14. Strategi didalam istana Negeri salju

102 54 1
                                    

Nb; author nya galak, gak usah kepikiran buat nge'jiplak 😾🫵🏻



Nb; author nya galak, gak usah kepikiran buat nge'jiplak 😾🫵🏻♧♧♧♧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

By: mldnvnrc




Setelah meninggalkan istana Bradagrecia, Arla, Alves, dan orang tua mereka memulai perjalanan menuju kerajaan Barat yang dikenal dengan istana salju. Dengan sihir Tuan Zerkee, mereka menciptakan portal yang membawa mereka langsung ke perbatasan kerajaan tersebut. Langit berwarna biru kelabu, dipenuhi awan tebal yang membawa hawa dingin. Salju lembut mulai turun saat mereka melangkah ke tanah yang tertutup lapisan es.

Arla merapatkan jubahnya untuk melawan rasa dingin yang menusuk. Matanya berkeliling, mengamati pemandangan yang asing baginya. Pepohonan yang menjulang tinggi tertutup es, dan suara angin yang berdesir lembut menambah suasana sunyi di sekitar mereka. Alves, meski lemah setelah pertarungan sebelumnya, menatap lurus ke depan dengan tekad kuat. Dia tahu, perjalanan mereka belum selesai, dan banyak tantangan masih menunggu.

Setelah beberapa jam berjalan, akhirnya mereka tiba di depan sebuah gerbang besar yang terbuat dari es murni. Gerbang itu bersinar di bawah cahaya redup matahari, tampak kokoh dan megah. Di balik gerbang itu, tampaklah istana salju yang menjulang tinggi, dengan menara-menara yang berkilauan seperti berlian.

"Ini dia," kata Tuan Zerkee dengan suara berat. "Istana salju, rumah kita untuk sementara."

Ny. Ayra memandang istana itu dengan perasaan campur aduk. "Sudah lama sekali sejak terakhir kita ke sini," gumamnya. Valleo mengangguk setuju, wajahnya menyiratkan keletihan namun juga kelegaan.

Mereka mendekati gerbang, dan dengan sebuah gerakan tangan dari Tuan Zerkee, gerbang itu terbuka perlahan, memperlihatkan pemandangan dalam yang lebih menakjubkan. Jalan setapak menuju istana dipenuhi patung-patung es berbentuk binatang yang terlihat hidup. Setiap langkah mereka memicu lampu-lampu es yang berkelap-kelip, menerangi jalan menuju pintu masuk utama.

Setibanya di depan pintu istana, mereka disambut oleh seorang penjaga berbaju baja yang mengilap, yang langsung membungkuk hormat. "Selamat datang kembali, Tuan Zerkee, Ny. Ayra, dan tamu-tamu terhormat," katanya dengan suara dalam yang menggema di seluruh ruangan.

Setelah mereka memasuki istana, kehangatan yang tak terduga menyelimuti mereka, seolah-olah tembok es istana itu memiliki keajaiban yang menjaga suhu tetap nyaman di dalam. Arla, yang sempat gemetar karena dingin, mulai merasa lebih baik. Ruangan dalam istana tersebut dihiasi dengan ornamen-ornamen dari kristal es yang berkilauan, memberikan suasana megah namun tenang.

"Kita akan beristirahat di sini," kata Ny. Ayra dengan lembut. "Ini adalah tempat yang aman bagi kita sementara kita merencanakan langkah berikutnya."

Alves mengangguk, tapi pikirannya masih dipenuhi oleh pertempuran yang baru saja mereka lalui. "Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanyanya.

Falinn Heimur [Terbit✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang