4

5.8K 7 0
                                    

Satu minggu setelah adegan panas itu, Sasa dan Elang disibukan dengan pekerjaan mereka. Selama seminggu pula keduanya jarang berkomunikasi dan hanya bertukar pesan seperlunya saja. Meskipun saling merindukan keduanya cukup dewasa dalam menjalani hubungan jarang jauh mereka saat ini.

Sekitar pukul tujuh malam, Sasa baru sampai di kontrakannya. Perjalanan dari kantor ke kontrakannya memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit. Setiap hari dia pergi dan pulang kantor  ditemani motor scopy kesayangannya yang dia beli dari hasil kerja kerasnya selama beberapa tahun ini. Setelah memarkirkan motornya dan membuka pintu rumahnya, Sasa langsung masuk ke dalam kamarnya lalu merebahkan tubuh lelahnya diatas ranjang.

"Uuuhh....akhirnyaaaa...badan gue sakit semua...gilaaa." ucap sasa menutup mata setelah merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

"Kalo dikantor bisa bawah kasur,udah gue boyong kasur kesayangan gue ini. Bodo amat apa kata orang...yang penting gue bisa rebahan manjah." ucap sasa sembari mengelus-ngelus kasur miliknya.

"Tapi gimana ya... Itu bukan kantor bapak gue. Yang ada gue bisa pecat." lanjutnya dramatis dengan wajah pura-pura sedihnya.

Sekitar lima belas menit bermalas-malasan ditempat tidur, Sasa memutuskan untuk membersihkan wajahnya lalu mandi.

Di dalam kamar mandi, Sasa mulai membuka pakaiannya satu persatu. Dia membuka kancing kemejanya satu persatu lalu melemparnya asal di keranjang pakaian, lalu dia membuka celana jeansnya. Tidak lupa dia membuka bra dan celana dalamnnya. Kini sasa sudah telanjang bulat. Dia memperhatikan tubuh polosnya. Payudara yang padat dan mulus, perut yang sedikit berisi, pantat yang semok, Kira-kira badannya seperti gitar spayol. Sasa sungguh mensyukuri pemberian Tuhan ini dengan selalu merawatnya.

Sasa mulai membasuh dirinya dengan air dingin yang membuat tubuhnya sedikit menegang, Sasa beberapa kali menyiram tubuhnya agar tubuhnya terbiasa dengan air dingin itu. Setelah merasa cukup, sasa mulai menggosokan sabun ke tubuhnya mulai perut, dada, punggung, tangan, leher, dan kaki. Setelahnya ia mulai mengusap-usap kulitnya agar menghasilkan busa. Sasa mengusap payudaranya dengan gerakan memutar sesekali meremasnya pelan, dan hal itu membuat Sasa meloloskan satu desahan dari bibir ranumnya.

"Ahhh...!" desah Sasa

Gerakan sasa pada payudaranya kian intens. Dia meremas, mengusap dengan gerakan yang cukup kasar. Matanya terpejam menikmati sensasi yang ditimbulkan dari aktivitasnya saat ini. Bibir yang digigit menahan desahan yang ingin lolos dari bibirnya.

Tok...tok..tok..tok....

"Permisi !"



Maap ya guys baru update, jgn lupa vote dan follow aku ya biar tmbh semangat aku nulisnya hehehe 😘😘

Gimana pada suka ngga sm cerita aku???

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang