Jake menyesap teh nya di taman belakang sembari menatap taman di mansion nya yang kering tanpa adanya bunga akibat tidak bisa memyewa tukang kebun di depannya ia dapat melihat Heeseung yang sedang berjalan sembari membawa lembaran koran senyuman puas terpanti di wajah Jake kala melihat raut wajah Heeseung yang tidak bersahabat.
Disini lah Heeseung berdiri di depan Jake, genggaman tangannya pada koran kian mengerat ketika matanya melihat Jake yang nampak santai dan tidak merasa bersalah di depannya.
"Jake kau-"
"Duduklah terlebih dahulu Tuan"
Belum sempat Heeseung menyelesaikan kalimatnya Jake buru-buru memotong omongannya.
Heeseung menghela nafas kasar dan melemparkan koran lecek yang di genggamnya pada meja depan Jake, ia lalu menjatuhkan dirinya pada kursi depan Jake dan mulai memijit kening nya yang terasa pusing tiba-tiba.
Di sisi lain Jake yang luarnya terlihat tenang tapi sebenarnya di dalam hati ia menjerit ketakutan, trauma akan masa lalu nya terhadap pria di depannya ini mendadak muncul ke permukaan.
Tangannya yang sedang memegang cangkir teh bergetar tapi raut wajahnya ia coba kontrol sesantai itu. Beruntung ia membawa pengawal dan teh di pertemuan kali ini setidaknya pengawal bisa membuatnya merasa aman dan menyesap teh bisa meredakan ketakutannya.
Jake berdeham bersiap untuk memulai percakapannya dengan Heeseung.
"Seperti yang kau lihat pada berita pagi ini Tuan aku ingin membatalkan perjodohan ini karena aku akan menikah dengan Adipati Park sebentar lagi"
Heeseung tertawa mendengar itu.
"Persetan dengan perjodohan, kau pikir bagaimana nasib keluarga mu kedepannya hm? bagaimana caranya keluarga mu akan melunasi hutangnya pada ku?"
Jake pun ikut tersenyum.
"Persetan juga dengan hutang, itu urusan mu dengan ayah ku. Kau bisa menikahi Kakak ku atau penjarakan Ayah ku aku tidak peduli lagi"
Heeseung tersentak "Berani-berani nya kau, kau tahu aku bisa saja menurunkan derajat keluarga mu di kalangan bangsawan"
Jake meremat tangan nya ia tidak boleh takut dengan ancaman Heeseung.
"Turunkan saja lagi pula minggu depan aku dan Niki sudah menjadi bagian dari keluarga Park bukan lagi Shim, Kalau begitu saya permisi tuan saya ada janji dengan penjahit baju dan semoga kedepannya kita tidak akan pernah bertemu lagi-"
'-bajingan'
Tentu kalimat umpatan itu hanya Jake ucapkan dalam hati, ia pergi meninggal kan Heeseung yang mengamuk tapi di tahan oleh dua pengawal.
"Mari tuan kereta mu sudah menunggu di depan" Ujar Kepala Pelayan.
Jake mengangguk kecil dan berjalan di belakang kepala pelayan memuju kereta nya. Kepala pelayan itu menadahkan tangannya guna membantu Jake untuk menaiki kereta.
"Semoga anda selamat sampai tujuan"
Begitu pintu kereta tertutup Jake pun menangis sembari menatapi tangannya yang bergemetar hebat.
'Sedikit lagi'
Semua trauma nya, semua kenangan di masa lalu nya hanya sedikit langkah lagi ia akan bisa untuk merubah nasib nya di masa depan. Ia mengepalkan tangannya, ia rapalkan doa dalam-dalam agar setidaknya ia dapat merubah nasib nya, nasib Niki dan nasib Sunghoon.
.
.
.
.
.Sunghoon menaikkan sebelah alisnya kala melihat wajah Jake yang sembab.
"Ada apa dengan wajah mu?" Tanya Sunghoon.
Jake tersenyum tipis dan menggelengkan kepala nya. Sunghoon tidak ingin ambil pusing mungkin Jake belum mau terbuka dengannya.
"Ayo masuk, tukang jahitnya sudah menunggu di dalam"
Sunghoon jalan duluan masuk ke dalam butik. Jake terdiam menatap punggung Sunghoon yang perlahan menjauh sambil bertanya-tanya apakah keputusan yang ia ambil sudah benar?
Tidak disangka Sunghoon membalikkan badannya berjalan mendekati Jake dan menggandeng tangannya.
"Ayo Jake jangan melamun"
Sunghoon menariknya dengan halus dan menuntunnya berjalan masuk menuju butik. Mata Jake terpaku pada tautan tangan mereka dan senyuman pun merekah di wajahnya. Sepertinya ia khawatir akan hal yang perlu.
"Maaf aku sedang banyak pikiran"
.
.
.
.
.Di butik mereka hanya melakukan pengukuran dan menentukan desain untuk baju pernikahan. Karena pernikahan mereka tergolong mendadak oleh karena itu mereka hanya bisa menggunakan desain baju yang simpel.
Tapi sejujurnya Sunghoon dan Jake juga tidak begitu mempermasalahkan itu mereka pun tipikal orang yang tidak ribet dan sederhana.
"Suatu kehormatan bagi kami karena dipercaya untuk membuat setelan baju pernikahan kalian tuan, kami pastikan setelan anda bisa selesai dalam kurun waktu 3 hari, kami harap anda selamat sampai tujuan" Ucap pemilik butik.
Selesai dari butik Sunghoon dan Jake memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar keliling kota sambil menikmati matahari terbenam.
Tidak ada percakapan yang berarti hanya percakapan mengenai hobi dan kesibukan mereka sampai tak terasa matahari mulai terbenam dan Sunghoon memutuskan untuk menyudahi pertemuan kali ini.
Ia mengantar Jake kembali ke kereta nya dan membantunya naik. Kini Jake sudah duduk manis di dalam kereta tapi Sunghoon tidak kunjung menutup pintunya.
"Hei Jake"
"Ya?"
"Kau tahu, kau bisa ceritakan apapun masalah mu padaku atau meminta bantuan apapun walau ini hanya pernikahan di atas kontrak akan tetapi dalam kurun waktu 3 tahun kau tetap istriku dan sudah menjadi kewajiban ku di dalam kontrak untuk memastikan keamanan mu jadi jangan ragu untuk meminta apapun pada ku, kalau begitu selamat malam semoga kau sampai dengan selamat sampai tujuan"
Jake terpaku dan Sunghoon pun tidak perlu menerima jawaban dari Jake. Ia menutup pintu kereta dan menyuruh kurir untuk mulai memacu kudanya.
jujur banget ko aku jadi lebih suka cerita ini ya dri pada the duke's🤔🤔 hbu temen-temen??
KAMU SEDANG MEMBACA
Change My Fate (SungJake Time Travel Story)
Historical FictionTubuh Jake mati rasa ada dua orang yang menyeretnya ke arah jurang, tubuhnya dihempaskan begitu saja ke dalam jurang hanya itu yang Jake ingat sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya dan gelap menyelimuti dunianya. Dalam gelapnya ia menemukan setiti...