Suara ponsel terdengar di pagi hari, saat Bianca baru saja selesai membuat sarapan pagi untuk dirinya.Ting..
Ting..
Ting..
Tanpa butuh lama, Bianca segera mengecek ponselnya yang sudah beberapa kali nada pesan masuk itu terdengar.
'Bianca, kamu sudah transfer uangnya??'
'Hari ini terakhir Mama bayar arisan di Bu Laras, jangan lupa transfer uangnya ya.'
'Ka, uang jajanku sudah kakak transferkan? Soalnya hari ini aku akan liburan bersama teman-temanku.'
Isi pesan yang sudah Bianca baca tidak membuatnya tersenyum senang, tetapi malah membuat dirinya semakin bingung dan pusing.
"Huft,, kapan anak ini bisa mandiri? Jalan-jalan sama teman-temannya saja harus minta uang jajan padaku, sudah tahu aku di Jakarta harus membayar kos-kosan dan makan sehari-hari." Keluh Bianca yang meletakan ponselnya di lantai, dan membuat dirinya hilang nafsu makan.
Bianca adalah anak pertama yang harus menanggung semua hutang yang di tinggalkan oleh Papanya, sebelumnya ia kerja di perusahaan Papanya. Namun naas hidupnya berubah drastis setelah keluarganya bangkrut dan Papanya meninggal dunia, kini Biancalah yang menjadi tulang punggung Ibu dan Adiknya.
Gaji yang dia dapatkan sekarang memang cukup tinggi, tapi setiap bulan dia harus mengirimkan uang untuk Ibu dan Adiknya yang sekarang tinggal dirumah eyangnya di Yogya. Dan Bianca juga harus menyicil hutang-hutang yang tersisa di bank.
Tidak hanya keluarganya yang hancur, percintaannya pun harus keikutan hancur juga. Dan membuat sifat ceria Bianca berubah menjadi dingin dan lebih banyak diam dari sebelumnya.
•
•
•
"Bianca, kamu disuruh datang keruangan Pak Randi." Jelas Feli teman satu timnya.
"Iya Fel." Singkatnya dan melangkah ke ruangan Pak Randi.
Setelah sampai di depan ruangan Pak Randi, Bianca pun segera mengetuk pintu ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Tanpa Bulan
RomansaBianca Agnesia, wanita cantik yang memeluk lukanya seorang diri.