"Eonnie, kau baik sekali," kata Lisa. Pada akhirnya, ketiganya sampai di tempat tinggal Eonnie ini. Apartemen sederhana yang agak jauh dari tempat mereka bertemu.
"Aku membawa kalian kesini karena aku berperikemanusiaan dan tidak mungkin membiarkan anak kecil sendirian dipinggir jalan."
"Pokoknya Eonnie baik," kata Lisa lagi.
Eonnie itu menekan-nekan tombol di pintu. Biarpun terlihat sederhana, apartemen di sini sudah pakai pin dan face recognition.
Ceklek
Pintu apartemen terbuka setelah pin dimasukkan dan wajah dikenali.
"Nah, duduklah di sini dulu. Aku akan ganti baju sebentar."
"Oke, Eonnie."
Ruang tamu apartemen ini kecil, tapi muat untuk menjamu 3-4 tamu. Bahan kursinya terlihat seperti kayu yang kokoh, mejanya juga begitu.
Sementara Lisa sedang menganalisis pajangan-pajangan pada dinding, Chaeyeong tampak tertarik dengan meja bundar di depannya.
Chaeyeong menekan meja itu beberapa kali.
"Chaeng, kau ngapain?” tanya Lisa.
Chaeyeong mengabaikan kembarannya. Matanya fokus mengamati, sementara telunjuknya perlahan menelusuri permukaan meja dengan teliti.
klik
Layar lingkaran berdiameter 50 cm muncul di atas meja itu.
“Hei, membuka-buka barang orang lain itu tidak baik.”
Eonnie itu belum muncul, tapi suaranya terdengar sampai ruang tamu.
“Miaan, Eonniee,” teriak Chaeyeong. Maksudnya supaya suaranya terdengar sampai tempat Eonnie berada.
“Chaeng, matikan. Keburu Eonnie itu datang.”
Chaeyeong menurut. Padahal dia penasaran sekali, tapi suara langkah kaki Eonnie sudah mulai terdengar.
“Nah, sekarang kalian butuh apa dari pengangguran fresh sepertiku?”
“Nah, Eonnie, kita kenalan dulu. Aku Lisa. Dia kakak kembarku, Chaeyeong.” Lisa menjulurkan tangan kanannya, Chaeyeong juga.
“Eeh, kembar fraternal, ya?
Aku Hwasa,” kata Eonnie itu, menyalami Lisa dan Chaeyeong.“Nah, Eonnie, kami mau pinjam ponselmu. Boleh?”
“Mau apa kalian?”
“Tentu saja menghubungi keluarga kami,” kata Lisa. Bukankah itu sudah jelas?
“Eonnie, aku dan Lisa ini punya rencana. Eonnie tenang saja. Eonnie bersedia membantu kami, kan?” tanya Chaeyeong, setengah memaksa. Wajahnya juga memelas.
“Tidak bisakah langsung menghubungi polisi?”
“Teman kami sudah kabur dengan cara itu. Mungkin saja menghubungi polisi pun tak akan ada efeknya sekarang. Aku tidak tahu. Pokoknya kami mau menghubungi keluarga kami dulu,”
Meski ragu, Eonnie berambut merah yang namanya Hwasa itu akhirnya memberikan ponselnya.
“Eonnie, sosial media apa yang bisa untuk menghubungi orang tak dikenal? Ada foto-foto, pesan. Eonnie punya?”
“Ah, Instigram? Ku buatkan akun baru sekalian.”
***
user031605_. sent a message
KAMU SEDANG MEMBACA
Reunited
أدب الهواةDi perjalanan menuju rumah Appa, Jisoo dan Jennie terpisah dengan Chaeyeong dan Lisa. Banyak kejadian mereka lalui. Meninggalkan, ditinggalkan, bertemu orang baru. Beberapa reuni juga terjadi di sini. 🌟Chaelisa, Jensoo🌟 Coba aja mampir dulu, si...