Teruntuk para pembaca setia Drapetomania, yang sedari awal mengikuti kisah ini.
Terima kasih sudah mau bertahan walau terkadang ketikan ku sering tidak sejalan, dengan apa yang kalian perkirakan.
Makanya sekarang, kuberikan penutup untuk kisah ini sebagai kata perpisahan.
.
.
.
"BIBLE!" teriakan papa terdengar kuat, kembali menarik ku ke alam nyata. Lagi - aku tersadar bahwa aku sedang mengulangi kesalahan dengan memusnahkan kebahagian keluarga ini.
Pantas saja aku meraup wajah. Memejamkan mata untuk beberapa ketika sebelum kembali membukanya pelan. Kearah mereka yang menampilkan riak tidak percaya. Aku menelan liur.
" Apa yang kamu bicarakan, Bible?" papa terdengar kembali bertanya padanya. Nadanya terdengar sedikit menekan dengan kemarahan.
" Memangnya kenapa? Anak Kak Mile kan keponakan ku juga. Jika Kak Mile keberatan untuk menjaganya, aku bisa membantu karena itu keponakan ku." tenang sekali dia mengutarakan kata.
Papa menghela napas lega. Mama dan yang lainnya juga turut sama. Tidak terlepas dengan ku. Hampir saja, aku melakukan kesalahan bodoh yang lainnya.
" Kamu itu... hampir saja membuat ku jantungan." keluhan papa kedengaran dengan tangan yang mengelus dadanya.
" Apa kamu sadar, perkataan mu itu bisa merusak hubungan keluarga ini?" lagi - papa bertegas.
Bible mengangguk.
" Maaf kan ku, kak. Pa, ma... aku cuma sudah tidak sanggup untuk melihat kondisi Kak Apo seperti ini. Sedari dulu. Sebelum dia menikahi Kak Mile. Aku melihat semuanya, juga menelan semuanya sendiri." ucapnya tenang.
" Benar. Aku pernah mencintai Kak Apo. Tapi itu dulu. Di saat dia menjadi milik Kak Mile, aku mulai mendidik hati untuk belajar menerimanya sebagai keluarga. Belajar melupakan rasa cinta dan menggantikannya sebagai rasa kasih ku untuk seorang kakak. Tidak lebih dari itu. Tapi, setelah menjadi seperti ini, aku terlalu sedih melihat penderitaannya, pengorbanannya."
Bible menyambung katanya kembali. Dia menatap pada ku dengan pandangan tenang. Bibir itu, terlakar sebuah senyuman.
" Aku tau, kau banyak membantunya selama ini dan maaf karena aku pernah mencurigai mu. Aku terlupa, jika omega ku ini seorang yang setia. Aku lupa, cinta yang dia miliki itu hanya untukku." ujar Mile dengan sesalnya.
Tatapan matanya beralih padaku beberapa detik sebelum akhirnya dia bangun dan menarik Bible ke dalam pelukannya.
Setelah pelukan mereka terlepas, dia kembali mengatur langkah kearah ku. Jemari ku dia raih ke dalam genggamannya. Di remas dan elus dengan lembut. Aku hanya menunduk. Kala ini, tubuh terasa lelah, jiwa terasa lemah.
Sebahagian memberontak menginginkan perpisahan. Sebahagianya lagi terus saja membujuk diri untuk tetap bertahan karena kehamilan ku. Aku sadar, bukan hak ku untuk merenggut kebahagian anak yang bakal lahir ke dunia ini. Walau sirna sekalipun rasa cinta ku untuk Mile, aku tidak bisa menghapus kenyataan itu.
Tidak mungkin aku bisa membiarkan dia melalui hal yang sama ku lalui. Tidak mungkin aku membiarkan dia menderita seperti ini dalam menggapai kebahagian yang entah bagaimana pengakhirannya.
Namun, ada satu hal yang membuatku sering di hambat dengan rasa kecewa setelah bunda berpulang. Kecewa karena aku tidak bisa seperti bunda yang dengan mudah memaafkan mendiang ayah. Kecewa karena aku tidak sekuat Kak Us yang sering bertahan dengan alphanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
2. Drapetomania [ MileApo ] ✅
Fanfiction*Note : Harus baca Between Us dulu baru Drapetomania Book 2 : Aku tahu ini salah, tapi hanya ini jalan yang terfikir oleh ku. Mungkin aku terlihat seperti pengemis saat ini di matanya. Hilang sudah harga diri seorang Apo Nattawin di mata seorang Mi...