pun tertawa bersama.

Rita langsung pergi setelah berpamitan dengan Alisa. Alisa kembali di rias agar makin cantik.

Di hari yang bahagia, tidak terjadi apappun. Semua berjalan lancar. Acara pernikahan pun terjalani dengan sangat baik.

Alisa sedang duduk di kursi pelaminan, ia sangat lelah menyalimi tamu satu-persatu. Walau ia lelah, ia berusaha sebaik mungkin tidak terlihat lelah... Ia tidak ingin membuat acara yang sudah di nanti nantikan ini hancur karena dirinya.

Bintang sedari tadi memperhatikan Alisa dalam diam. Bintang tau jika Alisa kelelahan. Tapi Bintang bingung harus melakukan apa.

Bintang mengingat kejadian di mana, ayahnya membuat kepala ibunya bersandar di bahunya. Entah apa alasannya, tapi itu membuat ibunya merasa lebih baik.

Bintang melakukan hal yang sama, secara mendadak membuat kepala Alisa bersandar di bahunya. Alisa tentu kaget, tamu undangan pun gitu.
Bintang terkenal karena dingin dan ga pedulian, bisa gitu ke seorang wanita?.

Alisa langsung menolak, ia tidak mau di liatin tamu undangan dengan aneh.

"A-Ak-"

"Lelah kan? Sandar aja"

"Tapi di l-"

"Memang napa? Mereka siapa? Cuma tamu doang, kita udah sah, ga masalah"

Alisa bengong sebentar, lalu tertawa pelan. Ia merasa ini lucu.

"Kenapa?"

Alisa menggeleng pelan, lalu sedikit menyandarkan kepalanya di bahu Bintang.
Sementara di sisi lain, ibu mereka sudah teriak teriak melihat tingkah anak mereka, sementara Alex menatap anaknya, mengamati dari atas sampai bawah. Apakah anaknya di beri sesuatu tadi? Apakah yang duduk di sana bukan anaknya? Di mana anaknya yang dingin, keras kepala, suka adu mulut bersamanya?.

Olivia menatap ke arah suaminya, ekspresi suaminya sangat tidak memenuhi ekspetasi nya. Olivia langsung menjewer telinga Alex agar tersadar dan berhenti mebuat wajah yang tidak enak di pandang.

"Apa maksud tatapan mu itu??!"

"Aw- tidak ada, hanya menga- akh!" Belum menyelesaikan kalimat nya, Olivia makin megeraskan jewerannya.

"Alasan! Kau mau ngerusak pemandangan indah ini dengan wajah jelek mu? Ko bisa ya dulu aku terpelet dengan mu??"

Olivia lanjut mengoneli Alex, sementara Rita hanya tersenyum menatap suami istri ini... Andai suaminya masih hidup dan bisa menyaksikan putri kecil mereka menikah dengan pilihan suaminya.

Waktu pun terus berjalan, acara pun berakhir. Bintang dan Alisa berpisah dengan orang tua mereka, mereka akan lanjut ke rumah baru mereka.

Saat di perjalanan ke rumah baru mereka, Alisa sudah terlihat ingin tertidur. Tapi di tahan agar tetap terjaga.

"Tidur saja"

"Tidak... Aku tidak papa"

"Tidur, nanti ku gendong jika sudah sampai"

"Ga u-"

"Tidur" Alisa akhirnya menyerah, memilih tidur, dari pada buat Bintang kesal.

"Bangunin jika sudah sampai"

"Ya"

Alisa pun perlahan tertidur, Bintang melirik Alisa menggunakan ekor mata. Memastikan Alisa sudah tertidur. Bintang memberhentikan mobilnya, membantu Alisa untuk nyaman tidur.

Setelah selesai, Bintang lanjut menyetir, melakukan mobilnya di jalan raya yang masih bisa di bilang ramai, tapi ga terlalu ramai, dan tujuan mereka adalam rumah.

Setelah sampai, Bintang memarkirkan mobilnya, menatap Alisa yang tertidur pulas. Bintang ga tega membangunkan, pada akhirnya di gendong sampai ke kamar.

Sesampainya di kamar, Bintang meletakkan Alisa di kasur. Lalu langsung tidur di sebelah Alisa sambil memeluk pinggang Alisa. Jujur saja, Bintang juga lelah.


______________
Bersambung~

Hai Reader!!
Terimakasih sudah mau mampir dan maaf kalo membuat kalian tidak puas.

Dadah~
______________

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Istri pemalu tuan CEO [Slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang