13 Agustus 2020
"ANAK TIDAK BERGUNA!"
"MATI SAJA KAU!"
Terlihat seorang pria sedang mencambuk seorang gadis, ya pria itu Genta ia mencambuk putrinya sendiri menggunakan sabuk.
"S-shh sakit yah"
"RASA SAKIT INI TIDAK SEBANDING DENGAN KAMU MENCELAKAI KANAYA PUTRI SAYA!"
Genta terus mencambuk Okta dengan sabuknya, ia kesakitan bahkan dengan teganya pria itu memukul kepala Okta dengan balok kayu tidak lupa dengan membenturkan kepalanya ke tembok hingga mengeluarkan cairan berwarna merah dengan deras.
"A-ampun yah, tapi lara gak melukai Kanaya." ucap Okta dengan nada lirih dan lemah.
"Kamu pikir saya percaya dengan omonganmu, jelas-jelas kamu melukai putri saya Kanaya dengan tanganmu sendiri, saya melihat bagaimana kamu mendorongnya dari ke arah jalan raya dan sekarang kamu masih mau mengelak!" Ucap Genta dengan tatapan tajam dan menarik rambut Okta dengan kencang hingga membuat sang empu kesakitan.
"T-tapi lara gak ngelakuin itu." ucap Okta dengan suara yang sangat lirih hampir tidak terdengar.
Genta menarik rambut Okta dengan kencang memaksa gadis itu untuk berdiri dan menyeretnya ke arah kolam renang, malam itu juga Okta didorong oleh sang ayah untuk masuk ke dalam kolam.
"Mulai malam ini diam disini sampai besok dan tidak ada makan malam untukmu paham!"
Okta tidak bisa apa-apa ia hanya bisa menuruti apa yang ayahnya katakan.
Bayangkan dikegelapam tanpa cahaya matahari dengan udara yang dingin menusuk kulitnya secara paksa, dengan tubuh terluka dan berlumuran darah dipaksa masuk kolam yang begitu dingin tanpa makan malam.
;༊;༊;༊🥀🥀🥀
14 Agustus 2020
Pukul: 05:44
Mentari tiba mulai menyinari dengan sinarnya yang hangat membuat Okta terbangun untuk segera pergi ke kamar karena ia akan pergi ke sekolah.
Perlahan ia ke kamar, mulai mengganti baju dan menutupi luka itu dengen makeup yang ia punya agar tidak terlihat baik itu memar maupun luka sobek.
Setelah itu ia pergi ke bawah untuk ikut sarapan bersama keluarganya.
Okta menarik kursi untuk ikut sarapan, ia hanya sarapan dengan 2 lembar roti dengan selai blueberry kesukaannya dan minum segelas susu hangat.
"Hari ini saya tidak bisa mengantarmu ke sekolah saya harus mengantar Kanaya ke sekolah." ucap Genta selaku ayah Okta.
"Kenapa ayah tidak mengantarku kesekolah juga padahal sekolahku dan Kanaya searah fan satu sekolah? Oh atau karena ayah malu mempunyai anak sepertiku makannya ayah tidak mau mengantarku ke sekolah dan aku selalu diantar supir pribadiku."
"Jika kamu tahu saya malu mempunyai putri seperti kamu seharusnya kamu belajar lebih giat agar saya tidak malu mempunyai putri sepertimu, sudahlah tidak memiliki bakat bahkan nilaimu saja tidak pernah memuaskan, kamu tidak seperti Kanaya yang selalu membanggakan saya dan istri saya sehingga saya tidak malu untuk mempunyai putri sepertinya." ucap Genta
Okta yang mendengarnya menjadi tidak berselera makan. Jadi ini alasan ayahku malu mempunyai anak sepertiku, lalu kenapa bukan Kanaya saja yang anak kandung mereka ucap Okta membatin.
;༊;༊;༊🥀🥀🥀
Heyyo👉
Hehe gak tau mau ngetik apa
Cuman bisa ketik
Semoga kalian suka 🤗🤗🙃TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oktavian:Gadis Malang, Amarah, Dan Dendam🥀🥀
Mistério / SuspenseIngin menyampaikan sesuatu yang tidak dapat disampaikan kepada orang lain, tapi bagaimana cara menyampaikannya? Rasanya ingin melawan tapi tidak kuat, ingin pergi tapi tidak bisa. Bagaimana rasanya menjadi yang diabaikan? Menjadi sosok yang dianggap...