01. Pagar Hitam

912 263 80
                                    

Hai semua, wlcback dengan karya ku yang baru 🤍, aku berharap kalian bisa suka dengan karya ku yang ini yaaaa🤍





Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat jiplak😾🫵🏻

Noted; author nya galak, ga usah ada kepikiran buat jiplak😾🫵🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

By: mldnvnrc
♧♧♧♧♧



Cahaya malam bertabur Bintang yang menemani indahnya bulan menjadikan langit begitu terang meski berselimut dengan beberapa awan gelap. Sinar malam itu bahkan hampir menerangi seluruh pelosok jalanan kota yang kian sepi dengan bertambahnya waktu, mengingat dunia malam yang diciptakan untuk tidurnya manusia karna lelahnya bertarung dengan takdir tiada henti dengan alasan untuk bertahan hidup.

Sinar rembulan bahkan tak luput juga ikut menemani seorang gadis kecil yang tengah asik membaca untaian novel dibalkon kamarnya.

Angin malam hadir, sedikit mengganggu tubuhnya karna dingin seakan memberi informasi jika gadis itu harus segera masuk menghindari dinginnya malam yang akan mengakibatkan demam panas karna ulahnya.

Si gadis terusik, hingga akhirnya ia benar-benar masuk untuk menyudahi kegiatan membacanya. Memutuskan untuk cepat bersih-bersih diri lalu tidur mengingat besok dirinya mendapati jadwal Pelajaran yang dimajukan jam belajarnya.

10 menit berlalu, baru saja selsai membersihkan dirinya dan belum juga ia menaiki kasurnya, suara panggilan yang terdengar tak begitu asing dibalik pintu kamarnya begitu nyarig diteliganya. Berhasil membuatnya terpaksa untuk membuka pintu sekedar memastikan jika dugaannya benar terhadap ia yang suaranya sangat gadis itu kenali.

Kreekkkkk

Pintu terbuka, dugaannya benar 100%. Ia seoramg paruh baya yang sudah hampir 13 tahun merawatnya. ”bu eldra-?, kenapa bu?tumben kemari malam-malam begini-” tanya si gadis mengkerutkan keningnya.

”maaf non arla, non dipanggil sama bapak sekarang diruang kerjanya” balas bu eldra pelan, tersenyum lalu  menundukkan kepalanya dengan hormat. Sukses membuat lawan bicara samakin terheran-heran dengan pernyataannya kali ini.

”kalo begitu....saya duluan non, permisi” imbuhnya lagi, kemudian meninggalkan si gadis yang masih mematung karna keheranan.

Carla pelnaver valleo, gadis bermata biru dengan bulu mata lentik dan dua lesung cantik yang menghiasi pipinya kala si bibir tipis miliknya tersenyum begitu indah meskipun hanya sedikit simpul yang ia tunjukkan. Nama indah yang kebanyakkan orang memanggil dirinya dengan sebutan arla si gadis penuh teka teki.

Falinn Heimur [Terbit✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang