Prolog: 1

215 11 0
                                    

Kamu mungkin berpikir ini merupakan sebuah cerita dimana seorang perempuan malang yang bertemu dengan ibu peri baik hati lalu mengikuti pesta dansa dan dengan mudahnya bertemu dengan pangeran, kemudian saling jatuh cinta dan hidup bahagia selama-lamanya? Tentu kamu salah.

Kisahku ini sangat jauh berbeda dari dongeng itu.

Namaku Lee Jeno. Aku tinggal di sebuah kota kecil ini bersama Ayahku. Hanya kami berdua, dan itu sudah lebih dari cukup bagiku. Kami hidup bahagia dengan apa yang kami punya. Ayah seperti pahlawan bagiku, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Ayah di hatiku.

Kalau kamu bertanya-tanya kemana perginya Ibu-ku. Beliau telah pergi bertahun-tahun lalu karena penyakit yang dideritanya. Ayah berjanji pada Ibu untuk selalu menjagaku seumur hidupnya. Ibu adalah malaikat penjaga kami, sejak kecil Ayah selalu meyakinkanku bahwa Ibu akan terus berada di sisiku apapun yang terjadi.

Hidupku lebih dari bahagia walaupun hanya ada Ayah disisiku. Ayah selalu memanjakanku dan memperlakukanku seperti seorang putri. Ia selalu tau apa yang aku butuhkan. Ayah juga memiliki pekerjaan terkeren di dunia. Yaa setidaknya menurutku. Beliau memiliki restoran yang terletak di tengah kota. Pekerja serta koki disana merupakan teman-temanku sejak kecil. Saat itu aku merasa bahwa hidupku sangat sempurna.

Hingga hari itu tiba, hari yang menjadi mimpi burukku hingga saat ini. Hari itu, tepatnya di hari ulang tahunku yang ke-10. Semua orang-orang terdekatku sedang berada di restoran Ayahku. Mereka berada di sekelilingku dan sedang menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untukku. “Buatlah permohonan, sayang” ucap Ayah. Untuk apa aku perlu membuat permohonan. Aku sudah merasa bahagia dengan apa yang aku miliki. Aku memiliki Ayah yang hebat disisiku, dan teman-teman pekerja restoran Ayah yang sangat menyayangiku.

Namun saat itu seorang wanita yang entah dengan sengaja ataupun tidak, menabrakkan dirinya pada Ayahku yang sedang membawakan hadiah ulang tahunku. Ayah yang dengan bodohnya itu langsung jatuh cinta pada wanita di depannya. Entah sihir ataupun pelet apa yang wanita itu gunakan untuk memperdayakan Ayahku.

Ayah berpikir dengan memberikanku seorang Ibu lagi, mungkin aku akan bahagia. Bersamaan dengan Ibu Tiri baruku, datanglah anak kembarnya, Gabriella dan Brianna, kedua saudari tiri baruku. Hari kesialan seumur hidupku tiba saat Ayah memutuskan untuk menikah dengan wanita itu.

Aku tidak dapat menolak saat Ayah memberitahuku bahwa ia berencana untuk menikahi wanita itu. Sejujurnya aku tidak rela berbagi Ayahku pada orang lain. Tetapi, Ayah terlihat sangat bahagia. Aku tidak akan tega untuk menghambat kebahagiaannya karena keegoisanku sendiri. Aku meyakinkan diriku bahwa selama Ayahku bahagia maka aku juga akan turut bahagia.

Namun, sayangnya hidupku ini bukanlah seperti cerita dongeng yang sering kubaca bersama Ayah saat aku kecil. Mungkin dengan menerima keadaanku yang sekarang akan mudah bagiku. Satu tahun kemudian, kehidupanku yang penuh kebahagiaan itu nyatanya harus lenyap dan hilang saat Ayahku pergi untuk selama-lamanya. Ayah, satu-satunya keluargaku, harus pergi karena kecelakaan yang menimpa dirinya.

Saat itu kerajaanku runtuh. Ayah yang pernah berjanji akan terus melindungiku pun telah pergi. Beliau meninggalkanku di rumah ini bersama wanita itu dan kedua anak kembarnya. Yang kutahu, Ayah tidak memberikanku pesan apapun sebelum beliau benar-benar pergi kecuali sebuah kotak besar yang telah Ayah simpan dan diletakkan di atas lemariku sejak kecil.

Aku tidak pernah merasa sesedih ini sebelumnya. Kehilangan orang yang sangat kusayangi sempat membuatku putus asa. Tetapi aku harus tetap terus melanjutkan hidupku. Aku tetap harus mengejar mimpiku untuk berkuliah Princeton, perguruan tinggi ternama di kotaku. Perguruan tinggi itu merupakan impianku dan Ayahku.

Saat aku kecil, Ayah sangat menginginkan agar aku dapat berkuliah disana. Ayah sangat ingin melihatku sukses dan itu juga merupakan satu-satunya cara agar aku dapat terbebas dari kutukan ibu tiriku ini. Semenjak kepergian Ayah, dia-lah penguasa rumah. Bahkan dia dengan seenaknya menguasai restoran Ayahku hingga saat ini.

Dia makin semena-mena saat Ayah telah tiada. Saat itu aku tidak dapat melakukan apa-apa selain menerima dalam diam. Wanita itu memperlakukanku seperti pelayannya. Aku bahkan diusir dari kamarku sendiri saat salah satu anak perempuannya meminta kamar terpisah dari saudaranya.

Disini lah semua kehidupan baru ku dimulai. Di sebuah kamar yang sangat kecil ini aku memulai kehidupan remajaku. Semua kehidupan bahagiaku hilang, yang aku harap hanya untuk sementara. Ya, setidaknya begitu.

Cinderella (Markno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang