prolog

27 6 5
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

[UNDANG UNDANG DI LINDUNGI OLEH ALLAH. JIKA PLAGIAT AKAN DI CATAT OLEH MALAIKAT]

Sebelum membaca kalian wajib membaca peringatan di bawah ini!

1. Di larang membaca cerita ini di waktu shalat atau mendekati waktu shalat.

2. Mohon ingatkan jika ada salah dalam pengetikan/typo, penulisan atau mengenai penyampaian ilmu agama. Sesungguhnya itu murni dari kesalahan saya

3. Wajib follow dan vote. Dan jangan lupa untuk selalu spam komen di setiap bab wajib. Biar saya tambah semangat update ❤️.

4. Panggil saya fiy bisa? Jangan author

Syukron khairan
Wa jazakumullah khairan sudah mau baca cerita ini 🌷

"Jangan sampai Al-Qur'an yang ada di meja berdebu karena jarang di baca"

"Happy reading"

Seorang anak laki laki berlari menuju ruang ICU yang di mana sang ibu di rawat dan sedang kritis, napasnya tergesa-gesa dan dadanya pun sesak. Ia berusaha menahan tangisnya agar ia bisa dengan jelas melihat ruangan yang ia lewati

Baru saja ia mendapat kabar dari pemimpin pondok pesantren Annajah —nama ponpes yang anak itu tempati. Ia mendapatkan berita jika sang ibu mengalami kritis dan sedang di rawat di rumah sakit, hal itu membuat aktivitasnya di pondok pesantren terhenti

Sampainya di depan ruangan ICU ia melihat semua keluarga sebagian dari ibu dan sebagian lagi dari ayahnya, anak laki laki itu melihat satu persatu semua keluarganya. Ia bertanya tanya kenapa semua menatapnya dengan tatapan sendu? Apa yang terjadi? Pikirannya pun mulai kacau, ia mendekati ayahnya dan memberanikan diri untuk bertanya

"Yah... Ada apa ini?" Pertanyaan itu berhasil lolos dari mulutnya, ayahnya yang mendengan itu pun seketika memeluknya

"tenang nak mama pasti baik baik saja" ujar sang ayah dengan memeluk sang anak dan mencium ubun ubun nya, tanpa sadar sang ayah meneteskan air matanya dan dengan cepat ia usap dengan kasar

Anak itu merenggangkan pelukannya "maksud ayah apa? Kenapa semuanya menatap zeyyen penuh kesedihan dan kenapa ayah bilang jika mama akan baik baik saja? Ada apa ini ayah...?" Tanya zeyyen —nama anak itu, kebingungan

"Ayo duduk dan tunggu dokter keluar untuk memberitahu bagaimana keadaan mamamu" titah daniel —ayah zeyyen, mengalihkan pembicaraan

Zeyyen pun menuruti perintah sang ayah, tapi ada hal yang mengganjal di sini. Pikiran zeyyen saat ini tak karuan, rasa khawatirnya terhadap mamanya yang saat ini belum ada kabar dari sang dokter, dan tidak ada satu pun penjelasan yang keluarganya katakan.

Zeyyen membutuhkan jawaban atas pertanyaannya tadi, ia juga membutuhkan penjelasan yang jelas akan hal yang saat ini mamanya alami.

Seorang dokter membuka pintu dari ruang dimana mama zeyyen di rawat, ayah dan anak itu pun menghampiri sang dokter dan di susul oleh semua keluarganya

Raut cemas dan khawatir terpancar dari raut wajah mereka.

Siapa yang tidak khawatir jika salah satu keluarganya sedang berbaring di atas brangkar dan kritis?

ZEYYENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang