Di dalam keheningan malam yang sunyi, taman istana terletak di bawah cahaya bulan yang cerah. Kolam kecil di sudut taman itu berkilauan dengan pantulan sinar bulan, mencipta pemandangan yang begitu damai.Namun, dalam keindahan malam itu, hati putri Yu Xiao Yan terasa kosong dan berat. Tubuhnya yang lemah akibat racun yang disembunyikan oleh ratu dan para selir, membuatnya terasing dari dunia luar. Wajahnya penuh dengan luka serta tanda-tanda penderitaan yang memungkinkannya bersembunyi dari pandangan orang ramai.
Dengan mata yang penuh kesedihan, Yu Xiao Yan duduk di tepi kolam, tangannya terkulai di atas lutut. Air matanya jatuh perlahan, lalu jatuh ke permukaan air yang tenang.
"Kenapa aku dilahirkan hanya untuk dihina?" bisiknya dengan suara yang hampir tidak terdengar, seolah-olah meluahkan segala kekecewaannya.
Dia memandang pantulan dirinya di permukaan air, melihat wajahnya yang penuh dengan luka. Tangannya terketar-ketar, menyentuh permukaan air yang dingin, cuba untuk menenangkan dirinya. Namun, dia tahu bahawa tidak ada yang dapat mengubah takdirnya yang telah ditetapkan sejak kecil.
Tiba-tiba,kakinya tergelincir lalu kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke dalam kolam. Air dingin menyelimuti tubuhnya, menariknya ke dalam kegelapan yang dalam. Saat matanya perlahan-lahan tertutup, sebuah cahaya terang muncul dari dasar kolam lalu, memancar dengan kekuatan yang tak dapat dijelaskan.
Di dunia lain, jauh dari sini, Xiu Yan seorang gadis modern yang kuat dan dingin, sedang menghadapi takdirnya. Dia baru saja terlibat dalam kejadian misterius yang meyebabkannya kehilangan nyawa. Dalam keadaan separuh sedar, dia merasakan dirinya ditarik ke tempat yang tidak dikenali seperti, sebuah tempat yang asing dan penuh dengan cahaya yang menyilaukan.
Dalam ruang bercahaya yang misteri, terdapat dua jiwa dari dua dunia yang berbeza bertemu. Xiu Yan, seorang gadis yang berhati dingin, membuka matanya dan melihat seorang gadis lemah di hadapannya.
Gadis itu kelihatan penuh dengan kesedihan, dan wajahnya memancarkan rasa putus asa yang dalam.
"Siapa kamu?" Suara lembut Yu Xiao Yan bergema dalam ruang itu. Pandangannya tertumpu pada gadis rambut panjang berwarna coklat gelap dengan gaya lurus yang berdiri di hadapannya, wajahnya dingin dan penuh teka-teki.
"Aku? Aku Xiu Yan," balas gadis itu dengan senyuman sinis.
"Dan kau... kau kelihatan seperti seseorang yang sudah menyerah."
Yu Xiao Yan terdiam sejenak. Air matanya masih mengalir, tetapi dia tidak mengalihkan pandangannya dari Xiu Yan.
"Aku tidak menyerah... Aku hanya... tidak tahu apa yang perlu dilakukan lagi."
Xiu Yan memandangnya dengan tatapan tajam. "Dunia ini tidak akan memberi belas kasihan kepada mereka yang lemah. Mereka yang lemah hanya akan dipijak, ditinggalkan, dan dihina."
"Aku bukan lemah" Yu Xiao Yan hampir menjerit, suara yang penuh dengan tekad. "Aku hanya... tidak tahu bagaimana melawan mereka!"
Xiu Yan mengangkat kening, senyumannya semakin lebar.
"Kau ingin melawan? Kau ingin balas dendam? Tetapi kau tidak punya kekuatan, keberanian, atau kecerdikan untuk melakukannya.Yu Xiao Yan terdiam, matanya yang sebelumnya penuh dengan keraguan kini menyimpan percikan harapan yang halus.
"Aku ingin balas dendam... Aku ingin membuat mereka merasakan apa yang telah mereka lakukan padaku. Tapi aku tidak tahu caranya."
Xiu Yan mendekati Yu Xiao Yan, langkahnya penuh dengan keyakinan. "Kalau begitu, serahkan tubuhmu padaku. Aku akan menunjukkan kepadamu bagaimana caranya untuk menghancurkan semua yang pernah menyakitimu. Tetapi ada satu syarat, syaratnya adalah kau harus menyerahkan segalanya dan kemungkinannya, kau tidak akan pernah kembali lagi."
Yu Xiao Yan terdiam lama, berjuang dengan perasaan dalam dirinya. Kenangan pahit tentang penghinaan, racun, dan pengabaian dari ayah angkatnya kembali terbayang dalam fikirannya. Akhirnya, dengan suara yang hampir tidak terdengar, dia mengangguk perlahan.
"Jika itu satu-satunya jalan, maka aku akan serahkan segalanya padamu".
Xiu Yan tersenyum dingin, wajahnya tidak menunjukkan belas kasihan. "Bagus. kita telah membuat perjanjian."
Sekelip mata, cahaya terang itu menghilang. Yu Xiao Yan membuka matanya, tetapi dia bukan lagi putri Yu Xiao Yan yang dulu. Tubuh yang lemah itu kini dihuni oleh jiwa Xiu Yan, seorang gadis modern yang tidak akan pernah membiarkan dirinya diinjak-injak lagi.
Ketika pelayan istana menemui Yu Xiao Yan yang terbaring di tepi kolam, mereka terkejut melihat perubahan pada putri mereka. Wajahnya mungkin sama, tetapi pandangan matanya kini tajam dan penuh dengan kekuatan. Tidak ada lagi kelemahan dalam diri putri mereka. Sebaliknya, ada sesuatu yang menakutkan, sesuatu yang membuat mereka merasa gentar.
"Hidupmu bermula sekarang Yu Xiao Yan." Bisik Xiu Yan dalam hatinya. "Dan semua orang yang pernah menyakitimu akan menyesal."

ANDA SEDANG MEMBACA
MY DESTINY
FantasyXiu Yan, seorang gadis dari zaman modern yang sukses, dikenal sebagai pengusaha kejam tanpa ampun kerana tidak segan menghancurkan siapapun yang menghalangi jalannya. Dalam dunia bisnis,ia dijuluki sebagai "ratu besi" kerana tindakannya yang tegas d...