Haechan membelikan kopi seperti permintaan Jaemin, begitu mereka sampai dikantor, berbekal kartu kredit milik Jaemin tentunya, ia pergi ke cafe terdekat. Tadinya Haechan sudah menawarkan untuk membuat kopi mereka sendiri, namun entah kenapa Jaemin menolak dan memerintahkan agar Haechan membeli diluar.
"Tuan Jaemin tidak seperti biasanya," gumam Haechan, ia menunggu pesanan Jaemin jadi. Cafe ini rupanya cukup ramai, Haechan juga melihat ada beberapa jenis kue dan roti yang dipajang di etalase.
Sementara itu di ruangan Jaemin, Jeno yang tadinya hendak pamit setelah berdiskusi sejenak terkait operasional perusahaan berhenti saat Jaemin menyebut nama Haechan.
"Kau menyukainya?" Tanya Jaemin.
Sebelah alis Jeno terangkat, bertanya-tanya apakah konteks dari pertanyaan Jaemin yang satu ini.
"Maksudmu?" Tanyanya.
"Aku bertanya apakah kau menyukai Haechan-ku, Jeno?" Tatapan Jaemin yang tadinya terfokus pada dokumen kini beralih pada Jeno. Namun sepertinya hal itu tidak membuat Jeno takut, pria itu lantas tersenyum."Aku masih ingat kau mengatakan jika kau tidak masalah jika berbagi denganku, bukan?" pertanyaan Jeno membuat Jaemin berdecih, ia terlalu menggampangkan perasaannya waktu itu.
"Aku ingin kita memiliki peraturan tentang itu," ucap Jaemin.
"Aku tidak keberatan," Jeno tersenyum,
"Kembalilah bekerja, kita akan melanjutkan pembicaraan ini nanti," ucap Jaemin. Setelah itu Jeno keluar dari ruangan Jaemin.
Sementara itu, Haechan yang selesai membeli kopi pesanan Jaemin tak lupa mencicipinya untuk memastikan kopi itu aman dan sesuai dengan selera Jaemin. Ia mendapatkan perintah untuk itu. Anak itu berjalan masuk ke dalam gedung perusahaan, dan ia begitu ia masuk, hidungnya mencium dengan jelas aroma yang familiar.
"Orang itu," Haechan lantas segera menghampiri asal bau tesebut, dan benar saja dia menemukan sosok yang dia yakini sebagai kandidat terbaik sebagai pegawai perusahaan ini atau bisa jadi dia akan menjadi alat bagi Jaemin.
"Permisi," Haechan menepuk bahu pria yang lebih tinggi darinya itu, sosok itu adalah orang yang Haechan lihat saat acara pembukaan. Namanya Mark Antonio, Jeno sudah memberikan data singkatnya pada Haechan setelah memperhatikan CCTV di perusahaan saat hari pembukaan.
"Aku jadi terpikirkan membuat senjata dari dasar penemuan alat ini," Mark masih bergumam ketika ia membalikkan badan dan menatap Haechan yang lebih pendek darinya itu.
"Oh, kau hybrid?" Mark malah bertanya, namun pria itu terlihat sangat senang ketika melihat Haechan yang ke kantor dengan tampilan hybridnya,
"Hybrid cheetah sudah sangat jarang ditemui, bahkan populasinya hanya 1,4 persen di dunia sekarang. Bukankah dia bisa menjadi senjata paling bagus? Oh apakah dia hidup sendiri? Sepertinya akan sangat bagus jika aku bisa menjadikannya kelinci percobaan," isi kepala Mark sepertinya penuh akan hal-hal yang bisa dia lakukan kepada Haechan sebagai kelinci percobaannya.
Haechan tahu kalau Mark pasti sedang berpikir aneh-aneh, namun ia tak peduli. Anak itu tersenyum kemudian berkata, "Ikut aku," sambil berjalan mendahului Mark.
Mark mengikuti Haechan dibelakang, pikirannya masih berkecamuk akan membuat robot kloningan yang menyamai kekuatan hybrid cheetah, atau bahkan memasang alat pengendali agar bisa mengendalikan hybrid. Kaum hybrid memang sangat susah untuk diatur tanpa paksaan, dan sering kali paksaan itu malah membuat para hybrid kehilangan nyawa lebih dahulu sebelum berhasil dikendalikan.
Dan populasi hybrid yang pintar dan bisa bicara sepertinya mulai menurun dari tahun ke tahun, oleh karena itu kebanyakan dari mereka menjadi tidak berguna dan hanya menjadi budak.
![](https://img.wattpad.com/cover/349884623-288-k83342.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendezvous (Nahyuck) END
Hayran KurguJaemin ingin membalaskan dendamnya kepada orang yang telah merusak hidupnya, karena itulah ia membeli seorang hybrid dari penampungan terlarang untuk menjadikannya alat terbaik miliknya. Serta... peliharaan yang patuh. WARNING!! BXB Nahyuck Abuseme...