Prolog

30 20 0
                                    

Hallo semuaa👋👋
Selamat datang di lapak aku
Aku harap kalian suka sama ceritanya.

Oh ya cerita ini dibuat 100% dari pikiranku sendiri ya.

Kalau ada kesamaan tokoh atau karakter bahkan nama mohon maaf yaa karena ini juga namanya sebagian aku ambil dari temen aku dan sebagian aku mikir🙏🙏🙏

Untuk alurnya ini aku ambil sebagian dari temenku aku juga ambil sebagian dari pengalamanku maaf banget kalau ada alur yang sama 🙏🙏🙏

Aku harap kalian suka sama ceritanya 🤗🤗🤗

Kalau ada typo kasih tau yaa♥️

Jangan lupa tekan vote 🥀🥀🥀

Happy Reading All


;༊;༊;༊🥀🥀🥀

20 Juli 2020

Disebuah ruangan seorang gadis sedang menari sebuah tarian klasik yang berasal dari benua Eropa lebih tepatnya negara Italia tetapi berkembang di negara Prancis, yaitu tari balet.

Dengan alunan musik yang merdu dan lembut ditelinga membuatnya menikmati tarian tersebut.

Jika dilihat dari jauh seperti kotak musik yang bergerak menari-nari yah!

Miss Lana yang merupakan salah satu guru baletnya mengawasi bagaimana dengan gerakan baletnya dan memberi tahu bila ada yang salah dalam gerakan tersebut.

Gadis itu diminta untuk melakukan gerakan berputar sebanyak 32 putaran, tapi ia terjatuh berkali-kali saat diputaran ke-20 karena kehilangan keseimbangan.

"Sudah cukup istirahatlah dulu, kalau dilanjutkan bisa-bisa jari kakimu putus kita lanjutkan lagi besok." putus Miss Lana menghampiri gadis itu yang terjatuh karena kehilangan keseimbangan.

"Tidak Miss aku harus melanjutkannya aku pasti bisa." bantah gadis itu

"Oktaa dengarkan saya, kalau dibiarkan jarimu bisa putus lebih baik lanjutkan besok saja biar saya yang bicara sama orang tua kamu." ucap Miss Lana

Ya, gadis itu adalah Okta, Oktavian Malara Gantari Adhiyaksa.

Okta yang mendengar hal tersebut khawatir orang tuanya akan marah padanya karena tidak becus menyelesaikan 32 putaran tari balet.

Ia hanya bisa mengangguk pasrah dengan apa yang diucapkan Miss Lana.

;༊;༊;༊🥀🥀🥀

Sesampainya di rumah Okta langsung berhadapan dengan kedua orang tuanya yang menatap tajam dirinya.

"Kamu gimana sih nyelesain 32 putaran aja gak becus, kamu bisa banggain ibu sama ayah gak sih!" omel seorang wanita paruh baya yang berusia 35 tahun, ia adalah Utari Gestara Adhiyaksa, ibu Okta.

Okta yang mendengarnya hanya bisa diam menunduk tidak bisa berkata apa-apa.

"Kamu ikut saya!" Ucap seorang pria paruh baya yang berusia 40 tahun Genta Laksana Adhiyaksa, ia ayah Okta.

Okta mengikuti kemana ayahnya pergi ke sebuah ruangan yang tak lain ruangan kerja ayahnya.

"Kenapa kamu tidak bisa menyelesaikan 32 putaran?" tanya Genta

"Jawab Lara!"

"Yah, lara gak suka balet lara mau jadi pelukis lara cuman mau melukis ayah." ucap Okta

Genta mengangguk angguk paham seolah paham apa yang Okta inginkan.

"Kamu mau jadi pelukis?" tanya Genta

"Iya, lara mau jadi pelukis." jawab Okta sambil mengangguk-anggukkan kepalanya

"Baiklah, saya izinkan kamu untuk melukis tapi dengan syarat kamu harus tetap ikut les balet dan nilaimu harus sempurna mengerti!" ucap Genta dengan penuh penekanan.

;༊;༊;༊🥀🥀🥀

Haii👋
Panggil aku Dhee✔️
Not Thor, not kak❌

By the way makasih udah mau mampir dilapak akuu🤗

Kalau ada typo kasi tau dan kalau ada salah tulis kasi tau juga yaa karena aku juga masih belajar disini♥️

Tekan vote untuk mengapresiasikan hasil karyaku🥀

Semoga kalian betah ya disini🥀🥀🥀

TBC.

Oktavian:Gadis Malang, Amarah, Dan Dendam🥀🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang