Chaeyeong mengangguk.
“Mungkin saja itu alasan kenapa kita tidak ketemu-ketemu, ya?” ujar Lisa.
Chaeyeong mengangguk lagi. Dia sedih dan kecewa sekarang. Padahal, dia merelakan boneka kelincinya untuk ditinggal supaya jadi petunjuk untuk keluarga mereka yang mencari.
Yah, daripada itu, boneka kelincinya hanya menjadi bukti dan penanda kalau dirinya dan Lisa pernah berada di sana. Tapi kemudian tak ada bukti lainnya yang bisa mengarahkan tim pencari untuk mengambil langkah selanjutnya.
Andai foto Halmeoni masih di sana, mungkin saja mereka bisa pulang lebih cepat?
Ditemukan oleh keluarga mereka daripada mereka yang bergerak mencari keluarga mereka?
“Kita juga harus tanya Appa, Chaeng. Memastikan saja.”
“Eung, Aku setuju.”
“Vanessa, Appa ada di ruang kerja, kan?” tanya Lisa.
“Ya, Nona. Apa perlu saya antar?”
“Tak perlu. Kami sudah hafal jalannya,” kata Chaeyeong.
“Baik, Nona. Jawaban diterima.”
Lisa dan Chaeyeong bangkit dari duduknya. Sebelum keluar, Lisa meraih piring makanannya tadi.
“Loh, Chaeng, makanan di piring ini kau makan sampai habis?” tanya Lisa. Dia baru saja mau menutup makanan tadi— supaya bisa dimakan nanti-nanti. Tapi sudah habis.
“Iya. Tadi tinggal sedikit. Kukira kau memang tidak habis.”
***
“Eonniee!”
Jennie masuk kamar Jisoo dengan menggebu-gebu. Tidak mengetuk pintu, apalagi bilang permisi. Toh, kunci pintunya otomatis terbuka.
“Eonnieee!”
Jisoo tidak menoleh. Layar komputernya masih menyala. Jisoo juga pakai headphone sekarang. Noise cancelling headphone! Pantas saja Jennie berteriak pun, Jisoo tidak dengar.
Tuk tuk!
Jennie menepuk pundak Jisoo dua kali.
Permainan yang Jisoo mainkan ini tak bisa di-pause. Jadi Jisoo tetap melanjutkan bermainnya. Lagipula kalau dilihat dari jumlah orangnya, sebentar kagi dia menang.
Tuk tuk!
Jennie menepuk pundak Jisoo lagi.
Jisoo hanya merespon dengan melambaikan tangan. Tunggu, maksudnya.
Jennie menghela napas. Dia memutuskan untuk menunggu sebentar sampai kakaknya ini puas dan bisa mendengarkannya dengan baik.
Lima menit
Jennie menggeleng. Dia sepertinya sudah tidak sabar.
Tuk!
Dia menepuk pundak Jisoo hanya sekali, tapi lebih keras dari sebelumnya.
Kali ini, Jisoo melepaskan headphone-nya. Ketika Jennie lihat layar di depannya, ternyata sudah menunjukkan kata, WIN.
Akhirnya permainan itu selesai.
“Ada apa, Jen? Kau menepuk pundakku dari tadi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Reunited
FanfictionDi perjalanan menuju rumah Appa, Jisoo dan Jennie terpisah dengan Chaeyeong dan Lisa. Banyak kejadian mereka lalui. Meninggalkan, ditinggalkan, bertemu orang baru. Beberapa reuni juga terjadi di sini. 🌟Chaelisa, Jensoo🌟 Coba aja mampir dulu, si...