ᯓ𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟎𝟐; 𝐁𝐄𝐑𝐊𝐄𝐍𝐀𝐋𝐀𝐍

6 3 0
                                    

• • •

   Terlihat remaja-remaja nakal tersebut terbaring lemas. Sedangkan remaja dengan rambut blonde tersebut menatap datar dan dingin. Dia kembali mulai membersihkan tubuhnya dari bercak darah kemudian meletakkan pisau yang ia pegang tadi tepat ditangan sang ketua.

   Sehingga sidik jari sang ketua pelaku terdapat disana. Siyon sempat terdiam tetapi dia langsung mundur, namun, sial dia tidak sengaja menjatuhkan buku rumus fisikanya.

   Sang remaja pun menyadarinya, Siyon pun langsung gemetaran lalu membalikkan tubuhnya sehingga membuat dirinya bertabrakan dengan remaja yang tadinya ada didalam kamar mandi pria.

   Siyon pun kaget, sedang remaja di depannya dengan ber-nametag "Thiago Gabrielle Abigail" tersebut menatapnya dengan dingin.

   Dia meletakkan jari telunjuknya didepan bibirnya, lalu melihat kesana-kemari. Setelah merasa aman dia langsung menarik Siyon juga tidak lupa mengambil buku Siyon yang jatuh tersebut.

   Mereka pergi menjauh dari kamar mandi pria yang dikunci tersebut. Hingga akhirnya mereka sampai di cafetaria sekolah dengan aman tanpa sedikit pun kecurigaan dari pelajar-pelajar lainnya.

   "Lu peserta baru ya, di yayasan Alexius ini?" tanya Thiago yang mengeluarkan handphone nya dari saku celananya.

   Siyon pun mengangguk menyetujui pernyataan tersebut. Thiago sendiri pun menyeringai tajam, kemudian memasukkan kembali handphonenya.

   "Untuk kejadian tadi. Lupakan saja~" ujar Thiago tersenyum mengerikan kepada Siyon yang mengangguk cepat atas hal itu.

   Siyon langsung memfokuskan pandangannya ke buku rumusnya. Walaupun tubuhnya sempat gemetaran akibat remaja dengan nama Thiago yang berada disebelah nya ini.

   Mereka telah sampai di tempat pengambilan makanan. Thiago langsung mengambilkan nampan, kemudian beberapa piring untuk mereka.

   Kemudian mereka mulai memilih makanan yang mereka minati untuk dimakan. Setelah selesai Siyon hendak menuju tempat duduk sendirian, akan tetapi Thiago langsung menariknya dengan kuat.

   Sempat membuat nya tersentak kaget. "Ayo ikut aku saja kutu buku. Kau kelihatan tidak memiliki teman sama sekali" ujar Thiago kemudian membawanya ke meja cafetaria yang tempat duduk nya dari sofa dan meja nya kaca.

   Itu adalah tempat VIP katanya. Hanya dibayar dengan harga 50K doang jika ingin duduk disana. Disana terlihat terdapat enam orang remaja yang sedang bercanda riang tanpa sesekali menyentuh makanan mereka.

   Layaknya mereka sedang menunggu seseorang untuk makan bersama. Siyon pun kebingungan, kenapa mereka harus ke bangku tersebut.

   "Hai guys!. Kenalin teman gua, motor Seon" ujar Thiago memperkenalkan Siyon sambil merangkul bahunya.

   Siyon yang mendengar namanya ditukar-tukar pun sontak melakukan pelecehan terhadap Thiago. Menendang masa depannya dengan begitu kuat, hingga membuat Thiago terbaring lemas.

   Beberapa teman-teman Thiago mencoba untuk menahan tawa sedangkan beberapa hanya terdiam menatap datar. Salah satu teman Thiago pun menggeserkan tubuhnya untuk memberikan ruang kepada Siyon.

   "Duduklah. Jangan malu-malu" ujar remaja manik emas dan surai coklat hazel kepada Siyon. Siyon tahu namanya adalah Gibran, benar murid yang tadinya membaca Al-Quran di kelas pada saat jam pelajaran dimulai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗲𝗷𝗮𝗿 𝗠𝗶𝗺𝗽𝗶 || 𝗕𝗼𝗕𝗼𝗶𝗕𝗼𝘆 𝗘𝗹𝗲𝗺𝗲𝗻𝘁𝗮𝗹 𝗔𝗨 || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang