2 ♣︎ Rapat

81 10 0
                                    

"Kehilangan hashira lagi akan membahayakan korps. Mengalahkan dua iblis tingkat atas tanpa kehilangan nyawa adalah sebuah prestasi," ucap Gyomei.

"Gyomei-san wa iu tôri da," timpalku.

"Kali ini luka kalian berdua sembuh lebih cepat dari biasanya. Apa yang terjadi?" tanya Shinobu.

"Aku yakin oyakata-sama juga akan membicarakan perihal itu," timpal Giyu.

Lalu Amane datang dengan dua anaknya. Kami semua memutar badan menghadap Amane dan anaknya.

"Maaf membuat kalian menunggu. Dalam rapat hashira hari ini, saya, Ubuyashiki Amane, akan mewakili Ubuyashiki Kagaya. Soshite, saya juga ingin minta maaf sebesar besarnya dikarenakan Kagaya-sama tidak akan bisa lagi hadir di hadapan kalian akibat kesehatan beliau yang makin memburuk," jelas Amane.

Ia dan kedua anaknya membungkuk sedikit sebagai permohonan maaf.

Kami terdiam sejenak. Lalu membungkuk serempak.

"Dimengerti. Saya selalu berdoa supaya api kehidupan beliau tetap membara lebih lama," ucap Gyomei. "Saya juga berdoa supaya anda tetap diberi ketabahan."

Amane menatap kami sejenak, lalu kembali membungkuk.

"Dengan tulus saya berterima kasih kepada para hashira." Amane duduk tegak kembali. "Seperti yang sudah kalian dengar, berhubung iblis yang kebal terhadap sinar matahari telah muncul, Kibutsuji Muzan dipastikan mengubah tujuan dan mengincarnya. Demi mendapatkan kekebalan terhadap sinar matahari. Perang besar besaran kini sudah dekat. Selama melawan iblie tingkat empat dan lima atas.. Kanroji-san, Tokito-san, saya mendapat laporan bahwa muncul pola bercak yang unik pada kalian. Mohon beritahu kami prasyarat apa saja yang dapat memunculkan bercak tersebut."

"Bercak?" ucap Mitsuri terkejut.

"Di masa Sengoku, ada beberapa pendekar ilmu pernapasan pertama yang hampir mengalahkan Kibutsuji Muzan. Mereka semua memiliki bercak yang mirip dengan lambang iblis."

Kami terkejut dalam diam.

"Mungkin kalian pernah dengar legenda tersebut, tapi itu benar adanya."

"Saya sudah pernah dengar sebelumnya. Oyakata-sama pernah menyinggung sedikit mengenai bercak itu. Jadi itu benar?" tanyaku.

Amane mengangguk.

"Saya baru pertama kali mendengarnya. Kenapa hal ini disembunyikan?" tanya Sanemi.

"Telah banyak orang yang menyiksa diri karena tidak bisa memunculkannya. Itulah alasannya. Ada banyak bagian yang samar samar mengenai legenda bercak ini. Bisa jadi karena tidak dianggap penting pada saat itu. Atau mungkin, karena korps pembasmi iblid nyaris hancur berulang kali sehingga informasinya gagal diturunkan. Hanya satu hal yang tertulis jelas.

'Ketika seorang pemilik bercak muncul, orang orang di sekitarnya juga akan memilikinya bagaikan resonasi'."

"Kalimat tersebut tertulis dalam buku catatan pendekar ilmu pernapasan pertama," timpal anaknya.

"Orang pertama yang memiliki bercak tersebut di generasi sekarang bukanlah seorang hashira, melainkan Kamado Tanjiro-san. Dialah pemilik bercak pertama. Akan tetapi, dia tampak tidak tahu bagaimana bercaknya bisa bangkit. Oleh karena itu kami sempat mengesampingkannya. Kali ini, setelah dia, bercak tersebut bangkit pada dua orang hashira. Mohon ajari kami cara membangkitkannya, Kanroji-sama, Tokito-sama."

Amane dan kedua anaknya menunduk sedikit lalu bangkit.

"H-Haik!" Mitsuri berbunga bunga.

Ia menyadari suasana menjadi hening, kami semua melihat kearahnya. Mitsuri menjadi gugup.

Hashira DarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang