tetes darah

171 19 0
                                    

     Malam itu, langit yang kelam seolah menyelimuti Mansion The One. sekelompok orang menyusup melalui jalur bawah tanah yang gelap dan sempit, masing-masing anggota melangkah hati-hati, sadar bahwa satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal.

Di ruang komando, Jenderal helisma mengawasi dari jarak jauh melalui peralatan komunikasi canggih, memberikan arahan dan dukungan kepada timnya. "Chika, ingat, kita hanya punya satu kesempatan ini. Hati-hati dan pastikan setiap langkah terencana dengan baik."

Chika merespons dengan tegas, "Dimengerti, Jenderal. Tim, tetap fokus."

Saat mereka mencapai titik keluar di bawah mansion, suara langkah kaki penjaga di atas kepala mereka terdengar jelas. Chika memberi isyarat untuk berhenti, menunggu momen yang tepat untuk bergerak. Setelah beberapa menit yang terasa seperti seabad, suara langkah itu mereda.

"Pergantian penjaga selesai. Saatnya bergerak," bisik Chika. Tim bergerak dengan hati-hati, naik melalui pintu rahasia dan masuk ke dalam mansion.

Mereka bergerak menyusuri lorong-lorong gelap, memeriksa setiap sudut dengan teliti. Dalam bisikan yang hampir tak terdengar, Maya berkata, "Menurut peta, ONeil ada di kamar di ujung koridor ini. Shammy di kamar sebelahnya."

Chika mengangguk, "Kita bagi tim. ollan dan lia, kalian ikut aku ke kamar ONeil. jasson dan muthe, kalian ke kamar Shammy. Kita serang bersamaan."

Dengan langkah senyap namun cepat, mereka mendekati kamar-kamar target mereka. Chika memberi isyarat hitungan mundur dengan jarinya, dan pada hitungan ketiga, mereka menyerbu masuk.

Di kamar ONeil, Chika, ollan, dan lia menemukan ONeil sedang bersiap tidur. Dia terkejut melihat mereka dan langsung mengambil senjata. Chika bergerak cepat, menembak untuk melumpuhkan ONeil, tapi perlawanan sengit tak terelakkan. ONeil melawan dengan ganas, menyebabkan perkelahian sengit.

Di kamar Shammy, jasson dan muthe menemukan Shammy sedang berbicara melalui radio. Dia segera sadar akan ancaman dan mengambil pisau besar. jasson dan muthe menyerbu dengan tekad, tetapi Shammy bergerak lincah dan memulai serangan brutal.

Di tengah kekacauan itu, ollan dan lia bertarung mati-matian melawan ONeil. ollan berhasil menjatuhkan ONeil dengan tembakan yang presisi, namun dia terkena tembakan balasan yang fatal. lia, dengan air mata di mata, menembak ONeil untuk memastikan dia tak lagi bangun entah berapa peluru yang ia habiskan hannya untuk orang yang sekarat itu,  hatinya hancur melihat ollan tergeletak tak bernyawa, sementara chika memegangi lengannya yang tertembak.

Di kamar Shammy, pertempuran berlangsung sengit. muthe terkena serangan pisau yang dalam dari Shammy. Dengan segenap tenaga yang tersisa, jasson berhasil menembak Shammy, mengakhiri hidupnya. muthe tergeletak di lantai, darah mengalir deras dari lukanya.

Chika dan lia berlari ke kamar Shammy setelah mendengar suara tembakan. Mereka menemukan muthe mencoba menghentikan pendarahan jasson, tetapi luka itu terlalu parah. "muthe, bertahanlah!" seru jasson dengan suara tercekik oleh kesedihan.

muthe, dengan napas tersengal-sengal, memegang tangan jasson. "Lanjutkan tanpa aku...hentikan The Six...untuk Floren," katanya sebelum matanya tertutup selamanya.

Chika berlutut di samping muthe, hatinya dipenuhi rasa bersalah dan marah. "Kita tidak boleh berhenti sekarang. Kita akan menghentikan mereka, atau mati mencoba."

lia, meski diliputi kesedihan, mengangguk tegas. "Kita akan membalas kematian mereka."

HITAM DAN PUTIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang