14.

129 17 0
                                    

“Halmeoni kenapa ke sini?”

Di ruangan serba putih dan superluas yang isinya hanya dua kursi panjang di tengah-tengah, digelar pertemuan tiga orang.

Seo Halmeoni, wanita berparas ayu dan berpostur tegak, Halmeoni yang membesarkan si kembar, Halmeoni yang secara tak wajar akrab dengan teknologi.

Seo Halmeoni yang itu kini sedang berhadapan dengan Chaeyeong.

Lengkapnya, Chaeyeong Kim. Anak 14 tahun yang disimpan Seo Halmeoni baik-baik selama 11 tahun. Artinya, diculik sejak usia 3 tahun.

Di samping Chaeyeong ada sepupu jauhnya, Irene Kim. Sekarang sudah 21 tahun. Dulu, sempat diculik bersama adiknya, Seulgi, selama dua tahun dan kabur di umur 10 tahun.

Meski sudah lama sejak Irene dan Seulgi berhasil pulang, tetap saja dia tetap ingin tahu, “Kenapa?”

“Tentu saja mengunjungi cucu-cucu Halmeoni yang manis. Cucu-cucuku, kenapa kalian meninggalkan Halmeoni?”

“Kami pulang, tentu saja,” jawab Irene dengan tenang.

“Tapi aku membesarkan kalian seperti cucuku sendiri. Selama di rumahku, hidup kalian baik, kan?”

“Haruskah kami berterima kasih karena diculik dan dibesarkan dengan baik oleh penculik kami?”
Irene bicara lagi.

Si lawan bicara, Halmeoni, tertawa. Tapi kentara sekali kalau itu dibuat-buat.

“Penculik? Astagaaa, cucu-cucuku. Bicaramu jadi kasar sekali, ya, sejak terakhir bertemu?”

Halmeoni tersenyum. Entah itu senyum dengan maksud baik atau sebaliknya, sinis dan jahat.

Tapi berhubung Halmeoni posisinya ini penculik, jadilah senyum manapun jadi terlihat jahat.

“Mungkin Halmeoni sudah menduga ini. Tapi aku dan Lisa melakukan tes DNA dan telah memperoleh persentase kecocokan sebesar 30% dengan Halmeoni.”

Halmeoni masih tersenyum. Jemarinya mengetuk-ngetuk tas tenteng kecil yang dipangkunya, menghasilkan bunyi ‘tek tek tek’.

Setelah bunyi ‘tek’ kesepuluh, Halmeoni berkata, “Halmeoni tidak mengerti maksud tes itu, cucuku.”

Chaeyeong menggeleng. “Kalaupun tidak mengerti, Halmeoni pasti bisa menduga maksudnya. Halmeoni itu memang Halmeoni kami dari sisi Eomma, kan?”

“Mendiang Eomma marga depannya Seo sebelum menikah dengan mendiang Appa,” kata Irene.

“Jadi kenapa Halmeoni menculik kami? Lama sekali menyembunyikan kami? Padahal kita ini memang cucunya Halmeoni, kan?”

“Halmeoni tidak menculik kalian,” kata Seo Halmeoni. “Memang ada seorang nenek menculik cucu sendiri?”

“Ada. Seo Halmeoni menculik cucunya sendiri. Ya kan, Chaeng?”

“Iya, Eonnie. Seo Halmeoni juga berpura-pura mencari keluarga kita padahal tahu dengan baik siapa kita sejak awal. Menahan kita untuk tidak segera pulang. Masuk penculikan, kan?”

“Cucu-cucuku, Halmeoni tidak menculik kalian.”

Seo Halmeoni mengulang lagi perkataannya. Sudah seperti kaset rusak.

“Ani. Seo Halmeoni menculik kami,” kata Irene lagi.

Chaeyeong mengangguk-angguk, setuju.

“Tidak-

ReunitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang