PERJALANAN AWAL

8 2 0
                                    


Aksara duduk di tepi tempat tidur, tatapannya kosong menatap jendela. Angin lembut berdesir, tetapi hatinya terasa berat. Beberapa minggu telah berlalu sejak kepergian sahabatnya, Dira, dalam kecelakaan yang tak terduga. Mereka seharusnya merencanakan perjalanan bersama, menjelajahi tempat-tempat baru, dan berbagi momen berharga. Kini, semua rencana itu hancur, digantikan oleh kesedihan yang mendalam.
Kehilangan Dira membuat Aksara merenungkan arti hidup. Setiap hari terasa serupa, dengan rutinitas yang monoton. Di tengah keramaian teman-temannya, ia merasa terasing, seolah terkurung dalam dunia yang tak lagi berwarna. Semua tawa dan canda yang dulu mengisi harinya kini menjadi bayangan kelam yang menambah kesepian.
Pikirannya terus berputar. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa arti dari semua pengalaman yang mereka bagi? Pertanyaan-pertanyaan ini mengganggu tidurnya, membuatnya terjaga larut malam, meraba-raba dalam kegelapan yang menyelimuti hatinya. Aksara ingin menemukan makna, tetapi setiap jawaban yang dicari hanya membuatnya semakin bingung.
Suatu sore, saat duduk di kafe kecil dekat rumah, Aksara mendengar suara tawa sekelompok orang di meja sebelah. Mereka bercerita tentang rencana perjalanan yang menggembirakan, dan hatinya semakin berat. Mengapa ia tidak bisa merasakan kebahagiaan yang sama? Keberadaan Dira di sampingnya selalu membuatnya merasa hidup, dan sekarang, tanpa sahabatnya, segalanya terasa hampa.
Aksara meraih secangkir kopi dan merenung. Dia tahu bahwa untuk melanjutkan hidup, ia harus menemukan cara untuk menghadapi kesedihan ini. Mungkin, dalam perjalanan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya, ia akan menemukan kembali dirinya yang hilang. Namun, bagaimana ia bisa memulai tanpa bimbingan Dira? Semua itu terasa menakutkan dan tidak pasti.
Di tengah keraguan, Aksara menyadari bahwa perjalanan ini, meskipun menyakitkan, bisa menjadi awal dari sesuatu yang baru. Ia harus berani menghadapi rasa sakit dan mempertanyakan segala hal yang selama ini dianggap remeh. Dengan keteguhan hati, Aksara bertekad untuk mencari makna hidupnya sendiri, meski perjalanan ini harus dilakukan sendirian.

Tanda Tanya KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang